Ketika Jerman Kekurangan APD
Artikel () 30 April 2020 09:08:45 WIB
Akun instagram detikcom pada tanggal 29 April 2020 menginformasikan tentang situs di Jerman yang menampilkan foto-foto tenaga medis tanpa pakaian. Para tenaga medis tersebut berfoto bugil dalam rangka menarik perhatian masyarakat. Mereka ingin memberitahukan tentang kurangnya APD atau alat pelindung diri untuk penanganan wabah Covid-19.
Mereka berfoto bugil dengan menutupi sebagian tubuhnya dengan perlengkapan medis, stetoskop, kerangka anatomi, kertas toilet, kertas kerja dan benda-benda lain. Detikcom mengutip informasi ini dari CNN. Dan CNN menyebut nama situs tersebut Blanke Bedenken, tapi belum bisa memverifikasinya karena permintaan wawancara CNN belum direspons Blanke Bedenken.
Jika ternyata fakta kekurangan APB bagi tim medis yang berjuang di garis depan pengobatan pasien Covid-19 terbukti benar, maka negara-negara lain juga memang mengalami hal yang sama. Di Indonesia juga terjadi kekurangan APD. Jadi, jika negara maju dan kaya seperti Jerman mengalami kekurangan APD, maka negara berkembang seperti Indonesia wajar mengalami kekurangan APD.
Jika permintaan APD oleh banyak negara sulit terpenuhi, akan berdampak buruk kepada tenaga medis dan kesehatan yang berjuang di garis depan pengobatan pasien Covid-19. Tak heran jika di Indonesia muncul respons solidaritas sosial oleh berbagai elemen dan kelompok masyarakat untuk membantu pengadaan APD bagi tim medis dan kesehatan tersebut.
Para pesohor, perusahaan besar, organisasi sosial politik dan keagamaan, dan lainnya berjibaku membantu pengadaan APD. Hasilnya cukup memuaskan. Banyak rumah sakit merasa terbantu dengan peran serta mereka.
Kekurangan APD adalah salah satu realita yang cukup menyedihkan di tengah upaya menghadapi penyebaran wabah Covid-19. Pemerintah sebenarnya telah berupaya mengadakan APD. Namun masih belum bisa memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Bantuan masyarakat dan berbagai pihak lainnya melengkapi kekurangan tersebut.
Selain kurangnya APD bagi tenaga medis dan kesehatan, sebagian masyarakat mengalami kurang bahan makanan. Karena mereka melakukan berdiam diri di rumah. Penghasilan mereka menurun. Ini juga perlu dibantu. Dari sisi pemerintah, tengah dilakukan pendataan dan validasi. Sehingga memakan waktu.
Respons masyarakat yang memiliki kelebihan rezeki juga sangat baik. Mereka bergerak sendiri menyediakan kebutuhan makanan bagi golongan masyarakat yang tidak mampu. Kekurangan di sana-sini yang terlihat adalah wajar. Karena selama ini baru sekaranglah masyarakat mengalami penyebaran wabah Covid-19 yang menyebabkan terhentinya roda perekonomian. Masyarakat banyak yang tidak punya persiapan. Tidak ada yang punya pengalaman sebelumnya. Termasuk masyarakat negara maju.
Dengan melihat realita di Indonesia dan dunia, maka kita bisa bersikap realistis. Bahwa ternyata tidak ada yang sempurna. Jika pun negara lain terlihat sempurna, itu karena mereka juga punya kekurangan yang belum nampak oleh kita. Atau ukuran mereka dalam menangani penyebaran wabah Covid-19 tidak seluas atau sebesar kita. (efs)
ilustrasi: shutterstock