Edukasi Politik Diyakini Bisa Mencegah Perpecahan Masyarakat

Berita Utama TITA SHANIA(Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) 30 Agustus 2018 14:39:15 WIB


Sebagaimana disadur dari situs Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanulhaq menyebutkan bahwa masyarakat sebaiknya diberikan edukasi politik yang baik. Karena, kemungkinan terjadinya perpecahan kehidupan sosial masyarakat karena perbedaan pilihan politik jelang pemilihan umum tahun 2019 adalah hal yang bisa saja terjadi.


Perbedaan pendapat dan pandangan merupakan se yang wajar. Bahkan sejak era para pendiri bangsa,  perbedaan pun telah terjadi. Namun hal itu bukanlah alasan untuk saling bermusuhan.

"Pertama kita harus memberikan edukasi ke masyarakat, bahwa politik itu biasa aja, adu ide. Ada yang perlu kita sosialisasikan yaitu founding father kita," tutur Maman dalam diskusi Polmark Indonesia bertajuk 'Pemilu Dan Ancaman Retaknya Kerukunan Sosial' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).


 

Menurutnya, isu terjadinya perpecahan masyarakat masih patut dipertanyakan. Bahkan dianggap belum tentu terjadi. Ancaman kerukunan ini bisa saja ada atau bisa juga hanya hantu ketakutan semata.

"Bagaimana mereka punya perbedaan tapi hubungan sosial mereka tetap baik. Contoh Soekarno dan bung Hatta meski beda pendapat, namun kerinduan keduanya nampak ketika di akhir hayat Soekarno," jelasnya.

Anggota Komisi VIII DPR ini juga mengatakan, aspek yang harus menjadi perhatian bersama yakni maraknya kelompok penyebar berita bohong alias hoax. Sebab akibat ulah mereka dapat memicu terjadinya perpecahan masyarakat.

Oleh karenanya, Maman menilai gerakan literasi harus terus disosialisasikan. Sehingga publik akan semakin pandai menerima dan menyaring informasi yang masuk. Sehingga tidak bisa termakan oleh hoax.

"Gerakan literiasi ini harus dimasifkan oleh kelompok manapun. Kalau tidak diperhatikan kerukunan sosial akan terbelah, masyarakat kita akan serba instan," tambahnya.