Perikanan Tangkap Berperan Wujudkan Ketahanan Pangan

Kelautan dan Perikanan YANITA SELLY MERISTIKA, S.Kom(Dinas Pangan) 08 Mei 2015 02:21:28 WIB


PADANG - Ikan adalah bahan pangan sumber protein hewani yang sangat berguna untuk kesehatan. Untuk memenuhi ketersediaan pangan ikan ini, diperoleh melalui usaha perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

"Pemerintah provinsi Sumatera Barat komit dengan usaha tersebut yang diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai bantuan stimulan kepada nelayan sehingga nelayan lebih bersemangat. Muaranya, produksi ikan meningkat, konsumsi ikan untuk masyarakat Sumbar meningkat pula,” kata Gubernur Irwan Prayitno baru-baru ini di Padang.

Tak heran seiring meningkatnya produksi ikan melalui perikanan tangkap ini, berimplikasi terhadap penyediaan pangan ikan di Sumbar. Misalnya, pada 2014 produksi total perikanan tangkap mencapai 227.278,8 ton. Dari jumlah ini untuk pemenuhan kebutuhan ekspor 2.379,5 ton atau 1,1 persen dan pemenuhan kebutuhan ketersediaan pangan lokal 224.899,3 ton atau 98,9 persen.

Gubernur menjelaskan, jauh lebih besar dari produksi perikanan tangkap untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, memperlihatkan konsumsi ikan masyarakat Sumbar meningkat. Apalagi, belakangan gerakan makan ikan terus dikampanyekan.

“Selain mewujudkan diversifikasi pangan melalui peningkatan konsumsi, ikan juga memiliki banyak keunggulan dibanding protein hewani Iainnya,” jelas gubernur.

Ditambahkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Ir. Yosmeri, keunggulan yang dimiliki ikan adalah memiliki kandungan nutrisi yang relatif aman untuk balita hingga manula. Kandungan Omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti tumbuh kembang bayi Iebih cepat, balita Iebih aktif dan cerdas, serta membuat daya tahan tubuhIebih kuat.

“Memasak ikan pun tidak membutuhkan energi yang banyak. Keragaman jenis ikan memberikan pilihan bagi konsumen dari berbagai lapisan masyarakat. Ada banyak jenis ikan yang memiliki harga Iebih murah dibanding sumber protein hewani yang lain,” katanya.

Dengan semakin meningkatnya konsumsi ikan per kapita, menyebabkan kebutuhan terhadap ikan meningkat. Kegiatan produksi perikanan tangkap juga naik pesat.

Perikanan tangkap di laut merupakan penghasil utama komoditas ikan tangkapan. Setidaknya 84,7 persen ikan tangkapan diperoleh dari jenis usaha perikanan tangkap.

Sumbar dengan luas wilayah laut 186.580 Km2, luas zona teritoral 57.880 Km2, Luas zona ekonomi eksklusif 128.700 Km2 dengan jumlah pulau 185 pulau. Potensi perikanan laut Sumbar 289.936 ton, saat ini telah dimanfaatkan 216.651,8 ton (74,72 persen). Posisi Sumbar sangat strategis sebagai pendaratan dan kegiatan ekspor ikan tuna dari Samudera Hindia.

Dalam pidato Presiden, 18 Desember 2006 di Padang, Sumbar dicanangkan sebagai sentra tuna Bagian Barat Indonesia dan Penetapan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sebagai Sentra Pengembangan Industrialisasi Tuna, Tongkol Cakalang (TTC) oleh Menteri Kelautan dan Perikanan berdasarkan SK no. 7/Kepmen-KP/2013.

Dukungan ini telah meningkatkan ekspor perikanan dari 1.122 ton pada 2010 menjadi 2.379,5 ton pada 2014. Dengan jumlah produksi perikanan laut dan perairan umum pada 2014 sebesar 227.278,8ton dengan nilai Rp. 3.409.182.000.000

Pasokan produksi terbesar berasal dari sentra-sentra perikanan yaitu Pasaman Barat, Agam, Padang dan Pesisir Selatan. Adapun jenis ikan konsumsi yang ditangkap nelayan seperti tongkol, sisik, kembung, selar, tenggiri, udang, cumi-cumi, ikan kuwe, peperek, layur dan ikan-ikan pelagis kecil lainnya.

Hasil tangkapan ini juga dipasarkan ke provinsi tetangga seperti ke Pekanbaru, Jambi dan Bengkulu. Adanya dukungan Pemprov Sumbar, produksi perikanan tangkap terus mengalami peningkatan. 2010 sebanyak 202.599,5 ton, 2011 (205.456,7 ton), 2012 (207.866,8 ton), 2013 (221.375,8 ton) dan 2014 (227.278,8 ton). Rata-rata produksj perikanan tangkap meningkat 2,43% per tahun.

Optimalisasi produksi, perikanan tangkap terus dilakukan dengan berbagai program antara lain, peningkatan kapasitas penangkapan, modernisasi armada dan alat tangkap, pembangunan pelabuhan perikanan sampai program terpadu seperti Program Gerakan Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir (GEPEMP). Program yang ditujukan kepada nelayan ini dicanangkan gubernur pada 2011.

Dalam modernisasi armada perikanan misalnya, ditempuh alih teknologi penangkapan dari cara tradisional ke armada skala kecil melalui motorisasi armada perikanan dengan kapasitas 30 GT.

Alih teknologi ini dilaksanakan melalui Program Kapal INKA MINA yang dilaksanakan sejak 2011. Hingga 2014 telah diserahkan 11 unit Kapal Inka Mina kepada kelompok nelayan di Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Pasaman Barat, Agam, Padang dan Pariaman.

Ditambahkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumbar, Ir. H. Efendi, MP, peningkatan konsumsi ikan itu salah satu upaya untuk mewujudkan diversifikasi (keanekaragaman) pangan. Dengan diimplementasikannya diversifikasi pangan itu, maka ketahanan pangan yang dicita-citakan akan tercapai pula.

“Berpedoman kepada skor Pola Pangan Harapan (PPH), konsumsi ikan/lauk, masyarakat Sumbar masih tergolong rendah meski di atas rata-rata nasional. Skor kita sudah 84 pada 2014. Tahun lalu hanya 77. Sedangkan nasional 75 dan target kita ke depan 90”, kata Efendi.

Target itu optimis tercapai, bila dukungan semua pihak untuk mengampanyekan gerakan ayo makan ikan. Apalagi kini berbagai makanan olahan dari ikan sudah banyak diproduksi berbagai industri kecil.