Ribuan Peternak Terancam Bangkrut HARGA PAKAN NAIK
Artikel YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 26 Agustus 2015 03:15:16 WIB
LIMAPULUH KOTA, HALUAN Para peternak unggas di sentra ternak kawasan Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota, khususnya peternak ayam ras petelur terancam bangkrut. Pasalnya harga bahan pakan ternak ayam ras terus mengalami kenaikan, tidak sebanding dengan harga jual telur. Harga konsentrat, jagung dan dedak terus mengalami kenaikan.
Sementara harga telur di tingkat peternak hanya dihargai pedagang pengumpul sebesar Rp1.100 per butir ditingkat peternak. Sehingga peternak cendrung tidak mampu mempertahankan populasi ayam mereka. Akhirnya pertumbuhan populasi ayam ras petelur bisa menurun drastis
Sejumlah peternak unggas ayam ras petelur yang dihubungi di kawasan peternakan Mungka, beberapa hari yang lalu menyebutkan, dalam sebulan ini terus terjadi perubahan, harga bahan pakan ayam, sementara harga telur masih bertahan pada angka seribu rupiah di tingkat peternak.
Dalam kondisi sekarang ini, untuk bertahan sekedar mencukupi membeli pakan saja setiap hari. Seharusnya harga telur saat seharusnya Rp1.200 di tingkat peternak. Jika berada di bawah itu masih belum ada ujungnya. Sebab pengusaha membayar gaji pekerja, hampir dapat dipastikan peternak tidak akan dapat bertahan, utamanya peternak kecil,ujar mereka.
Sementara itu, pedagang telur di pasar Ibuh Payakumbuh, menikmati harga jual yang tinggi, biasanya mereka menjual Rp 32.000 per kertas telur isi 30 butir, sekarang Rp34.000 hingga Rp35.000 per kertas telur. Masih naiknya harga telur ayam ras, diduga akibat konsentrat dan jagung mengalami kenaikan drastis.
Sementara panen jagung ada yang terkendala akibat kemarau, sehingga harga jagung saat ini turut meningkat, naik dari Rp 2.500 per kg menjadi Rp3.600 per kg, begitu juga dengan konsentrat, ungkap salah seorang peternak pada sentra ternak Mungka, Yos Sariadi dalam percakapan dengan Haluan, kemarin.
Dikatakan, tak hanya pakan hasil produksi pabrik yang mengalami kenaikan, tetapi harga jagung dan ikan kering untuk campuran makan ayam buras turut naik. Hampir seluruh campuran untuk makan ayam naik, sehingga kami ditingkat pengusaha terpaksa menaikkan harga telur supaya tidak merugi,jelasnya.
Kepala Dinas Peternakan Limapuluh Kota, Priyadi Budiman yang dikonfirmasi Rabu kemarin mengakui tingginya harga pakan ayam ras petelur. Sehingga populasi ternak unggas di Kabupaten Limapuluh Kota menurun. Tahun 2014 populasi mencapai 4.895914 ekor. Namun tahun 2015 ini diprediiksi populasi ternak ayam ras turun 20 persen bukan 50 persen seperti yang diberitakan sebelumnya, tegas Priyadi Budiman.