Aksi Super Damai 212
Artikel () 03 Desember 2016 14:08:57 WIB
Silang Monas dan sekitarnya pada hari Jumat 2 Desember 2016 atau disebut 212 ramai dipadati oleh umat Islam untuk melaksanakan aksi super damai. Aksi kali ini memang bisa disebut super damai karena umat Islam membentangkan sajadah untuk berzikir, sholawat, berdoa, mendengarkan taujih para asatidz, dan diakhiri dengan sholat Jumat. Ini adalah sholat Jumat terbesar yang pernah digelar di Indonesia.
Sebagai kelanjutan aksi 411 (4 November 2016) maka tujuan utama aksi 212 ini adalah meminta penista agama dipenjara. Namun cara yang dilakukan pada aksi 212 ini adalah dengan memperbanyak berdoa. Umat Islam diajak untuk meminta kepada Allah SWT karena sesungguhnya bagi Allah sangat mudah sesuatu terjadi. Doa yang dipimpin Ust Arifin Ilham ini banyak membuat peserta aksi terharu karena doa yang senantiasa diucapkan oleh Ust Arifin Ilham keluar dari hati sanubari.
Aksi 212 ini juga berbeda dengan aksi 411 ketika para santri dari Ciamis memprakarsai aksi jalan kaki karena adanya pelarangan menggunakan bus. Berbagai testimoni yang mengharukan muncul di media sosial ketika melihat aksi santri asal Ciamis ini. Bahkan di sepanjang perjalanan ibu-ibu banyak yang menyediakan makanan, minuman, alas kaki untuk peserta jalan kaki ini.
Selain itu, karena aksi super damai ini adalah aksi gelar sajadah, para peserta yang sudah lanjut usia juga berdatangan. Selain melalui pengamatan di Facebook yang memperlihatkan kakek dengan kursi roda, saya juga mendapati Fahira Idris menceritakan di akun Twitternya bahwa ayahnya Fahmi Idris yang sudah berusia 73 tahun ikut aksi super damai 212 tersebut. Bahkan di media sosial beberapa orang tunanetra saling berpegangan bahu juga ikut aksi 212 ini.
Sedangkan ketika shalat Jumat, di rakaat kedua Imam membaca doa qunut yang panjang. Detik.com membuat judul yang menceritakan jamaah sholat Jumat sampai terharu meneteskan air mata. Setelah selesai shalat Jumat, Presiden Joko Widodo memberikan sedikit sambutannya di hadapan peserta aksi 212.
Mengambil hikmah dari aksi super damai 212 ini, banyak pelajaran yang bisa diambil. Aa’ Gym dalam wawancaranya dengan Okezone.com menyatakan bahwa yang paling penting adalah bagaimana diri kita bisa berubah lebih baik lagi. Di antaranya kita harus menghormati posisi masing-masing dalam berjuang. Selain itu, ungkap Aa’ Gym, kita harus mau mengakui dosa-dosa kita. Kita harus bisa mengevaluasi diri, memperbaiki diri. Jangan sampai kita mengharapkan orang berubah sementara diri sendiri tidak berubah.
Aa’ Gym juga turun langsung sekaligus mengawasi santri yang dipimpinnya untuk membersihkan kawasan Monas. Maka tidak mengherankan jika tidak sampai setelah satu jam selesai acara, area Monas sudah bersih. Tumpukan sampah dalam plastik sudah ditaruh di sudut-sudut tertentu untuk siap diangkut.
Sholat Jumat yang awalnya hanya berpusat di Monas ternyata terus didatangi umat Islam dari berbagi penjuru. Hal ini menyebabkan shaf jamaah juga meluas ke berbagai penjuru. Di antaranya ke Jalan MH Thamrin, patung Pak Tani hingga persimpangan Pasar Senen, arah Tanah Abang dari Bundaran Air Mancur BI. Maka jumlah jamaah pun saking banyaknya agak sulit dihitung. Namun perkiraan moderat di atas 3 juta.
Aksi super damai 212 ini juga seperti memberi gambaran baru suasana kebatinan umat Islam di Indonesia. Tertib, patuh kepada ulama, bersih, rapi, menahan diri dari berbuat jahat, adalah sebagian dari karakter yang nampak ketika aksi 212 ini.
Dunia internasional pun merespon positif aksi 212 ini dan ada yang menyatakan sebagai shalat Jumat terbesar di dunia. Dengan konotasi shalat Jumat juga telah memberikan persepsi positif kepada seluruh masyarakat bahwa umat Islam yang merupakan mayoritas rakyat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki peradaban maju. Karena harus diakui saat ini persepsi terhadap umat Islam masih banyak negatif akibat ketidak berimbangan media memberitakan hal yang sebenarnya.
Namun kali ini dengan dukungan pengguna media sosial, aksi 212 ini telah disebarkan melalui media sosial berbagai peristiwa, foto, video sehingga kecepatannya dan luas cakupannya bisa melebihi wilayah Indonesia. Ini juga menandakan bahwa media sosial harus dimanfaatkan oleh umat Islam untuk keperluan publikasi. Karena ke depannya media sosial atau media online akan lebih mendominasi sebagai sumber berita bagi masyarakat dibanding media cetak.
Memang masih banyak lagi hikmah yang bisa diambil dari aksi 212 ini. Bagi yang ikut langsung tentu banyak keberkahan yang diperoleh dan dirasakan serta juga bisa diceritakan kepada keluarga dan temannya. (efs)