Anak Tidak Rangking 1 Bukannya Tidak Cerdas

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 25 Juni 2019 09:06:46 WIB


ANAK TIDAK RANGKING 1 BUKAN TIDAK CERDAS Apakah anak kita mendapat rangking 1? Mungkin kita sebagai orangtua selama ini melihat kecerdasan anak berdasarkan ranking, tapi tahukah selama ini bunda salah, ada ilmu dan tips yang tepat mendeteksi kecerdasan anak lewat nilai rapor yang ada perhitungannya. Pasti orang tua juga sering melihat rapor anak seusai pembagian, tapi kadang hanya melihatnya saja, atau jika dapat ranking ya sudah dibiarkan saja. Padahal mengetahui kemampuan, kecerdasaan, potensi anak sangat penting juga, karena bisa dikembangkan dan didukung agar lebih maju dan lebih sukses nantinya. Akhir bulan Juni ini adalah penerimaan raport buat para putra-putri kita.Ada yang anaknya meraih prestasi mendapat rangking pertama,ataupun 10 besar di kelasnya.Bangganya bukan main.Namun ,apakah yang tidak mendapat rangking pertama, tidak anak yang cerdas? Tunggu dulu,jangan mudah menjatuhkan penilaian pada anak yang belum berprestasi,apalagi memarahinya dengan ungkapan yang menyakitkan hatinya...sayang sekali,ucapan kita akan melukai hatinya. Tips berikut barangkali memiliki sudut pandang yang mungkin berbeda. Namun jika perspektifnya sama, alhamdulillah. Raport adalah *Progress Report Pembelajaran* laporan perkembangan ananda selama satu semester dalam menempuh seperangkat materi pelajaran dan *bukan hasil akhir* Oleh karenanya saat menerima raport lakukan hal-hal berikut : 1. Tutup raport terlebih dulu ! Tanyakan kepada ananda Pelajaran apa yang ia sukai dan siapakah guru yg ia sukai. Ini akan berpengaruh terhadap nilai di dalam raport. Belajar adalah hasil kerja mental emosional (EQ) yg kemudian mengarahkan kemampuan kognitif nya (IQ) untuk meresponnya untuk memperoleh nilai-nilai belajar. 2. Buka raport ananda. Fokus kepada nilai tertinggi yang ada di raport. Coba cek adakah signifikansi dengan pelajaran yang diminati anak dan guru nya yang dia sukai. *Fokuslah kepada nilai* karena disitulah kelebihan ananda. Itulah anugerah terindah dari Tuhan Allah yg diberikan. Terima dan berikan senyuman dan ucapan dengan kalimat yang berisi pujian, apresiasi dan penghargaan dengan tulus kepada ananda atas prestasinya. 3. Perhatikan nilai nilai yang tertinggi dan nilai nilai pelajaran yang rendah. Perhatikan pembagian secara sederhana untuk memudahkan memetakan Oka (otak kanan) dan Oki (otak kiri). Kelompok pelajaran *otak kiri* (matematika, IPA/sains, fisika, kimia, biologi, teknik dll).*Otak Kanan* ( bahasa, seni, IPS,) Jika ananda dominannya di Oki maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kiri. Demikian sebaliknya. Raport Ini juga bermanfaat untuk deteksi kecerdasan sekaligus penjurusan. Jangan sekali kali memaksakan anak yang dominan di pelajaran otak kanan, misalnya, untuk kuliah / sekolah menengah di jurusan golongan otak kiri semisal Matematika, IPA , kedokteran, teknik dll . Selain kasihan kepada anak, karena menjadi beban, juga kecerdasan anak memang bukan disitu,akhirnya hasilnya/prestasinya menjadi kurang maksimal. 4. Tanyakan kepada ananda, nilai pelajaran apa yang rendah, mengapa bisa terjadi dan bagaimana solusinya untuk selanjutnya ! Ini sekaligus berguna bagi penguatan fondasi jiwa dan mental anak. Melatih anak agar ia menerima diri apa adanya. Memaafkan diri dan ikhlas atas kekurangan kita sbg hamba Alloh yg lemah, kurang, sehingga memotivasi diri untuk memperbaiki. Kecerdasan spiritual (SQ) dan keimanan yg kokoh dibangun dg melihat diri bahwa manusia memiliki sekian banyak kelebihan sekaligus kelemahannya. Maka latihlah ananda untuk belajar menerima diri apa adanya. 5. Jangan sekali kali membandingkan ananda dengan anak lain!* Karena anak anda adalah unik, berbeda dan hanya satu didunia, tidak ada duanya. Allah sudah memberi fitrah terbaik, juga bakat, minat, kecerdasan, modalitas belajar dan potensi yang khas yang berbeda dengan anak lain. 6. Berhentilah anda menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan ! Ketika kita menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya TIDAK !! • Saat anak anda mencintai membaca maka mereka menguasai banyak pengetahuan, tidak peduli apakah mereka punya ranking baik atau buruk. • Saat anak anda bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester atau per semester untuk diperbandingkan antara anak satu dengan anak lainnya. • Saat anak anda tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas • Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik • Saat anak anda punya semangat juang maka itulah kunci sejatinya kesuksesan hidup. Dan ini semua tidak bisa diranking. Jika anda fokus pada ranking maka anda akan kehilangan nilai-nilai yang hakiki dalam pendidikan. Kalau anda harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah maka “kompromi” anda adalah, usahakan anak anda selalu naik kelas dan bergairah menjalani aktivitas sekolahnya. 7. Maknai nilai raport anak anda hanya sebagai salah satu indikator untuk tahu mana titik lemahnya, mana titik unggul ... Semoga dengan raport yang bapak ibu terima, semakin memotivasi untuk tumbuh kembangnya potensi dan kecerdasan serta bakat minat ananda ! Buku Raport ananda bukan catatan amal baik dan buruk hari akhir nanti, yang tidak bisa diperbaiki.Raport bukan hasil akhir, ia adalah catatan hasil belajar ananda yang masih bisa dievaluasi dan diperbaiki ! Semoga bermanfaat untuk kita semua.