AKU BANGGA JADI ORANG PADANG?
Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 13 Desember 2013 04:23:05 WIB
Bukannya saya berpikir sempit, tidak. Tidak begitu pula adanya. Bagaimanapun juga, si Padang mesti membangkitkan kebanggaannya sebagai orang Padang. Jangan pernah 'risi' untuk mengakui diri sebagai orang Padang. Sering benar saya mendengar ketika seseorang berkata; " ambo urang Padang, tapi kami babalahan ka Solok!". Bagaimana caranya mengakui diri sebagai orang tanpa pakai "tapi" itu tadi.
Entah bagaimana pula asal mulanya, opini itu sejak lama sudah kuat saja membengkak, bahwa orang asli Padang itu adalah orang Nias. Saya yakini ini adalah opini yang sangat sesat dan keliru. Barangkali saja ini opini adalah bentukan penjajah Belanda yang ingin merontokkan rasa kepercayaan diri orang Padang.
Padang bukan kotanya orang Nias. Orang Nias asalnya ya dari pulau Nias. Mereka merantau ke Padang dan hidup menyebar ke beberapa titik kota.
Kota Padang lama, memang bertitik pusat di sekitar kawasan Muara kini. Muara adalah pelabuhan yang ramai. Di sana bermukim berbagai etnis. Tidak heran, bila di pusat kota itu ada berbagai kampung, seperti Kampung Nias bagi kelompok orang asal Nias, Kampung Cina bagi kelompok etnis Tionghoa, kampung keling bagi kelompok asal India, Kampuang Jawa bagi kelompok etnis dari suku Jawa.
Layaknya sebuah pelabuhan, tentulah menumpuk berbagai macam ragam etnis di situ. Kawasan Muara Padang memang sudah sejak lama menjadi kawasan terbuka. Wajarlah itu.
Tapi adilkah kiranya bila menyebutkan bahwa orang Padang tak ada yang asli, orang Padang adalah orang Nias? Adilkah? Tidak. Ini opini yang menyesatkan.
Mengapa Padang saja yang kena?
Kalau dipikir-pikir, kita turun dari satu keturunan, mungkin saja dari beberapa titik. Tapi satu titik dalam hikayat kita menyatakan bahwa nenek moyang kita asalnya dari kawasan Gunuang Marapi.Lalu mereka turun dan menyebar ke berbagai wilayah, hingga ke kawasan pasisir (Pinto Janir)