Akses Daerah Terdampak dan Terisolir Masih Sulit, Pemprov Sumbar Paparkan Upaya Pemulihan Komunikasi

Akses Daerah Terdampak dan Terisolir Masih Sulit, Pemprov Sumbar Paparkan Upaya Pemulihan Komunikasi

Berita Utama Havina Mirsya \'afra, S. Sos.(DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK) 50 menit yang lalu


Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menyampaikan perkembangan penanganan bencana dalam konferensi pers di Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (03/12/2025). Hingga hari ini masih terdapat sejumlah daerah terdampak yang sulit dijangkau karena putusnya akses jalan, longsor susulan, serta gangguan jaringan komunikasi yang belum sepenuhnya pulih. Kondisi tersebut membuat pendataan dan distribusi bantuan di beberapa lokasi berjalan lambat dan membutuhkan penanganan ekstra.

Kepala Dinas Kominfotik Sumbar, Rudy Rinaldy, menjelaskan bahwa Dashboard Satu Bencana kini menjadi pusat integrasi data kebencanaan, namun dinamika di lapangan membuat proses pengiriman laporan tidak selalu lancar. Ia menyebutkan bahwa pembaruan data dilakukan setiap hari pukul 09.00 dan 21.00 WIB. Meskipun menghadapi banyak rintangan, dashboard ini terus dimaksimalkan dengan sebaik mungkin.

“Sebagian wilayah masih terputus, sehingga petugas harus menempuh jalur alternatif atau menunggu cuaca membaik agar data bisa masuk. Mudah-mudahan dalam satu sampai dua hari ke depan alur datanya lebih stabil,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Padang, Helmi, memaparkan bahwa kerusakan infrastruktur telekomunikasi masih cukup luas. Ia menjelaskan bahwa 154 BTS terdampak di 13 kabupaten/kota, dengan gangguan terbesar akibat padamnya listrik dan kerusakan transmisi. Komdigi telah mengirimkan 32 perangkat Starlink yang saat ini menunggu proses aktivasi di BPBD Sumbar sebelum dapat disalurkan ke posko yang membutuhkan.

“Ada wilayah yang benar-benar blank spot dan hanya mengandalkan perangkat darurat. Kami berharap layanan yang terputus ini bisa segera kembali berfungsi, karena komunikasi sangat menentukan kecepatan penyaluran bantuan,” katanya.

Berdasarkan pembaruan Dashboard Satu Data Bencana pada pukul 09.00 WIB per 3 Desember 2025, sebanyak 16 kabupaten/kota dan 50 kecamatan terdampak dengan total 194 jiwa meninggal dunia, dimana 161 di antaranya telah teridentifikasi. Selain itu, sebanyak 216 jiwa masih hilang, 111 jiwa mengalami luka, dan 20.990 jiwa masih mengungsi. Kondisi ini berpotensi bertambah karena proses pendataan yang masih berlangsung di tengah sulitnya akses ke daerah-daerah terisolir.

 

Sementara, untuk kerusakan infrastruktur, kerusakan permukiman mencapai 4.223 unit. Sejumlah titik yang mengalami kerusakan berada di wilayah yang hingga kini akses jalannya terputus, membuat penyaluran logistik dan layanan kesehatan tidak bisa dilakukan secara cepat. Tim gabungan melaporkan bahwa beberapa nagari dan jorong masih terisolir dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki dengan jarak tempuh yang jauh, sehingga proses evakuasi dan pendataan masih memerlukan waktu berlapis. (hm/Diskominfotik Sumbar)