Silaturahmi antara silat Minangkabau vs silat Sunda

Berita Utama () 21 November 2014 03:12:24 WIB


AGAM, Sumbar--Sebanyak 9 aliran silat dari Minangkabau, beradu dengan 7 aliran pencak sunda dari 5 perguruan pencak. Dua jenis cabang oleh raga yang merupakan ciri khas budaya dari dua daerah ini ditampilkan di Aia Angek Cottage, Jalan Raya Padang Panjang-Bukittinggi KM 6, Selasa (11/11) lalu.

 Sembilan dari aliran yang ditampilkan pada saat itu diantaranya, silat kurambi, sungai patai, pauh, kumango, sitaralak, tuo, batumandi, paingan dan sunua. Sementara, 7 aliran pencak Sunda yakni cimande, bela, sang saka buana dan panglipur.

 Gubernur, Irwan Prayitno menyampaikan, bahwa adanya kesamaan antara silat minang dengan silat sunda. Ini terlihat dari gerakan  dan jurus yang ditampilkan dari kedua daerah. Acara seperti merupakan salah satu langkah dalam memelihara dan melestraikan kebudayaan bangsa, khususnya bagi silat minang sendiri.   

 Dengan itu, ia juga menghimbau dan menyarankan kepada Bupati/Walikota agar mendorong para anak-anak dan kaum muda agar mempelajari silat dengan sungguh-sungguh.

 “Sama-sama kita ketahui, saat sekarang anak-anak dan kaum muda minang sudah jarang untuk mengetahui tentang silat, dan yang menggeluti silat tersebut. Hanya orang-orang tua saja, jadi apabila nanti saat nanti orang-orang tua tersebut sudah tidak ada maka ilmu silat tersebut pun akan ikut punah, karena ilmu silat tersebut tidak tertulis dan itu merupakan sebuah kerugian bagi budaya Minangkabau,” Ucap Irwan.

 Sedangkan, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon yang juga hadir dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa, Silat bukan hanya sekedar beladiri saja, namun silat mampu juga membentuk karakter building.

 “Karakter Building hanya bisa didapat pada budaya dan sejarah, apabila ingin mengembangkan diri, maka kita harus mampu membentuk karakter building tersebut. Apalagi dengan menghadapi era globalisasi dan silat merupakan salah satu benteng dalam menghadi hal tersebut,” ungkapnya.

 Selain itu Fadli Zon yang juga sebagai budayawan ini juga menyebutkan kegiatan ini sebagai ajang pertukaran informasi antara silat minang dan sunda. Karena, banyak kesamaan dalam silat, seperti dalam gerakan jurus harimau dan yang lainnya.

 Sementara, Bupati Kabupaten Agam, Indra Catri menyampaikan, pertemuan dua jenis bela diri ini merupakan 2 akar dari perkembangan silat di indonesia. Sehingga, dengan pertemuan ini melahirkan dan membentuk peradaban dan akar persilatan yang kedepan harus tetap dipertahankan.

 “Acara seperti ini diharapkan menjadikan titik mula kebangkitan silat, dan sudah saatnya untuk membangkitkan kembali silat yang selama ini dikatakan dengan mati suri,” ungkapnya. 

(Humas Sumbar)