Diskusi Peningkatan Tata Kelola BUMD, UMKM Sumatera Barat Bersama Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN)

Diskusi Peningkatan Tata Kelola BUMD, UMKM Sumatera Barat Bersama Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN)

Berita Utama Bagian Pemberitaan Biro Humas(Biro Humas Sekretariat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat) 20 April 2016 01:05:49 WIB


Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno membuka Diskusi Peningkatan Tata Kelola BUMD, UMKM Sumatera Barat bersama Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) di Auditorium Gubernuran, Selasa 19/04/2016. Narasumber dalam diskusi ini adalah Donny Oskaria yang merupakan CEO 12 Perusahaan di bawah Chairul Tanjung Group (CT Group). Sudhamek yang merupakan Chairman Garuda Food Group. Benny Soetrisno yang merupakan Presiden Direktur PT Apac Inti Corporation. Muhamad Fajrin Rasyid yang merupakan CEO Bukalapak.com. Irfan Wahid yang merupaka Branding Consultant. Diskusi ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatera Barat, Kepala Bappeda Sumatera Barat, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumatera Barat, Kepala Biro Perekonomian, Direksi BUMD se Sumatera Barat, Komisaris Bank Nagari, Pelaku UMKM, Koperasi, pelaku Pariwisata di Sumatera Barat.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, "Berdasarkan data statistik kondisi pengusaha di Sumatera Barat saat ini adalah 84% usaha mikro, 14% usaha kecil, 0.8 usaha menengah, dan usaha atas dapat dihitung dengan jari".

"Sebetulnya para pengusaha dapat naik level dari usaha mikro ke kecil, lanjut ke menengah, dan naik paling atas, namun terdapat kendala dari mind set dan pengalaman para pengusaha. Untuk itu perlu masukan, dan best practice dari para narasumber dari KEIN agar dapat kita jadikan contoh dan memantapkan para pengusaha kita kedepannya," ucap Gubernur Sumatera Barat

Irwan Prayinto menambahkan kita bekerjasama dengan Donny Oskara akan membangun Trans Mart dan Carrefour di jalan Khatib Sulaiman, di mana barang yang akan dijual adalah barang dari UMKM Sumatera Barat dan jika memiliki kualitas baik akan diekspor keseluruh Trans Mart di Indonesia.

"Ini akan membuka peluang UMKM di Sumatera Barat untuk terus berkembang", tambah Irwan Prayitno.

Sudhamek dalam paparannya mengatakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Di mana 57% PDB berasal dari UMKM, Ekspor 16,5% dan menyerap 118 Juta tenaga kerja. Namun yang menjadi problema adalah saat ini pengangguran di Indonesia mencapai 6% dan indeks ketimpangan antara si kaya dengan si miskin 0,41% - 0,47%. Jadi kita perlu memperhatikan UMKM dan mengembangkan usaha mulai dari mikro menjadi usaha menengah/atas.

Benny Soetrisno yang merupakan Presiden Direktur PT Apac Inti Corporation mengatakan persoalan UMKM saat ini adalah kesulitan dalam memasarkan produk dan peminjaman dana di Bank.

Muhamad Fajrin Rasyid yang merupakan CEO Bukalapak.com mengatakan saat ini dari 800.000 UMKM di Bukalapak.com hanya 5.000 berasal dari Sumatera Barat, dan dari Rp2 Triliun transaksi online di Bukalapak.com Sumatera Barat hanya terlibat sebanyak Rp2 Miliar. Ini menunjukan peluang Sumatera Barat dalam memasarkan produk secara online masih sangat besar. Oleh sebab itu ini merupakan tantangan ke depan untuk melihat online sebagai chanel penjualan.

Donny Oskaria mengatakan sebagian besar pengusaha di Indonesia berasal dari usaha kecil. Namun terdapat penyebab pengusaha di Sumatera Barat sulit berkembang yakni “Gagalnya dalam tranformasi diri dari pedagang ke menjadi pengusaha,”

Untuk itu yang harus dilakukan adalah;

  1. Mesti percaya bahwa bisa menjadi pengusaha besar
  2. Memiliki bentuk untuk menjadi besar, dengan koorporasi bukan dengan individual
  3. Mampu memahami selera market/pasar.

“Jadi Dinas Koperasi dan UMKM mesti mengedukasi para pebisnis sehingga menghasilkan para pebisnis yang memiliki kualitas dan keterampilan”, tambah Donny Oskaria.

Irfan Wahid yang merupaka Branding Consultan mengatakan permasalahan dalam ekonomi kreatif di Indonesia adalah minimnya SDM, minimnya inovasi, minimnya ilmu branding, minimnya networking dan sukitnya permodalan.

“untuk itu yang harus dilakukan adalah perubahan mind set dari pendidikan paling dini, anak diusia dini diajarkan untuk berbisnis, meningkatkan kesadaran dalam branding, dan membuat strategi”, tambah Irfan Wahid.