Pilpres Damai di Ranah Mianang
Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 01 Maret 2019 10:08:01 WIB
SEBAGAI Masyarakat yang punya filosofi Agat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah, tentu pemilihan presiden, yang telah dijadwalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), 17 April 2019 mendatang haruslah damai dan sukses di Ranah Minang. Kenapa? Karena kedua kandidat, baik Joko WIdodo-Makruf Amin dan Prabowo Subioanto- Sandiaga Uno, sama-sama anak bangsa. Untuk itu, maka Pilpres di Ranah Minang haruslah gembira, ceria tanpa isu-isu SARA dan bebas konflik.
Jika kita menganalisa Pasal 7 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;" "Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan."
Dengan demikian, Joko Widodo yang menjadi pemegang posisi Presiden Republik Indonesia untuk periode 2014-2019 berhak dan dapat mengajukan pencalonan kembali untuk pemilihan umum 2019 dengan masa jabatan 2019-2024.
Untuk itu, Pilpres haruslah gembira, ceria tanpa isu-isu SARA dan bebas konflik. Kenapa? Karena Pilpres adalah ajang kontestasi gagasan, rekam jejak dan adu program. Kemudin Pilpres yang gembira bisa dimulai dari media sosial, seperti di face book, whatsAp dan twiter.
Kedepannya, kita tentu berharap, jangan lagi ada akun akun bot, akun-akun anonim yang wajah dan namanya palsu dan adu domba, harus ditutup oleh pemerintah. Kenapa? Karena media sosial menjadi kanal utama penyebaran informasi saat ini. Bahkan kini, sebuah isu bisa viral dalam hitungan menit setelah diposting di media sosial.
Bertitik tolak dengan dampaknya tersebut, kini, mari kita berkampanye di medsos dengan santun, dan jangan memfitnah dan jangan pakai akun anonim, yang bisa berdampak negatif dari pelaksanaan Pilres.
Berbeda pendapat dan pilihan merupaka hal yang wajar dan sah-sah saja. Bagi pendukung pasangan Joko WIdodo denga Makruf Amin, tentu pasangan yang didukungnya kataya hebat dan super. Begtu juga dengan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiago Uno. Yang jelas, kedua pasangan calon yang berkompetitif, merupakan anak bangsa terbaik saat ini, karena hanya ada dua pasangan tersebut.
Khusus bagi ANS di Sumatera Barat, agar selalu bersikap netral dan tak menyatakan dukungan secara terbuka kepada salah satu pasangan dalam Pilres ini. Soalnya, masalah pilihan, tentu para ANS telah punya calon yang akan dipilih. Manfaatkanlah, hak suara tersebut secara profesional disaat melakukan penceblosan di bilik suara, yang telah disiapkan KPU.
Begitu juga dengan anggota TNI dan Polri yang tak punya hak suara. Tapi, anjurkan anak dan istri untuk memilih sesuai dengan ahti nuraninya dan janganlah ada pemaksaan untuk memilih salah satu pasangan calon. Soalnya, sikap netral dan tak ikut berkampanye untuk mempengaruhi anak dan istri, juga bisa dikatakan tak bersikap netral.
Kini, mari kita ciptakan Pilres yang damai dan penuh kekeluargaan di Ranah Minang dan menjadi suri teladan bagi pemilih di daerah lainnya di nusantara. Mari kita jadi panutan dalam proses Pilres yang damai di nusantara ini. (penulis wartawan tabloidbijak)