Minimnya jumlah sekolah di Daerah terpencil harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah

Minimnya jumlah sekolah di Daerah terpencil harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah

Berita Utama DENY SURYANI, S.IP(Sekretariat DPRD Prov. Sumbar) 16 Oktober 2017 16:13:53 WIB


PADANG-  Ketiadaan sekolah pada daerah yang sulit diakses masih PR oleh kota Padang pasalnya hal tersebut dapat berdampak buruk terhadap perkembangan generasi penerus terutama anak-anak.

Hal tersebut, terungkap saat Anggota DPRD Sumbar fraksi Golkar Afrizal mengikuti acara tradisi Bukak Kapalo Banda di tampat taman sati, kecamatan Koto Tangah , Kelurahan Padang Sarai,

"Pada saat ini, Kelurahan Padang Sarai hanya memiliki empat Sekolah Dasar (SD). Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak ada. Pemerintah Kota Padang harus menindaklanjuti hal tersebut agar anak- anak tidak jauh pergi sekolah" ujar, Afrizal.

Dewan yang juga ketua Komisi III ini menyampaikan, setiap anak yang lulus dari Sekolah Dasar dari wilayah Padang Sarai, banyak yang melanjutkan pendidikan menengah ke wilayah Padang Pariaman, hal tersebut akan memberatkan masyarakat secara ekonomi. Apalagi di Daerah Padang Sarai banyak yang berekonomi lemeh.jelasnya

Menurutnya hal lain yang harus diperhatikan di  daerah tampat satu Padang Sarai  adalah infrastruktur jalan yang konturnya masih tanah yang bergelombang dan minim lampu penerangan.

"Kita akan menganggarkan Rp 1,4 miliar untuk pengaspalan jalan taman sati Padang Sarai Memalui pos dana pokok  pikiran Dewan dan 2018 yang akan segera di realisasikan" ujar, Dewan yang juga Dapil kota Padang tersebut.

Ia mengatakan , Padang Sarai merupakan Pintu masuk dari daerah Utara Kota Padang, seharusnya memiliki akses yang bagus sampai ke daerah dalamnya, sekarang ada jalan yang belum beraspal sepanjang 1 kilo meter,katanya .

Pada kesempatan tersebut , Afrizal yang selaku urang sumando Padang Sarai, dianugerahi gelar Sutan Satu oleh LKKAM Kecamatan Koto Tangah dan menyerahkan santunan kematian sebesar Rp 500.000 bagi salah seorang masyarakat tampat sati.

Sementara itu, Safri tanjung rang kayo basa pemangku adat 10 suku tampat sati Mengungkapka apresiasinya kepada Afrizal, pasalnya pemberian gelar Sutan sati tidak terlepas dari jasa jasa beliau yang memperhatikan masyarakat tampat sati.

"Semoga dengan gelar tersebut ,Afrizal semakin amanah dalam memperjuangkan masyarakat tampat sati yang mayoritas berekonomi lemah" Ujarnya.

Ia mengatakan, setelah pemberian gelar terhadap Afrizal akan dilanjutkan dengan acara penyembelihan satu ekor kerbau. Acara tersebut merupakan rangkaian acara tradisi buka Kapalo Banda yang bertujuan untuk menolak bala.

Acara tradisi tersebut telah berlangsung turun temurun, dan sampai sekarang masih dilaksanakan oleh masyarakat sedangkan anggaran yang digunakan untuk membeli kerbau merupakan swadaya dari anak kemanakan 10 suku dari tampat sati.*Publikasi (dprd.sumbarprov.go.id)