Keunikan Kampung Asli Suku Sasak Lombok
Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 04 Maret 2018 22:19:56 WIB
Jika berbicara Pulau Lombok, salah satu yang terlintas pastinya Suku Sasak. Ya, Suku Sasak ini merupakan suku asli Pulau Lombok. Ada beberapa kampung asli Suku Sasak yang saat ini masih memegang teguh adat istiadat nenek moyangnya, antara lain Kampung Suku Sasak Ende dan Kampung Suku Sasak Sade.
Kita berkesempatan mengunjungi langsung Kampung Suku Sasak Sade yang terletak di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Kampung ini dapat dicapai dalam waktu 60 menit dari Mataram dan 20 menit dari Bandara Internasional Lombok (BIL).
Kampung ini memiliki rute yang sama dengan KEK Pantai Kuta Mandalika. Biasanya wisatawan mengunjungi 2 tempat ini dengan bersamaan. Banyaknya akses transportasi yang tersedia baik dari Mataram maupun dari BIL ditambah promo paket wisata yang ditawarkan tour and travel, sangat memudahkan wisatawan untuk mengunjungi tempat ini.
Sesampai di Sade, kita disambut keramahan warga setempat. Amak Andre (40 th), penduduk asli yang menjadi tour guide kami menjelaskan keunikan Kampung Sade. Amak dalam bahasa Sasak berarti bapak.
"Walaupun listrik dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dari pemerintah sudah masuk, tetapi kami tetap berpegang teguh menjaga keaslian desa. Saat ini terdapat kurang lebih 600 orang warga yang menempati kampung dan semuanya masih patuh pada tradisi leluhur," ujar Amak Andre.
Lebih lanjut Amak Andre menerangkan keunikan dari Kampung Sade yang membuatnya berbeda dari kampung-kampung lainnya di Lombok seperti bangunan rumah yang terkesan sangat tradisional. Atapnya dari ijuk, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu, dan lantainya beralaskan tanah.
Hal yang lebih unik adalah warga desa punya kebiasaan khas yaitu mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau. Dengan cara begitu lantai rumah dipercaya lebih hangat dan dijauhi nyamuk.
Keunikan dari Desa Sade ini sangat di dukung oleh pemerintah daerah setempat dengan gencarnya promosi yang dilakukan. Banyak wisatawan yang mengunjungi desa juga berpengaruh terhadap perekonomian warga. Mereka yang dulunya hanya bekerja sebagai petani dan tukang bangunan, sekarang telah mendapat pekerjaan sampingan dari dunia pariwisata.
Sumatera Barat juga memiliki beberapa desa adat yang masih mempertahankan dan menjaga warisan leluhurnya. Seperti desa Pariangan, desa terindah di dunia versi media pariwisata asal Amerika Serikat, Travel Budget. Sudah sewajarnya, jika pemerintah daerah gencar untuk mempromosikannya ke dunia internasional, untul mendongkrak kedatangan wisatawan baik lokal maupun mancanegara ke Ranah Minang.