Menikmati Hidup dengan Banyak Membaca

Menikmati Hidup dengan Banyak Membaca

Artikel () 30 Januari 2017 04:51:19 WIB


Dengan semakin pesatnya kehidupan umat manusia, yang diikuti kemajuan teknologi, perubahan budaya, gaya hidup instan, dan lainnya, menyebabkan banyak orang mengalami disorientasi hidup. Mereka tidak tahu bagaimana menjalani hidup. Ketika kondisi mereka dalam kesulitan, rasanya hidup tak berguna, seakan melihat ketidakadilan yang menganga.

Maka banyak bermunculan penasehat spiritual, motivator, coach, dan berbagai profesi yang berguna untuk membantu orang-orang yang seakan perlu mendapatkan pencerahan yang ekstra. Hal ini tidak salah, dan profesi sebagai motivator, coach, guru kehidupan dan lainnya juga tidak salah. Yang salah adalah orang yang mengalami disorientasi namun tidak memiliki kemauan untuk berubah.

Allah SWT berfirman dalam surat AR Ra’d ayat 11 yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Oleh karena itu, orang-orang yang mengalami disorientasi perlu mengubah diri mereka sendiri dengan usaha yang dilakukan sendiri. Salah satu usaha tersebut adalah dengan banyak membaca. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5)

Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah juga merupakan mukjizat kenabian. Teristimewanya, Al Quran haruslah dibaca, baru akan diketahui hakikat mukjizat tersebut. Maka jika orang yang sering membaca Al Quran (tilawah), ia akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak. Belum lagi jika membaca terjemahannya. Dan lebih jauh lagi, membaca tafsirnya.

Semakin banyak membaca (tilawah) Al Quran, membaca terjemahan Al Quran, membaca tafsir Al Quran, akan semakin banyak rahasia hidup yang bisa diketahui manusia. Termasuk untuk menikmati hidup. Selama ini banyak orang yang hidup menurut hawa nafsu dia sendiri, dan ternyata tidak bisa menikmati hidupnya. Apalagi jika ternyata hidupnya susah, baik susah dalam arti miskin maupun susah dalam arti spiritual.

Dan tidak hanya membaca Al Quran, hadits pun banyak yang perlu dibaca agar seorang muslim tidak mengalami disorientasi dan bisa menikmati hidupnya. Banyak hadits yang isinya bagaimana seseorang bisa mendapatkan ketenangan hidup, kenikmatan hidup, dan sejenisnya. Hadits ini harus dibaca. Tidak bisa mengandalkan peran penceramah semata, baik langsung maupun melalui saluran video misalnya.

Tidak heran jika generasi sahabat adalah generasi umat Islam yang terbaik pernah ada. Karena mereka banyak mengetahui tentang Al Quran dan hadits. Dan bagi generasi umat Islam saat ini, mengetahui Al Quran dan hadits serta berbagai ajaran Islam yang bisa menjadikan hidup itu terasa nikmat adalah dengan banyak membaca.

Sayangnya, budaya membaca di kalangan umat Islam terbilang rendah. Misalnya saja di Indonesia, masih banyak orang di Indonesia yang tidak membaca 1 buah buku dalam 1 tahun. Maka tidak heran jika untuk membaca buku saja masih minim, korelasinya dengan kebahagiaan kurang lebih bisa disamakan.

Jika melihat data lain yang dirilis oleh PEW Research Center tentang angka rata-rata orang bersekolah formal berdasarkan agama, umat Islam ada di urutan ke-5 setelah Yahudi, Kristen, Tidak beragama, Budha. Umat Islam hanya lebih unggul dibanding umat Hindu. Angka yang diambil adalah berasal dari orang dewasa yang berumur 25 tahun atau yang lebih tua pada tahun 2010.

Jika dilihat angka rata-ratanya, Yahudi 13,4 tahun, Kristen 9,3 tahun, Tidak beragama 8,8 tahun, Budha 7,9 tahun, Islam 5,6 tahun, Hindu 5,6 tahun. Tidak beragama dalam sumber datanya disebut sebagai Unaffilited, saya terjemahkan sebagai “tidak beragama” karena tidak berafiliasi kepada agama manapun.

Dengan demikian, bisa semakin dipahami jika kondisi umat Islam hari ini sedang terpuruk. Hal ini lantaran masih kurangnya umat untuk mau membaca. Membaca sebenarnya bisa diartikan secara luas, seperti membaca alam, membaca kejadian yang dialami sehingga bisa direnungi, dan lainnya.

Di luar Al Quran dan Hadits, sangat banyak buku-buku yang bisa membuka pandangan yang mungkin selama ini sempit. Dengan terbukanya pandangan, akan didapat pemikiran baru yang mungkin saja bisa menjadikan seseorang menikmati hidupnya dengan lebih baik.

Menikmati hidup bukan dalam konotasi negatif. Tetapi justru konotasi positif. Sedangkan untuk konotasi positif saja masih banyak orang tidak melakukannya. Semoga kita bisa menikmati hidup dengan mendapatkannya dari berbagai bahan bacaan. (efs)

Foto ilustrasi: freefoto.com