Maulid Nabi

Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 24 Maret 2015 04:33:47 WIB


Kata maulid atau milad berasal dari bahasa Arab yang berarti hari lahir. Peringatan Maulid Nabi merupakan perayaan harilahirnya Nabi Muhammad SAW. Upacara ini merupakan penghargaan dan penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW dan sekaligus untuk mensyiarkan Agama Islam.

Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallamadalahutusan Allah dan rahmat bag isekalian alam.Nabi Muhammad SAW adalah nikmat terbesar dan anugerah teragung yang Allah berikan kepada alam semesta. Beliaulahir disaat manusia berada dalam kegelapan syirik, kufur, dan tidak mengenal Rabb pencipta mereka. Manusia mengalami krisis spiritual dan moral yang luarbiasa. Nilai-nilai kemanusiaan sudah terbalik saat itu.

Nabi Muhammad lahir di zamanjahiliyah. Saat itu penyembahan terhadap berhala-berhala merupakan suatu kehormatan, perzinaan dianggap suatu kebanggaan, mabuk dan berjudi adalah kejantanan, merampok serta membunuh dianggap suatu keberanian. Di saat seperti ini rahmat Illahi memancar dari jazirah Arab. Disaat seperti itu lahirlah seorang Rasul yang ditunggu oleh alam semesta untuk menghentikan semua kerusakan ini dan membawanya kepada cahaya Illahi. Kelahiran makhluk mulia yang ditunggu jagad raya membuat alam tersenyum, gembira dan memancarkan cahaya, yaitu Muhammad SAW.

Karena semua alas an tersebut, tentu sangatwajar kita memperingat Maulid Nabi Muhammad SAW. Ummat muslim di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia secara nasional harikelahiran Nabi Muhammad SAW dijadikan hari libur nasional. Di Sumatera Barat peringatan Maulid Nabi juga disambut gembira dengan mengadakan berbagai kegiatan.

Khusus di Kabupaten Padang Pariaman, prosesi peringatan Maulid Nabi lebih spesifik lagi. Biasanya peringatan Maulid Nabi diawali dengan cara malamang (membua lemang ketan). Selanjutnya masyarakat menyiapkan jamba (baki besar) berisi aneka makanan, untuk acara makan bajamba (makan bersama) di mesjid atau mushalla. Tak lupa juga disiapkanbungo lado (ranting kayu berisi uang) sebagai sedekah dari masyarakat. Usai makan bajamba acara dilanjutkan dengan berzikir, berdoa dan membaca shalawat Nabi.

Semua kegiatan tersebut bernilai positif dan sangat besar artinya bagi masyarakat dan syiarnya agama Islam. Setiap pelaksanaan acara tersebut di Padang Pariaman biasanya selalu ramai dan meriah. Ini menunjukkan perhatian yang besar masyarakat Padang Pariaman terhadap agama. Acara tersebut jugamakin memperkuat hubungan silaturahmi antar masyarakat. Dana-dana untuk kegiatan keagamaan atau pembangunan prasarana ibadah seperti Mesjid atau Mushalla, pada saat-saat seperti inilah banyak terkumpul.

Namun ada sedikit catatan yang perlu diingat, bahwa peringatan dan perayaan mauled Nabi hukumnya tidak wajib, tidak ada satupun hadits atau dalil yang mewajibkannya. Boleh saja acara peringatan mauled Nabi merupakan tradisi turun temurun di suatu daerah, tetapi kita harus tetap memahami bahwa hukumnya tidak wajib, agar tidak salah faham dan salah mengartikannya.

Peringatan Maulid Nabi di Padang Pariaman biasanya berlangsung berbulan-bulan, dan dilaksanakan secara bergantian oleh masing-masing daerah. Karena berlangsung lama di masjid dan mushalla, dikuatirkan kegiatan shalat fardhu di masjid-mesjid dan mushalla tanpa sengaja di nomor duakan, apalagi jika sampai terabaikan. Dalam masyarakat kita, disadari atau tidak hal ini sering terjadi. Aktifitas ibadah wajib (fardhu), sering terlalaikan oleh kegiatan lain.

Kita tentu berharapacara Maulid Nabi bias menjadi syiar agama Islam dan sekaligus menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai model dan teladan bagi hidup kita. *** (Irwan Prayitno)