Maulid Nabi
Artikel () 21 November 2018 19:08:18 WIB
Berdasarkan bacaan yang pernah saya telusuri, kegiatan memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw pertama kali dimulai di masa kepemimpinan Salahudin Al Ayubi. Pada waktu itu Salahudin merasa perlu membangkitkan semangat tentaranya. Sehingga dilaksanakanlah kegiatan memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Kegiatan Maulid Nabi yang sudah berjalan tahunan di Indonesia, merupakan kegiatan positif. Yang bisa mengajak umat dan masyarakat untuk kembali meneladani Rasulullah Saw. Terutama keberhasilan yang dicapai dalam hidupnya.
Setidaknya, makin ke sini umat Islam semakin tahu bahwa Nabi Muhammad Saw merupakan keturunan orang berada. Ayahnya meninggal ketika melakukan perjalanan bisnis antarnegara, seperti yang disampaikan oleh M. Syafii Antonio di salah satu kanal You Tube.
Nabi Muhammad Saw sendiri juga sejak remaja sudah melakukan bisnis antarnegara. M. Syafii Antonio menyebut bisnis Nabi Muhammad Saw ini adalah besar, jauh, dan lama. Besar dari skala ekonomi atau barang yang dibawa untuk berdagang serta jumlah rombongan. Jauh karena dilakukan antarnegara. Dan lama karena melakukan perjalanan jauh. Dalam salah satu selorohnya di You Tube M. Syafii Antonio menyebut bahwa Nabi Muhammad Saw bukanlah seperti orang yang berdagang parfum di sekitar masjid. Yang artinya bahwa bisnis Nabi Muhammad Saw beromset besar.
M. Syafii Antonio juga menyatakan bahwa Nabi Muhammad Saw bukanlah orang miskin. Setiap mendapatkan harta yang besar, maka pengeluaran (spending) untuk dibagikan kepada orang miskin atau dhuafa sangat cepat. Di samping itu, lamanya waktu Nabi Muhammad sebagai pebisnis lebih lama dibanding lamanya sebagai Nabi. Ketika diangkat menjadi Nabi di usia 40 tahun, Nabi Muhammad Saw seperti disampaikan M. Syafii Antonio sudah berada di posisi mapan dan tinggal menerima pasif income.
Nabi Muhammad Saw ketika menikahi Khadijah r.a mengeluarkan mahar tidqk kurang dari setara uang 700 juta rupiah. Hal ini memperlihatkan bahwa Nabi Muhammad Saw memang orang berada. Ketika hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad Saw membeli tanah milik seorang anak yatim dengan nilai setara 1,6 miliar rupiah dan kemudian dibangun Masjid Kuba.
Sementara itu, ketika haji wada Nabi Muhammad Saw yang sudah berusia 63 tahun berkurban 100 ekor unta. Di mana 63 ekor disembelih langsung Nabi Muhammad Saw sesuai dengan jumlah umurnya, dan yang 37 ekor diminta ke Ali bin Abi Thalib r.a untuk menyembelihnya.
Dengan melihat hal ini maka sesungguhnya Nabi Muhammad Saw telah memberikan teladan bahwasanya hidup di dunia harus meraih kesuksesan. Masa muda Nabi Muhammad Saw juga harus dijadikan contoh oleh umat Islam, terutama generasi muda. Di masa mudanya, Nabi Muhammad Saw jauh dari kegiatan berbau maksiat, sehingga perilakunya telah menunjukkan akhlak mulia.
Hal positif dari yang bisa diambil dari tulisan ini adalah, sejak muda seharusnya umat Islam berperilaku positif. Dan dengan perilaku positif bisa menunjang usaha atau pekerjaan yang ditekuni. (efs)