Bangun Kampung Tertinggal, Masyarakat Panji Kubu Gadang Ternak Itik

Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 02 Desember 2019 09:45:21 WIB


Kampung Panji Kubu Gadang, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabubaten Agam, Sumatra Barat, sempat ditinggal penduduknya hampir 30 tahun. Diakibatkan akses air bersih terputus dan akses jalan rusak dan jauh dari pusat pemerintahan .

Perkampungan ini kembali hidup setelah Pesantren Prof. Dr. Buya Hamka berdiri kokoh. Meski penduduk masih bisa dihitung jari, namun pembuatan jalur air bersih dan akses jalan telah lebih baik dari sebelumnya. Membuat mereka yang pindah ke jorong tetangga, mulai bangkit dan membangun kampung tersebut.

Sejumlah terobosan telah dilakukan perantau dan masyarakat yang berada di Maninjau. Akses jalan sekitar 3,5 Km dari Maninjau menuju Padang Gelanggang (Matur) telah dilakukan. Pembukaan jalan 700 meter, lebar 4 meter telah dibuka. Anggaran pemangunan melalui Dana Desa dan sumbangan perantau. Tidak hanya itu, peternak itik bertelur dan perkebunan terong sudah mulai digeliatkan.

Yus Tito (40), peternak itik mengatakan aktifitas perkebunan dan perternakan telah mulai membuahkan hasil di Panji Kubu Gadang. Peningkatan perekonomian mulai dirasakan akibat pergerakan tersebut.

Dorongan ini disebabkan terbukanya akses jalan, dampak kehadiran pesantren Buya Hamka di sana. “Ide berternak itik bertelur ini dikarenakan adanya salah seorang keluarga kami yang memiliki pengalaman dalam usaha ini. Dengan dorongan tersebut, kami sepakat untuk memulainya,” terang Tito.

Usaha tersebut baru berjalan satu setengah bulan, dengan jumlah ternak 200 ekor itik. Ditargetkan mencari donatur untuk penambahan itik sekitar 800 ekor lagi.

“200 ekor itik bertelur ini adalah langkah awal. Dan sangat tanggung karena permintaan cukup tinggi. Kami sangat berharap bisa mendapat tambahan 800 ekor itik lagi, agar visi dan misi jangka panjang dapat tercapai,” tuturnya.

 

Program jangka panjang, Panji Kubu Gadang ini akan dikembangkan dalam bentuk sistem koperasi. Diperuntukan seluruh masyarakat Panji Kubu Gadang yang ingin memajukan kampung halamannya. Membentuk satu kelompok sehingga mampu mensejahterakan keluarga Panji Kubu Gadang yang saat ini masih banyak mengalami kesulitan ekonomi.

“Kami berencana merekrut anak-anak yatim piatu. Dan mendidik mereka dalam satu wadah. Biaya pendidikan kita ambil dari hasil zakat atau infak hasil usaha yang kami kelola,” ujarnya.

Yus Tito menambahkan meski usaha tersebut baru satu setengah bulan. Itik sudah bertelur 12 ekor perhari. dalam waktu tiga bulan ini ditergetkan bisa bertelur 100 butir perharinya. Sehingga dapat merauh keuntungan kotor idealnya 12 juta satu bulannya. Sementata keuntungan bersih bisa mencapai 8 juta rupiah.

 

Lokasi tersebut saat ini juga dalam proses pembangunan jalan. penghubung Nagari Maninjau dengan Nagari Matur Mudiak. Salah satu akses alternatif kelok 44 untuk menuju Kecamatan Tanjung Raya nantinya.

Deded, pemuda setempat juga menjelaskan setelah tamat SMK, ia langsung memantau. Seperti pemuda kebanyakan lainnya. Namun tidak lama dan kembali ke kampung halaman.

Setelah bertemu seorang kerabat dari rantau, Deded mendapat motivasi untuk usaha itik bertelur. “Awalnya saya tidak yakin dengan ajakannya, bisa beternak itik di perbukitan dan irigasi air kurang lancar. Setelah dicoba, ternyata berhasil,” katanya.

Harapan terbesarnya adanya tambahan 800 ekor itik lagi dengan bantuan semua pihak berwenang. “Perjuangan ini sinergi dengan program Pemda Agam, seperti Save Maninjau, Agam Madani dan Agam Menyemai. Dan sangat berharap Eksukutif, Legislatif dan pihak lainnya bisa membantu kami,” pungkasnya. (Prokabar.com)