BURUNG HANTU PUN IKUT MENJAGA LAHAN PETANI KITA
Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 22 September 2014 08:18:12 WIB
Sebutlah burung hantu, maka yang teringat adalah kesan mistisnya. Wujudnya cukup menyeramkan. Matanya yang bulat besar, serta tumpukan bulu di dahinya semakin menambah efek horror ketika melihat sosok si burung hantu. Masyarakat Inggris percaya bahwa jika kita membakar telurnya hingga menjadi abu, bisa jadi ramuan untuk memperbaiki penglihatan. Begitu juga di India, jika kita memakan matanya, penglihatan kita akan membaik. Begitulah mithosnya si burung hantu. Budaya Yunani dan Romawi percaya kalau burung hantu adalah jelmaan penyihir yang gemar menghisap darah bayi. Ada juga yang percaya kalau hewan ini bertugas menyampaikan pesan para penyihir. Ketika kita mendengar suaranya, itu berarti ada seorang penyihir yang mendekati kita.
Dalam legenda Afganistan, burung hantulah yang membawakan batu api dan besi kepada masyarakat Afganistan. Sehingga, mereka bisa membuat api.Masyarakat Greenland bahkan percaya bahwa burung hantu adalah simbol kepemimpinan dan penolong.
Tapi tahukah kita bahwa si burung hantu itu adalah “sahabat petani”. Mengapa? Karena salah satu musuh bebuyutan tikus adalah burung hantu. Burung hantu berburu aneka binatang seperti serangga, kodok, tikus, dan lain-lain. Sebagai predator alam, burung hantu jenis Serak Jawa merupakan pemburu tikus yang paling populer dan andal, baik di perkebunan kelapa sawit maupun di pertanian padi. Dalam pertanian, sepasang burung hantu bisa melindungi 25 hektare tanaman padi.Dalam waktu satu tahun, satu ekor burung hantu dapat memangsa 1300 ekor tikus.Karena itu mulai banyak petani maupun perusahaan pertanian yang menggunakan burung hantu untuk menanggulangi serangan tikus. Burung hantu lebih efektif dibandingkan pengendalian tikus menggunakan racun tikus, gropyokan (perburuan tikus melibatkan banyak orang secara bersama-sama dan serempak) dan lain-lain.
Burung hantu jenis barn owl bisa makan hingga 1.000 ekor tikus setiap tahun, dan banyak petani mencoba mengundang burung ini untuk membantu mengendalikan populasi tikus di lahan pertanian. Dari segi biaya, pengendalian serangan tikus menggunakan burung hantu lebih rendah 50 persen dibandingkan penanggulangan tikus secara kimiawi.
Sarang terutama dibuat di lubang-lubang pohon, atau di antara pelepah daun bangsa palem. Beberapa jenis juga kerap memanfaatkan ruang-ruang pada bangunan, seperti di bawah atap atau lubang-lubang yang kosong. Bergantung pada jenisnya, bertelur antara satu hingga empat butir, kebanyakan berwarna putih atau putih berbercak.(Pinto Janir)