Gubernur Irwan Prayitno : Jangan Sampai Fenomena Alam Diwarnai Dengan Mistik dan Syirik
Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 01 Februari 2018 10:11:37 WIB
Padang, 1 Februari 2018
Gubernur Sumbar Prof. Irwan Prayitno yang didampingi Wakil Gubernur Nasrul Abit beserta Forkompimda Prov Sumbar, larut bersama ribuan jemaah di Mesjid Raya Sumbar untuk melaksanakan sholat khussuf (31 Januari 2018) usai ibadah Isya.
Shalat gerhana bulan dilaksanakan pada Rabu pukul 20.40 WIB, selain ibadah masyarakat juga ramai di pekarangan Masjid Raya Sumbar untuk menyaksikan gerhana bulan total.
Di lokasi tersebut, juga disediakan teropong dan layar lebar agar masyarakat dapat lebih jelas menyaksikan gerhana bulan.
Hingga puncaknya pukul 20.29 WIB gerhana bulan total belum bisa disaksikan dengan mata telanjang dari Masjid Raya Sumbar, namun masyarakat dapat melihatnya melalui teleskop yang telah disediakan.
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengingatkan masyarakat jangan sampai fenomena alam itu diwarnai dengan mistik dan syirik.
"Super Blue Blood Moon adalah peristiwa alam biasa dan Allah telah menunjukkan kebesarannya. Peristiwa gerhana seperti ini hanya akan terjadi 152 sekali. Jangan sampai peristiwa alam ini dikaitkan dengan peristiwa mistik. Itu adalah syirik. Allah tidak akan mengampuni dosa Syirik, karena itu adalah dosa tak berampun. Untuk itu, Rasulullah menuntun kita untuk melaksanakan sholat sunnah khusyuf, agar kita terhindar dari kesyirikan. Mari kita berzikir dan tafakkur mengingat kebesaran Allah SWT dengan peristiwa ini, tanpa mengaitkan dengan mitos-mitos yang menyesatkan," pintanya.
Ia juga bersyukur hari ini masih diberikan kekuatan dan hidayah serta digerakkan hatinya untuk shalat berjamaah bersama masyarakat Kota Padang.
Sebelumnya BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang menyatakan masyarakat provinsi itu bisa menyaksikan gerhana bulan total pada 31 Januari 2018.
"Jika cuaca cerah, masyarakat bisa melihat gerhana bulan total dengan mata telanjang," kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono.
Gerhana Bulan total terjadi saat keseluruhan wajah bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi bumi.
"Puncak gerhana bulan total dapat dilihat mulai pukul 19.51 WIB dan puncaknya 20.27 WIB," ujarnya.
Ketika gerhana bulan itu, juga bertepatan dengan fenomena jarak bulan dan bumi lebih dekat dari biasanya yakni sekitar 360.000 kilometer atau yang biasa disebut dengan bulan di perige.
Gerhana Bulan total terjadi saat keseluruhan wajah bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi bumi.
Berita Terkait Lainnya :
- Gubernur Irwan Prayitno : Sumbar Provinsi Terbaik Pelaksana Program MDGs
- Gubernur Irwan Prayitno : Kebersihan Lingkungan Mesti Dimulai dari Diri Sendiri
- Gubernur Irwan Prayitno Resmikan Cetak Sawah Baru di Nagari Koto Baru Dhamasraya
- Gubernur Irwan Prayitno Mendukung Dhamasraya Menjadi Sentra Ternak Terbesar di Sumbar
- Gubernur Irwan Prayitno lakukan Gerakan Tanam Kawasan Padi dan Sayur di Solok