Pemahaman Resiko Berkendara Pada Remaja
Artikel Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika(Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika) 17 Juli 2013 14:54:50 WIB
Remaja menduduki peringkat tertinggi pada kecelakaan mobil, dari semua gambaran demografis. Dampak cidera yang ringan hingga fatal pada remaja terjadi karena remaja cenderung menyepelekan segala bentuk resiko dari berkendara. Injury Prevention Programs (di Amerika Serikat) dijalankan dengan harapan mampu mengubah cara pandang mereka. Beberapa studi atau penelitian telah menunjukkan perkembangan positif.
Peneliti asal Toronto menlibatkan 262 pelajar Sekolah Menengah Atas dalam sebuah penelitian. Mereka dilibatkan dalam injury prevention program selama sehari yang di sokong oleh sekolah danrumah sakit setempat. Selain pengajaran tentang keselamatan, program tersebut juga dilengkapi dengan kunjungan di ICU rumah sakit. Menunjukan beberapa dampak buruk dari kecelakaan, seperti remaja lain yang mengalami gegar otak atau kerusakan syaraf akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
Sekelompok remaja dibawah pengawasan diberi pertanyaan (quiz) seputar keamanan berkendara sebelum pembelajaran, sementara yang lainnya mendapat pertanyaan (survey) sekitar seminggu atau sebulan setelahnya.
Jawaban dari para remaja tersebut menunjukkan adanya permasalahan. Penelitian ini menemukan bahwa remaja secara konsisten menunjukkan ketidak-perdualiannya terhadap resiko berkendara. Tergambar pula kalau mereka cenderung mempercayai dan beraggapan bahwa rancangan mobil dan jalan raya menyerupai ‘human error’ yang menyebabkan tabrakan. Remaja memandang kelincahan di usia muda merupakan keunggulan, yang dapat membantu mereka mengatasi keadaan berkendara yang kurang baik, dibandingkan dengan pengemudi yang lebih berpengalaman.
Remaja juga mempercayaai bahwa pengobatan pasca kecelakaan pasti akan dapat menyembuhkan mereka.
Bila dibandingkan dengan kelompok yang terkendali, remaja yang yang ambil bagian dalam safety program memiliki persepsi yang lebih baik terhadap resiko dankeselamatan di jalan raya. Namun peningkatan tersebut tidak bertahan lama. Remaja yang menjawab pertanyaan delapan hari setelah program, mendapatkan nilai yang lebih baik dari mereka yang menjawab sebulan kemudian. Hal itu menunjukan perlunya remaja diingatkan secara regular mengenai bahaya dari perilaku beresiko di jalan raya.
Pelajaran yang perlu kita camkan dari hasil penelitian tersebut adalah, bahwa setiap orang tua atau pengendara yang sudah lebih dewasa wajib untuk selalu mengingatkan dan menekankan kepada remaja, tentang bahaya dan resiko-resiko yang ada di jalan raya. Penting juga rasanya untuk mengikut sertakan remaja dalam sebuah ‘safety program’, untuk memupuk kesadaran berkendara yang aman.
Sumber : save drive magazine