MERI SOSITA: PHT BUKA POLA PIKIR KAMI PADA LAHAN DAN TANAMAN
Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 22 September 2014 08:56:49 WIB
Ternyata SL PHT tak saja memberi tahu kami soal pengendalian hama dan penyakit tanaman, melainkan juga membentuk kepribadian dan hidup petani yang mandiri serta mapan. Kami juga diberi tahu bagaimana cara pemanfaatan lahan secara maksimal
Ibu dua anak ini sudah lama ingin ikut Sekolah Lapangan PHT. Ia sudah lama mendengar kisah sekitar suksesnya para petani PHT dalam bertanam dan menanggulangi hama dan penyakit tanaman. Ketika ia mendengar kabar tentang adanya program SLPHT, maka ia cepat-cepat untuk mendaftarkan diri dan memenuhi segala persyaratannya.
Ia tamatan SMA 1 Ampekangkek Canduang. Tinggal di Sungaiangek Simarosok Baso Agam.
Ibu muda itu, Meri Sosita namanya. Usianya 29 tahun. Ia istri dari Asnel 38 tahun.
Maka berkisahlah Meri seputar SLPHT….
“ Awak ka sawah sajak kelas limo SD, kasawah manolong urang gaek. Sajak kelas duo SD, awak lah ditinggal ayah untuk selamanya. Awak anak nomor duo. Awak mulai ikut SLPHT pada 20 Mei 2014 sampai Oktober 2014 ko. SLPHT tu rancak bana!
Dulu batani yo sabana batani sajo. Yo caro-caro awak sajo. Adoh hama dibari racun atau pestisida. Pupuk dibali pulo. Baitulah adonyo. Awak batani tanpa ilimu. Tanpa pengetahuan yang benar. Bagaimana cara mengendalikan hama ya, bentuk yang sudah-sudah saja. Pengetahuannya ya pengetahuan turun temurun.
Ternyata SL PHT tak saja memberi tahu kami soal pengendalian hama dan penyakit tanaman, melainkan juga membentuk kepribadian dan hidup petani yang mandiri serta mapan. Kami juga diberi tahu bagaimana cara pemanfaatan lahan secara maksimal. Dan setelah sedikit mengetahui SL PHT, ternyata manfaat yang kami peroleh sangat besar sekali. Bila dulu di sawah hanya bertanam padi, sekarang tak begitu. Di sawah banyak bisa ditanam berbagai jenis tanaman . Pematang sawah kami manfaatkan untuk bertanam tumbuhan yang dibutuhkan oleh dapur, seperti bawang, slederi, cabe dan lainnya.
Dulu, jerami dipanggang, kini tidak.Jerami diolah menjadi kompos. Dengan begitu kami tak lagi membeli pupuk. Tak membeli pupuk berarti mengurangi ongkos produksi bertanam.
Kini, setlah SL PHT awak lebih mengenal soal hama dan penyakit tanaman. Mengatasi hama dan penyakit tanaman menjadi tidak sulit-sulit amat karena bahan untuk mengatasinya ada di sekitar kita.
SLPHT membuka ruang pikiran kami.Membuka pola pikir kami terhadap lahan dan tanaman. Ya, terimkasih banyak Dinas Pertanian yang telah memberikan banyak program kemajuan pada kami para petani ini….(Pinto janir)