Setiap yang Bernyawa Pasti Mati
Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 02 Desember 2019 10:49:26 WIB
Oleh Yal Aziz
SEBAGAI manusia dan umat Islam, kita memang danjurkan untuk mengingat kematian. Tujuannya, selain untuk menyadari diri, juga untuk meingkatkan ketaqwaan terhadap Allah Yang Maha Kuasa.
Bicara tentang kematian, banyak hadits Nabi Muhammad yang mengingatkan kita tentang kematian atau maut. Tujuannya tentu agar manusia selalu ingat bahwa hidup di dunia ini tidaklah selamanya.
Jika kita mengingat kematian, so pasti kita bersiap-siap dengan perbekalan yang dibutuhkan untuk perjalanannya yang panjang, sebagaimana Hadist Nabi Muhammad;"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan: yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu. "
Mengingat kematian bukan berarti kita melupakan atau mengabaikan kehidupan di dunia, tapi memikirkan tentang kehidupan akhirat yang kakal abadi selamanya. Untuk itu, sangat wajar sekali kalau kita mengingat kematian untuk mempersiapkan diri dengan amal yang baik untuk cikal bekal kehidupan di akhirat.
Caranya, tentu kita harus mengseimbangkan antara kehidupan di dunia dengan diakherat. Maksudnya, bekerjalah dengan baik, seakan-akan kita akan hidup selamanya. Tapi, kerjakan juga amal ibadah dengan baik dan sungguh-sungguh, seakan-akan kita akan mati besok pagi.
Khusus bagi ASN, bisa saja bekerja secara profesional dengan tujuan meraih sukses dalam karier, dengan sasaran menjadi sekda. Caranya tentu disiplin waktu dan bekerja dengan ikhlas dan tawakal kepada Allah.
Begitu juga dengan pekerja lainnya, yang bekerja diperusahaan. Tunjukan kepada atasan kita punya kemampuan dalam kajian bisnis, buktikan dengan perelahan laba perusaan yang sangat luar biasa.
Sedangkan kepada bawahan, perlihatkan juga tentang ketaatan kepada ALlah dan bersikap jujur dan transfaran dalam membuat pembukuan atau laporan keuangan perusahaan, jika dipercaya menjadi bendahara atau personil keuangan.
Tak ada kesuksesan yang diraih tanpa kerja keras dan sunguh-sungguh. Maksudnya, kesuksesan yang diraih merupakan buah dari hasil kerja keras. Untuk itu, jadilah seorang pekerja yang profesional yang dilandasi mental yang baik.
Betapapun sibuknya dalam pekerjaan, jangan sampai lupa atau lalai untuk melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari semalam dan ditambah dengan shalat sunat lainnya, seperti shalat dhuha, diantara pukul 09.00 dan 10.00 WIB, serta shalat tahajut ditengah malam.
Jika orang tua masih hidup, manfaatkan untuk selalu memberikan perhatian kepada orang tua. Soalnya, keberhasilan yang diraih, berkat doa orang tua tehadap anaknya. Untuk itu sudah menjadi kewajiban juga bagi kita untuk memperhatikan serta menyangi kedua orang tua. Semoga! (penulis wartawan tabloidbijak.com dan ketua smsi sumbar)