Mari Ikut Membangun
Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 17 September 2014 06:26:35 WIB
Tak hanya pembangunan fisik, Baznas Pusat memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Bazda Provinsi Sumbar yang telah mengelola zakat PNS Pemprov Sumbar dengan baik. Dalam beberapa tahun pemungutan zakat di Pemprov jumlahnya telah mengalami pertumbuhan ratusan persen. Hal ini baru kali pertama dilakukan dimana sebelumnya tidak ada pungutan zakat kepada PNS Pemprov.
Di awal saya menjadi Gubernur, ide untuk menarik zakat dari PNS Pemprov sudah pernah saya sampaikan melalui bendahara. Kemudian muncul penolakan dengan berbagai alasan. Ketika penarikan zakat sudah dilaksanakan, masih ada PNS yang berpredikat wajib bayar zakat ternyata tidak menyerahkan zakatnya. Setelah diberikan pengertian dan berkali-kali disampaikan tausiah tentang manfaat zakat dan pemahaman bahwa berzakat itu tidak rugi, barulah ide itu bisa diterima. Dan disepakati bahwa zakat dipungut dengan cara pemotongan langsung dari penghasilan PNS yang sudah tergolong wajib berzakat. Alhamdulillah, pekembangannya menunjukkan arah yang sangat positif. Jumlah zakat yang dipungut mengalami kenaikan pesat. Manfaatnya pun sudah bisa dinikmati oleh para mustahik.
Di bidang kesejahteraan sosial, terjadi penurunan jumlah penduduk yang menganggur, penurunan penduduk miskin, perluasan lapangan kerja, meningkatnya ketersediaan lembaga penanggulangan kemiskinan, meningkatnya akses dan produktivitas usaha mikro, dan berkurangnya jumlah daerah tertinggal. Semuanya ini dilakukan dengan memenuhi hak dasar, mengurangi beban hidup, perbaikan kualitas hidup, mengembangkan potensi, memperkuat kesempatan kapaitas masyarakat miskin, memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi usaha mikro kecil. Program yang dilakukan seperti BLT, raskin, Jamkesmas, PKH, PNPM MP, PNPM-Disker, GEMBANGMAS TASKIM, UEO melalui KUBE, dan KUR.
Di bidang kepemudaan, Sumatera Barat mendapatkan beberapa prestasi dan penghargaan. Di antaranya, penampilan terbaik seni dan budaya di jambore pemuda indonesia (2012,2013), pemuda pelopor juara 1 nasional (2013). Sedang di bidang olahraga, Sumatera Barat berhasil melampaui target di kejurnas PPLP (2012, 2013, 2014), POPNAS di DKI Jakarta (2013), PON ke-18 di Riau (2012), kejurnas gulat (2013), PORSOINA VII (2014). Sementara yang sesuai target adalah POPWIL (2012) dan PEPARPELNAS (2013).
Berdasarkan data Bapenas tahun 2013 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Barat berada pada urutan ke 8 dari dari 33 provinsi di Indonesia. Bersamaan dengan itu Sumbar dalam memenuhi kebutuhan dasar dan tingkat kesejahteraan termasuk baik. Begitu juga dengan penanganan bonus demografi, di bidang pendidikan, kesehatan, etos kerja dan kewirausahaan.
Pemprov Sumatera Barat juga melakukan kerjasama dengan pihak luar negeri. Di antaranya dengan Pemerintahan Bavaria (Jerman) di bidang energi terbarukan, Kagawa (Jepang) di bidang pertanian dan tenaga kerja, Turki di bidang energi geothermal, Swiss di bidang pengembangan cokelat, Cina di bidang investasi pertambangan, dan Malaysia di bidang pendidikan dan perdagangan serta kerjasama dengan beberapa negara lainnya. Semua kerjasama tersebut diarahkan untuk memajukan pembangunan Sumatera Barat.
Sementara itu, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) di lingkungan Pemprov Sumatera Barat sebagian sudah maju dan berkembang, dan sebagian lagi masih dalam pembinaan. Bank Nagari sebagai bank milik pemda telah menunjukkan prestasi, di antaranya dengan menghasilkan keuntungan yang besar dan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemda di Sumatera Barat. BUMD Balairung dan Jamkrida yang baru dibentuk, sudah mendapatkan keuntungan. BUMD lain yang sudah lama berdiri seperti Grafika sudah mampu mendapatkan keuntungan dan mengembangkan diri. Sedangkan BUMD lainnya masih dalam pembinaan.
Untuk optimalisasi dan percepatan pembangunan, berdasarkan potensi wilayah dan infrastruktur pendukungnya, Pemerintah Sumatera Barat akan memetakan daerah Sumatera Barat menjadi 3 koridor pembangunan. Pertama adalah Koridor Lintas Sumatera, meliputi daerah Kota Solok, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Sawahlunto, Sijunjung dan Dharmasraya. Koridor kedua adalah Koridor Pantai Barat Sumatera Barat, meliputi Pesisir Selatan, Kota Padang, Kota Pariaman, Padang Pariaman, Pasaman Barat dan Agam. Koridor ke tiga adalah Koridor Lintas Timur meliputi Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, Payakumbuh, Lima Puluh Kota dan Tanah Datar.
Masing-masing koridor memiliki rute transportasi yang akan mendukung percepatan pembangunan daerah masing-masing, baik melalui darat, laut maupun udara. Masing-masing juga mempunyai sumber energi yang bisa diandalkan, seperti PLTA, PLTU atau Geo Thermal. Selain itu masing-masing koridor juga memiliki komoditi unggulan khas masing-masing daerah. Ada yang memiliki komoditi unggulan berupa produk perkebunan, holtikultura, perikanan maupun tambang. Dengan mengoptimalkan potensi masing-masing koridor ini diharapkan pertumbuhan pembangunan daerah tersebut berlangsung optimal.
***
Selaku Gubernur Sumatera Barat saya mendapat penghargaan dari PWI dan Kantor Berita Antara karena dukungan Pemprov Sumatera Barat kepada media. Media bahkan menyebut Gubernur sebagai Kepala Daerah yang tidak pernah mengintervensi media bahkan memberikan kebebasan berpendapat di media.
Berbagai cara dan upaya telah dilakukan untuk membangun Sumatera Barat, agar daerah dan masyarakatnya lebih baik, lebih sejahtera dan lebih nyaman. Kerja keras dan bersungguh-sungguh adalah prinsip yang selalu kami anut dan pegang teguh. Banyak SKPD yang geleng-geleng kepala dan mengaku tidak kuat mengikuti ritme kerja saya. Banyak yang bertanya-tanya, “Berapa jam Pak Gubernur tidur sehari, atau kapan Pak Gubernur tidurnya?” Atau ada juga yang sembari berbisik-bisik bertanya, “Apa obat atau suplemen yang diminum Pak Gubernur sehingga beliau seperti tak pernah lelah?” Kerja keras dan beruungguh-sungguh memang bukan cuma sekedar wacana, tetapi dimulai dan dicontohkan langsung oleh seorang pemimpin.
Semua peningkatan kinerja dan perbaikan itu juga telah disepakati dan diterapkan oleh seluruh Bupati/Walikota di Sumatera Barat. Kerjasama dan sinergi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah kota dan kabupaten di Sumatera Barat tentu merupakan kekuatan yang luar biasa untuk membangun Sumatera Barat. Hal itu juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2011 pasal 3 ayat 1 (huruf e dan f) mengatakan bahwa Gubernur sebagai wakil Pemerintah (Pusat) memiliki tugas koordinasi, pembinaan dan pengawasan, penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota; juga Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Alhamdulillah rata-rata Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat telah memperlihatkan prestasi yang baik dan sejumlah penghargaan juga telah diterima. Beberapa kabupaten akan keluar dari daerah tertinggal. Perubahan mind set dan culture set itu juga telah terjadi di kabupaten-kabupaten dan kota-kota se Sumatera Barat. Keberhasilan provinsi juga keberhasilan Kabupaten/Kota, begitu pula sebaliknya.
Program-program yang direncanakan oleh SKPD Pemprov selalu merujuk kepada RPJMD 2010-2015. Alhamdulillah, dari laporan seluruh SKPD Pemprov, target RPJMD selama empat tahun ini sudah terpenuhi. Dan insya Allah, pada tahun 2015 program-program tersebut akan tercapai sesuai target RPJMD 2015.
Alhamdulillah, tahun 2014 ini nyaris tak terasa lagi, walaupun ancaman gempa dan tsunami tetap ada. Sebagai antisipasi, secara bertahap pemerintah, swasta maupun masyarakat secara swadaya tetap membangun sejumlah shelter di berbagai tempat sebagai upaya mitigasi. Meski upaya rehab rekon telah dilakukan secara optimal, namun masih ada beberapa kantor pemerintahan yang belum selesai dibangun, termasuk diantaranya Rumah Bagonjong (kantor Gubernur). Hal ini dipilih karena pemerintah lebih mendahulukan pembangunan rumah-rumah penduduk yang ribuan jumlahnya dan berbagai fasilitas/infrastruktur umum. Sedangkan kator-kantor pemerintah dibangun menyusul secara bertahap.
Insya Allah tahun depan giliran Rumah Bagonjong yang direhab dan dibangun. Saat ini memang sebagian kantor gubernur telah selesai dibangun, namun bangunan itu diprioritaskan dulu untuk staf yang sebelumnya berdesak-desakan berkantor di bekas aula kantor Gubernur. Namun hal itu tidak berarti pekerjaan Gubernur terhenti. Rapat, koordinasi dengan SKPD, menerima tamu dan berbagai kegiatan lainnya dilakukan di rumah dinas dan fasilitas ruang pertemuan yang ada di lingkungannya. Bahkan jika dibatasi oleh jarak dan waktu, komunikasi dan koordinasi dengan Gubernur bisa dilakukan melalui fasilitas TI (teknologi informasi) yang saat ini mudah dilakukan melalui hand phone. Dengan demikian koordinasi dengan Gubernur bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Begitu juga dengan surat menyurat, tak ada surat yang prosesnya lebih dari satu hari jika sudah sampai di meja kerja Gubernur.
Mari kita semua ikut turun tangan, menjadikan Sumatera Barat terus lebih baik dan lebih baik. Sekecil apapun peran kita akan sangat besar artinya, akan dikenang sepanjang masa dan mendapat pahala dari Allah SWT. Jangan sebaliknya, ikut memadamkan semangat membangun dan bekerja lebih baik yang telah terbangun dan mulai berkobar di tengah masyarakat kita. Kita telah membuktikan bahwa dengan kebersamaan dan saling bahu membahu kita bisa bangkit meski gempa besar telah meluluh-lantakkan negeri ini. Dalam keadaan yang lebih baik seperti saat ini, kita bisa pasti berbuat lebih baik lagi. Terimakasih atas dukungan dari semua pihak terhadap pembangunan di Sumatera Barat, mari bersama membangun Sumatera Barat.(Irwan Prayitno)