Kemenhan RI Buka Pameran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Di Bukittinggi

Berita Utama () 07 Februari 2015 12:32:20 WIB


Bukittinggi,Pembukaan Pameran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Bela Negara, mengenang dan memperingati masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 19 Desember 1948 s/d 13 Juli 1949, Jumat (6/2) bertempat di Istana Bung Hatta Bukittinggi. 

Kita ketahui, PDRI saat itu dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang disebut juga dengan Kabinet Darurat. Sesaat sebelum pemimpin Indonesia saat itu, Sukarno dan Hatta ditangkap Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, mereka sempat mengadakan rapat dan memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan sementara.

Pembukaan Pameran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dihadiri oleh Direktur Bela Negara Dirjen Pothan Kemenhan RI Laksamana Pertama TNI M. Faisal,SE, MM, Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslima Kasim selaku Ketua Pembangunan Monumen Bela Negara di Koto Tinggi, Ketua DHD Angkatan 45 Sumatera Barat, Ketua DPRD Kota Bukittinggi dan para tokoh niniak mamak cerdik pandai yang ada di Bukittinggi serta undangan lainnya. Tema yang diangkat dalam Pameran Sejarah “Kami Tidak Melupakan Sejarah”. Acara ini berlangsung selama 3 hari yakni dari tanggal 6 Februari s/d 8 Februari 2015. Di Istana Bung.

Laporan Ketua Panitia, H.Kama Sudra Syafiie menyebutkan bahwa “saya senang undangan yang hadir disini sangat memiliki jiwa perjuangan yang tinggi, memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi, semoga dengan adanya acara ini dapat meningkatkan lagi rasa kecintaan kita terhadap bangsa ini, “Merdeka“. Ucapnya lantang.

Peristiwa bersejarah ini yang kemudian yang dijadikan sebagai Hari Bela Negara sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2006 tentang penetapan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara.

 

Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim memberikan sambutannya Pameran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia ini, dia memberikan apresiasi kepada seluruh panitia yang terlibat dalam kesuksesan acara tersebut.

“Tentu saja sebuah kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Barat, yang juga harus diketahui oleh para generasi muda Indonesia bahwa wilayah Sumatera Barat merupakan bagian penting dari perjalanan panjang perjuangan sejarah Indonesia yang kita cintai ini. Dan para generasi muda harus bisa mengisi kemerdekaan bukan dengan angkat bambu runcing lagi, maupun dengan angkat senjata untuk berperang, tetapi para generasi muda harus bisa mengisi kemerdekaan dengan Belajar yang giat, untuk membantu perkembangan dan pembangunan Sumatera Barat khususnya dan Indonesia pada umunya” ucap MK.

Sekilas diutarakan Wagub, PDRI merupakan peristiwa yang hampir terlupakan, namun dengan adanya acara ini mungkin dapat membuktikan bahwa dulu PDRI pernah ada di Indonesia, dan merupakan salah satu perjuangan kemerdekaan Indonesia yang kita cintai ini. Syafruddin Prawiranegara bersama Kol. Hidayat, Panglima Tentara dan Teritorium Sumatera, mengunjungi Teuku Mohammad Hasan, GubernurSumatera/Ketua Komisaris Pemerintah Pusat di kediamannya, untuk mengadakan perundingan. Malam itu juga mereka meninggalkan Bukittinggi menuju Halaban, daerah perkebunan teh, 15 Km di selatan kota Payakumbuh.

Sejumlah tokoh pimpinan republik yang berada di Sumatera Barat dapat berkumpul di Halaban, dan pada 22 Desember 1948 mereka mengadakan rapat yang dihadiri antara lain oleh Syafruddin Prawiranegara, T. M. Hassan, Sutan Mohammad Rasjid, Kolonel Hidayat, Lukman Hakim, Ir. Indracahya, Ir. Mananti SitompulMaryono Danubroto, Direktur BNI Mr. A. KarimRusli Rahim dan  Latif. Walaupun secara resmi kawat Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, maka dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Pembukaan Pameran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia ditandai dengan pemukulan gong oleh Direktur Bela Negara Dirjen Pothan Kemenhan RI Laksamana Pertama TNI M. Faisal,SE, MM, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Ketua DHD dan Ketua Panitia. Rangkaian kegiatan juga diselingi dengan menyanyikan 4 lagu perjuangan yang dibawakan oleh Protokol Voice Provinsi.

Pada kesempatan itu juga ada pemutaran film dokumenter tentang sekilas Lahirnya Hari Bela Negara/PDRI 19 Desember 1948. Dan juga didalam aula tersebut dipajang berbagai jenis macam foto-foto dokumenter mengenai perjuangan PDRI dan para tokohnya.

Humas Sumbar