Aksi Sejuta Lidi

Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 27 Oktober 2015 16:34:35 WIB


Ide yang dilontarkan Ibnu dan kawan-kawan, alumni SMA 3 Padang tahun 2015 sebenarnya sederhana saja. Anak muda ini dan kawan-kawan ingin memberikan sesuatu sebagai tanda cintanya untuk Kota Padang. Ibnu dan kawan-kawan ingin membebaskan Pantai Muaro Sungai Lasak-Purus Kota Padang dan sekitarnya dari sampah yang merusak pemandangan.

Lalu sejumlah kawan-kawan alumni SMA 3 Padang ia kumpulkan, sejumlah pihak ia hubungi untuk bisa ikut mebantu. Agar kegiatan pembersihan pantai itu menjadi menarik dan tidak membosankan, di tempat dan saat yang sama juga diadakan pentas seni dan sejumlah lomba. Acara itu lalu diberi judul Pentas Sejuta Aksi, Aksi Sejuta Lidi, Kreasi Sejuta Aksi.

Pada awalnya saya agak miris melihat pemandangan di lokasi acara tersebut. Dimana-mana sampah berserakan, saya jadi bertanya, apakah ini tempat wisata ataukah tempat pembuangan sampah? Padahal lokasi tersebut adalah salah satu destinasi wisata andalan Kota Padang. Sungguh seperti siang dan malam jika dibandingkan dengan destinasi wisata di daerah lain, apalagi jika dibandingkan dengan objek wisata di negara lain seperti Malaysia, Singapura, atau Jepang.

Usai melantunkan beberapa buah lagu untuk memberi semangat, tanpa banyak komentar lagi, kami langsung memungut sampah-sampah yang bertebaran, lalu memasukkannya ke dalam tong sampah bantuan dari PT. Coca-cola. Sebagian kawan lainnya bertugas menyapu dengan sapu lidi yang juga sudah disediakan. Melihat sejumlah kawan dan saya sendiri sudah turun tangan memungut sampah, yang lain juga tak tinggal diam, termasuk karyawan PT. Coca-cola, BNI dan sponsor lainnya. Warga sekitar Muaro Lasak pun tak mau ketinggalan ikut berpartisipasi memungut sampah.

Ternyata dengan bergotong-royong tak butuh waktu lama untuk menyingkirkan sampah- sampah yang merusak keindahan panorama pantai tersebut. Hanya sekitar 1 jam bergotong-royong, lokasi yang sebelumnya penuh sampah berubah menjadi bersih dan membuat suasana berubah menjadi nyaman. Sampah yang sebelumnya berserakan telah dikumpulkan dan selusin tong sampah besar yang disediakan telah terisi penuh.

Melihat hasil kerja gotong royong massal yang cukup baik tersebut saya jadi berandai-andai. Andai saja masing-masing sekolah, perguruan tinggi yang ada Kota Padang yang ribuan jumlah murid, mahasiswa dan almamaternya turun bergotong royong membersihkan tempat-tempat umum yang ada di Kota Padang, pastilah dalam waktu singkat tempat-tempat tersebut bersih seketika. Kantor-kantor, instansi juga memiliki karyawan ratusan atau ribuan orang jumlahnya juga bisa ikut berpartisipasi.

Alangkah indahnya jika hal itu terwujud. Suatu saat Kota Padang, bahkan semua kota dan daerah di Sumatera Barat bersih, rapi dan indah sampai ke pelosok-pelosok sekalipun. Ditambah lagi dengan masyarakatnya ramah, rukun, bersahabat dan taat beribadah. Jika sudah demikian, tidak hanya investor yang datang mengantar rezeki, Tuhan pun lebih lagi ikut mencurahkan rezkinya.

Bercermin ke negara lain yang lebih maju dan daerahnya terkenal bersih, peran pemerintah untuk mengelola kebersihan kota memang sangat penting. Pemerintah perlu menyediakan sarana dan pra sarana kebersihan serta regulasi berupa aturan maupun ajakan agar masyarakat ikut berpartisipasi menjaga kebersihan. Namun pengalaman membuktikan bahwa justru peran masyarakat jauh lebih penting. Kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, jauh lebih besar dampaknya dibandingkan dengan memperbanyak petugas kebersihan. Bisa kita bayangkan jumlah total penduduk kota Padang lebih dari 800.000 jiwa, sementara petugas kebersihan hanya puluhan orang saja. Tentu saja jumlah ini sangat tidak seimbang.

Karena itu di negara-negara maju justru kesadarannya masyarakatnya yang lebih berperan, jumlah petugas kebersihan malah lebih sedikit. Di Singapura atau di Jepang misalnya, kita tidak menemukan selembar sampahpun berserakan. Karena memang tidak ada satu orangpun masyarakat di sana yang membuang sampah sembarangan. Sampah bekas kemasan makanan masing-masing atau sisa makanan selalu mereka buang di tempat sampah, atau mereka simpan sementara dalam tas masing-masing sampai menemukan tempat sampah.

Saya yakin, jika hal serupa juga kita lakukan, kita juga bisa memiliki kota dan daerah yang bersih, tak kalah dengan kota terbersih di dunia lainnya. Islam telah mengajarkan bahwa kebersihan itu penting malah dikatakan bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman.

Gerakan kebersihan juga seperti lidi, jika hanya sebatang lidi saja yang diandalkan untuk menggerakkan kebersihan, tak kan banyak berarti. Tetapi jika dilakukan dengan banyak lidi bersama-sama membentuk sapu lidi, sapu lidi diperbanyak lagi menjadi jutaan sapu lidi, Insya negeri ini akan menjadi bersih dan nyaman.***