ZEDRIWAMAN PHT MENCERAHKAN KEHIDUPAN PETANI
Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 23 September 2014 06:12:09 WIB
Dulu konsep bertaninya sederhana sekali, yakni kalau datang hama kita basmi saja. Sekarang konsepnya sudah berganti, dari dibasmi menjadi dikendalikan.
Petani yang satu ini merasa hidupnya makin bersinar dan berharapan cerah sejak ia mengikuti SLPHT pada tahun 2007. Zedriwan namanya. Usianya 53 tahun. Bapak beranak dua beristri satu ini memiliki lahan sawah seluas 1 hektar dan lahan gambir 1,5 hektar.
Dulu ia bertani secara konvensional, yakni cara-cara lama sesuai pengetahuan yang diajarkan secara turun temurun dari orangtuanya. Dulu konsep bertaninya sederhana sekali, yakni kalau datang hama kita basmi saja. Sekarang konsepnya sudah berganti, dari dibasmi menjadi dikendalikan.
“Dulu penyebaran benih secara tradisional, tanpa ada pengetahuan yang benar soal perbenihan. Setelah mengikuti SLPHT iklim metode SRI ( sistem rice intensivication/ padi tanam sabatang) tahun 2007 tingkat kecamatan Mungka, pengetahuan saya soal perpadian menjadi kian masak saja”, kata Zed seraya mengatakan bahwa pada masa itu ada 2 kelompok tani yang mengikuti pelatihan tersebut yakni Kelompok Tani Simpang Tigo Kenanga dan Kelompok Tani Saiyo Rambek.
“ Dari SLPHT saya menjadi tahu bagaimana cara pengendalian hama, apa fungsi PHT, bagaimana cara pengolahan tanah dengan baik dan benar sampai padi pasca panen”, ujar Zed petani asal Jorong Dusun Nanduo Nagari Simpangkapuk kecamatan Mungka kabupaten 50 Kota.
Apa kemanfaatan PHT?
“ Manfaatnya, sampai sekarang saya tak lagi memakai konsep membasmi hama, tapi mengendalikan hama. Hama bila dibasmi tak akan pernah habis, obatnya adalah hama untuk dikendalikan bagaimana supaya yang ia serang bukan tanaman kita. Pembasmian itu memang pemusnahan tapi ujungnya tak bisa dimusnahkan, bahkan hama menyerang makin menjadi-jadi. Bahkan tambah ganas lagi. Ketika walang sangit kita semprot dengan racun pestisida, mati satu ekor yang datang justru 30 ekor. Untuk itu mari kita mengendalikan hama. Kita alihkan perhatian hama ke nan lain saja. Saya tak lagi mengenal pestisida, yang saya kenal adalah sesuatu yang berbau organik. Terasa benar bagi saya bah PHT mencerahkan kehidupan petani…”, kata Zed yang tampak kuat, kekar dan bertubuh sehat.
“ Ya. Konsep pengendalian hama dalam PHT itu , sejauh yang saya tahu dan saya praktikkan artinya adalah mengalihkan perhatian hama itu sendiri. Hama kita kendalikan supaya tak memakan padi. Tapi kita alihkan supaya memakan keong emas yang sudah kita taruh di atas sabut kelapa yang kita letakkan di persawahan. Banyak cara mengatasi walang sangit, bisa juga dengan bangkai perut ayam yang kita taruh di atassabut atau di dalam botol aqua. Bila ia masuk ke botol aqua itu ia kan terkurung dan lalu mati sendiri”, jelas Zed yang mengakui sejak SLPHT hasil produksi padi dan pendapatannya meningkat bagus.(Pinto Janir)