Peran TP-PKK bagi Keluarga
Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 05 Juni 2018 14:37:32 WIB
Oleh Yal Aziz
SEBAGAIMANA kita ketahui, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga yang disingkat TP-PKK merupakan mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai fasilisator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang untuk terlaksananya program PKK. Bahkan, peran dan peranan Tim Pengerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Sumatra Barat, sangatlah besar dalam membantu program pemerintah dan fakta tersebut sangat patut di apresiasi.
Untuk itu wajar saja jika Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno memberikan pujian ketika membuka jambore terpadu Kader PKK berprestasi, di Pantai Carocok, Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Senen, 16 Juli 2018. Bahkan, Gubernur Sumbar menyebutkan, kehadiran Ibu TP-PKK ini ibarat mobil double gardan dalam membantu tugas dari pemerintah dalam menjalankan program-program pemerintah.
Sebagaimana diketahui, TP-PKK merupakan organisasi mayarakat yang di peruntukan bagi para wanita dengan tujuan agar para wanita dapat mengembangkan dirinya didalam masyarakat. Bahkan, TP-PKK di dalam pelaksanaan kegiatannya menggunakan sepuluh program PKK yang mencakub segala macam aspek kemasyarakatan.
Selanjutnya peran PKK sangatlah besar bagi kaum perempuan karena mengajarkan pola – pola merawat keluarga terutama anak bagaimana cara mengasuh anak yang baik. Serta pemberian waktu bagi para ibu rumah tangga untuk bersama – sama memajukan kualitas serta harapan kearah yang lebih baik. TP-PKK juga menjadi wadah untuk mengungkapkan pendapat dan sebagai sarana dalam pemberdayaan perempuan mandiri, cerdas, terampil dan berguna bagi nusa dan bangsa.
Kemudian, salah satu organisasi masyarakat yang ada di desa dan kota adalah PKK yang memperdayakan perempuan, agar dapat menjadi perempuan yang mandiri dan dapat membina keluarganya, adalah PKK.
Sayangnya, upaya untuk mencapai keluarga sejahtera dimaksud tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sudah bukan menjadi rahasia lagi, banyak tantangan dan kendala yang bakal kita hadapi untuk mencapai kesejahteraan yang menjadi dambaan itu.
Sebagai contoh dalam lingkup internal keluarga misalnya, hubungan antar anggota keluarga sekarang ini tidak seharmonis dulu. Baik antara suami isteri sebagai orangtua, orangtua dengan anak maupun antara sesama anak. Kita akui, perbedaan pandangan dan pendapat saja sekarang ini sering menjadi pemicu kurang harmonisnya hubungan suami isteri yang berujung pada terjadinya perselisihan yang tidak perlu.
Kini, bila hal ini terus dibiarkan tanpa kendali, maka akan terjadi berbagai kasus yang tidak diinginkan, seperti tidak setia pada pasangan, terjadinya perselingkuhan yang berujung pada terjadinya keretakan rumahtangga dan perceraian. Hal tersebut jelas akan mengurangi hubungan baik antara suami isteri di satu sisi, dan penghormatan anak terhadap orangtua di sisi lainnya mengingat orangtua (baca: ayah dan ibu) adalah sebagai figur panutan sekaligus teladan bagi anak-anaknya.
Kasus-kasus seperti ini tidak hanya terjadi di kalangan keluarga miskin, tetapi juga terjadi pada keluarga berada, pejabat dan publik figur seperti artis, seniman dan lain-lain. Retaknya hubungan orangtua akan berdampak pada kurang harmonisnya hubungan antara orangtua dan anak maupun sesama anak. Anak menjadi kehilangan pegangan sehingga tidak jarang mengakibatkan kegoncangan jiwanya.
Atas dasar kenyataan tersebut memang sudah saatnya kita khususnya para orangtua harus lebih peduli terhadap kondisi keluarganya. Keluarga harus dipertahankan sebaik mungkin agar tetap dapat melaksanakan fungsi-fungsinya terutama yang berkaitan dengan fungsi reproduksi dalam keluarga. Kasus-kasus yang terjadi, terutama yang terkait dengan kehidupan seks bebas pada remaja yang telah menyebabkan kehamilan dan banyaknya kasus aborsi, harus segera ditindaklanjuti oleh keluarga dengan upaya antisipatif agar hal-hal yang menghancurkan masa depan keluarga tidak terjadi lagi.
Program-program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang bertujuan untuk memberdayakan keluarga sekaligus meningkatkan kesejahteraanya, menjadi sangat relevan untuk mengatasi berbagai kemelut persoalan keluarga, apapun bentuknya.
Hal ini mengingat, kesejahteraan keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin. Bahagia, sejahtera lahir dan batin itu sendiri dalam konteks operasional ditandai dengan ketahanannya yang tinggi seiring dengan dapat dilaksanakannya 8 fungsi keluarga. Maka tidalah terlalu salah bila sasaran akhir dari kegiatan PKK adalah mencapai keluarga yang sehat dan berketahanan. Ketahanan keluarga yang dimaksudkan di sini adalah kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir maupun kebahagiaan batin.
Dengan demikian fungsi dan peran TP PKK dalam menciptakan keluarga yang sehat dan berketahanan sangat besar mengingat kedudukannya yang sangat strategis. Karena TP PKK menjadi motor penggerak sekaligus motivator, dinamisator dan fasilitator kegiatan. TP PKK baik di tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan maupun desa selalu bergerak aktif melakukan pembinaan dan penyuluhan pada masyarakat dengan harapan hasil pembinaan dan penyuluhan tersebut di bawa dan diterapkan oleh ibu-ibu di keluarganya masing-masing. Sehingga ibu sebagai pendamping suami dapat berperan lebih optimal dalam ikut mewujudkan keluarga yang sehat dan berketahanan. Tidak sekedar hanya mengurusi dapur, sumur dan kasur yang notabene hanya sebagai pelayanan suami. (penulis wartawan tabloidbijak dan padangpos.com)