Ajang Book Fair 2017, Tingkatkan Minat Baca Masyarakat

Ajang Book Fair 2017, Tingkatkan Minat Baca Masyarakat

Berita Utama ROMI ZULFI YANDRA, S.Kom(Dinas Kearsipan dan Perpustakaan) 26 Februari 2017 08:04:59 WIB


Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengapresiasi helat Minang Book Fair 2017.  Ajang Pameran buku tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat, terutama generasi penerus. Apalagi buku yang dipamerkan banyak memberikan motivasi dan ilmu pengetahuan.

Selain itu, jika dibalik ke belakang maka pendahulu bangsa ini, khususnya tokoh-tokoh yang berada dari Sumbar, mereka berjuang melalui ilmu dan pemikirannya. Saat di penjarapun mereka tetap membaca buku serta menulis buku untuk menyampaikan pemikirannya.

“Tokoh bangsa itu bahkan menulis buku untuk menyampaikan pemikirannya. Kehebatan tokoh seperti inilah mesti kita teladani.” Ujar Irwan Prayotno saat membuka Minang Book Fair 2017 di Mesjid Raya Sumbar, Jumat (24/2).

Hadir saat itu Wakil Ketu DPR RI yang juga penggemar sastra dan budaya Fadli Zon, Kepala Perpustakaan Nasional M. Syarif Bando, Duta Baca Nasional Najwa Shihab, anggota DPD RI, para bupati dan walikota se-Sumatera Barat.

Pihaknya juga berharap dari kegiatan ini akan menumbuhkan generasi gemar membaca dan juga memunculkan penulis – penulis buku masa depan dari Sumbar, seperti para tokoh-tokoh terdahulu itu.

Sementara Ketua Panitia Minang Book Fair (MBF) 2017, Firdaus Umar mengatakan kegiatan ini tidak hanya membahas tentang buku saja, namun juga ada kuliner dan budaya. Namun pameran buku tetap menjadi hal utama untuk menumbuhkan minat baca masyarakat.

“Buku yang ditampilkan itu adalah beragam buku ilmu pengetahuan dari penerbit dalam negeri maupun luar negeri,” Katanya.

Hal senada dikatakan Kepala Perpustakaan Nasional, Syarif Bando, menurutnya kegiatan ini sangat penting karena saat ini penyebaran buku di seluruh wilayah Indonesia masing kurang. Melalui berbagai pameran buku ini termasuk di Sumbar, dapat meningkatkan minat baca masyarakat serta peredaran buku di daerah.

“Saat ini terdapat kesenjangan penyebaran buku terutama buku pengetahuan. Untuk itu kita meminta universitas agar dapat menghasilkan buku kajian untuk meningkatkan minat baca pada mahasiswa,” sebutnya.

“Tidak ada alasan untuk tidak membaca buku bagi pemegang gadget. Perpustakaan Nasional menyediakan perpustakaan digital melalui aplikasi iPones. Di dalamnya ada 12 ribu judul buku. Bisa dibaca gratis. ungkapnya.

Untuk memulai membaca Najwa berpendapat bisa dimulai dengan membaca buku sesuai minat dan kegemaran, sehingga muncul keterkaitan dan tidak cepat bosan.

 

Pansus RUU Diperpanjang

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon dalam sambutannya saat pembukaan Minang Book Fair menyebut, Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang (RUU) Sistem Pembukuan diperpanjang. Padahal RUU tersebut bisa menjadi kontrol, peruntukan penulis dan penerbit.

“Ada sejumlah persoalan yang menjadi alasan diperpanjangnya Pansus RUU Sistem Perbukuan tersebut. Kita di DPR RI berupaya untuk mempercepat penyelesainnya,” tegasnya.

  

Galakkan Wajib Baca Buku

Kewajiban membaca buku bagi siswa dalam setahun harus mulai diberlakukan. Upaya dari sekolah memaksa siswa membaca buku dinyakini efektif untuk menumbuhkan minat dan  budaya baca di kalangan generasi muda

Kewajiban membaca buku yang digalakkan di sekolah dilakukan dengan membuat daftar buku yang harus selesai dibaca siswa, lalu dibuat rangkuman atau apresiasi. Selain itu, fasilitas buku harus murah diakses, bisa saja dengan cara bergilir di antara siswa.

Di Singapura ada wajib baca setahun. Waktu saya ikut program pertukaran pelajar AFS di Amerika Serikat, ketika belajar bahasa Inggris wajib membaca banyak karya sastra. Kenapa tidak juga dilakukan di pelajaran Bahasa Indonesia. Biasanya Kemendikbud harus membuat daftar buku-buku yag harus di baca, kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalam acara bincang-bincang selesai pembukaan Minang Book Fair 2017 di Mesjid Raya Sumatera Barat, Kota Padang Jumat (24/2).

Hadir pula dalam acara itu, Kepala Perpustakaan Nasional M. Syarif Bendo, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia Rosidayati Rozalina, Ketua Umum Yayasan Gemar Membaa Indonesia Firdaus Oemar dan Gubernur Sumbar Irwan Pratiyno serta Bupati/Walikota se-Sumbar.

Dalam pameran buku yang menggabungkan kegiatan literasi, kuliner dan budaya yang digagas Yayasan Gemar Membaca Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Sumbar, Irwan Prayitno mencanangkan Gerakan Sumbar Membaca. Para Bupati/Walikota menandatangani nota kesepahaman untuk mengimplementasikannya hingga tingkat nagari (desa).

Dana desa dari pemerintah pusat akan dipakai juga untuk mewujudkan budaya baca hingga tingkat keluarga. Dalam aara ini, Gubernur Sumbar mendapat anugerah tokoh literasi dari Perpustakaan Nasional. Selain karena dukungannya untuk menggerakkan literasi di Sumbar, Irwan Prayitno juga produktif menulis buku. Sudah sekitar 40 buku ditulis oleh Irwan.

 

Dioptimalkan

Najwa mengatakan, Gerakan Membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran di kelas dapat dioptimalkan untuk memudahkan minat baca. Hal ini dapat disinergikan dengan kewajiban membaca karya sastra besar dari penulis Indonesia untuk menepis anggapan tragedi nol uku di negeri ini.

Menurut syarif, budaya baca di Indonesia sebenarnya ada dan berpotensi ditingkatkan. Namun, persoalan kesejangan antar wilayah membuat ketersediaan buku juga jadi kendala besar. Kondisi perpustakaan pun belum semuanya sesuai standar, baik dari pengelolaan, koleksi, maupun sumber daya manusia.

Terobosan yang perlu dilakukan dengan maraknya internet, katanya, adalah membuat konten digital supaya mudah diakses masyarakat, Perpustakaan Nasional menyediakan buku digital secara gratis lewat aplikasi iPusnas. Ada 12.000 juul buku dengan jumlah 120.000 buku digital yang bisa diakses secara gratis dan dipinjam. Ternyata ujar Syarif, minat baca ada. Salah satu indikasinya adalah antrean peminjaman buku digital hingga 300 orang per buku. sumber : Harian Haluan Sabtu, 25 Februari 2017.