Ketika Inggris Ogah Lockdown
Artikel () 20 Juli 2020 21:28:21 WIB
Meskipun banyak negara Eropa menerapkan kembali lockdown, Inggris enggan memberlakukan lockdown secara nasional. Hal ini dinyatakan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Boris melihat para ahli sudah bisa menghadapi Covid-19. Namun demikian, ada yang berpandangan, jika tidak dilakukan lockdown maka di musim dingin akan terjadi lonjakan penderita positif covid.
Boris menyerahkan kepada perusahaan untuk kebijakan terhadap para pekerja, apakah kerja di rumah atau kantor. Namun, ternyata tidak semua Inggris seruan yang disampaikan oleh Boris. Hanya berlaku untuk negara bagian Inggris saja. Sedangkan Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara memiliki kebijakan sendiri.
Inggris merupakan negara yang korban tewas akibat covid, tertinggi di Eropa. Per 17 Juli 2020 sudah mencapai 45.000 korban meninggal. Boris menginginkan ekonomi Inggris tidak jatuh sekaligus berusaha menekan jumlah kasus covid.
Selain Inggris, ada tujuh negara Eropa yang melakukan lockdown. Di antaranya adalah Spanyol, Portugal, Prancis, Belgia, Hungaria.
Di Barcelona Spanyol, empat juta penduduk di-lockdown. Masyarakat yang keluar rumah dikenakan aturan ketat pemakaian masker. Sementara di Lisbon Portugal, masyarakat sudah diperintahkan tidak keluar rumah. Di Paris, Prancis orang yang keluar rumah wajib memakai masker. Sedangkan di Belgia usia 12 tahun ke atas diwajibkan memakai masker di luar rumah. Sementara di Hongaria, pendatang dari negara-negara Eropa dibatasi dan pendatang dari Amerika Selatan, Afrika dan sebagian besar Asia dilarang masuk.
Jika dibandingkan dengan kondisi Indonesia, atau mungkin Sumbar, sudah sepantasnya kita bersyukur dengan kondisi yang ada. Respons cepat pemerintah dalam mengendalikan Covid-19 bisa membuat masyarakat tetap beraktivitas mencari nafkah. Tidak sampai menjadi daerah merah seperti di provinsi lain.
Namun kesadaran masyarakat harus tetap ditingkatkan untuk memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, menjaga kebersihan dan kesehatan. Tanpa disiplin dan patuh kepada protocol kesehatan, masyarakat akan berpotensi tertular lebih tinggi.
Semoga semakin banyak pihak dan komunitas serta lembaga lainnya yang berperan dalam menyadarkan masyarakat akan pentingnya patuh kepada protokol kesehatan. (efs)
Referensi: Harian Rakyat Merdeka, PM Inggris Ogah Dipaksa Gelar Lockdown Lagi…, 20 Juli 2020
ilustrasi: freefoto