Perjuangan Murni Liati, Nabung untuk Lunasi Tunggakan JKN-KIS Sekeluarga

Perjuangan Murni Liati, Nabung untuk Lunasi Tunggakan JKN-KIS Sekeluarga

Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 26 September 2019 10:53:17 WIB


Padang Pariaman,

Pernah memanfaatkan layanan kesehatan Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) membuat Murni Liati, 33 tahun, warga Kabupaten Padang Pariaman merasa berhutang budi pada peserta JKN-KIS lain. Pasalnya tiga tahun yang lalu, operasi caesar persalinan anak keduanya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Di ruang tamu bercat merah jambu ukuran tiga kali tiga meter, Murni menceritakan perjuangan saat menabung demi melunasi tunggakan iuran JKN-KIS sekeluarganya, Rabu (25/9).

 

"Karena faktor ekonomi, sejak tahun 2017 lalu saya menunggak iuran JKN-KIS untuk enam anggota keluarga dalam satu KK (Kartu Keluarga, -red). Meskipun di dalam KK tersebut masih terdapat mantan suami beserta adik mantan suami, saya memang tetap bertekad untuk melunasi semua karena saya merasa berhutang budi pada peserta JKN-KIS yang lain karena saya pernah dibantu. Saya juga merasa tidak tenang saat ada tunggakan, takut tidak aktif saat kami butuhkan dan kena denda pas rawat inap," ungkapnya.

 

Melalui usaha membuka kedai makanan dan minuman ringan untuk anak-anak mengaji di surau, Murni bertekad untuk melunasi tunggakan iuran JKN-KIS. Sedikit demi sedikit rupiah ia kumpulkan, jumlahnya tidak menentu, tergantung dari berapa jumlah dagangannya yang laku. "Terkadang Rp. 2 ribu per hari, kalau pas lagi sepi ya cuma bisa ngumpulin Rp. 5 ribu seminggu, sebab dagangan kadang tidak laku sama sekali dalam sehari, karena anak-anak libur mengaji," tuturnya.

 

Agustus 2019 lalu, Murni meniatkan diri untuk mengecek berapa jumlah tunggakannya kini. Perasaan terkejut tak bisa ia sembunyikan tatkala petugas BPJS Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman mengatakan bahwa ia harus melunasi Rp. 2,6 juta dalam sekali bayar. Tak mau tenggelam dalam kekalutan, sepulang dari Kantor BPJS Kesehatan tersebut ia semakin membulatkan diri untuk lebih giat dan lebih banyak lagi dalam menabung.

Akhirnya pada tanggal 11 September 2019, saat Wali Nagari Sungai Asam menginformasikan akan ada Mobile Customer Service (MCS) BPJS Kesehatan di halaman Kantor Wali Nagari, Murni tak mau menyia-nyiakan kesempatan berharga tersebut. “Sebenarnya uang saya masih kurang sedikit, karena ternyata tunggakan di September tambah jadi Rp. 2,8 juta. Lalu saya pinjam uang dulu pada saudara untuk melunasi tunggakan segera. Sekarang Alhamdulillah sudah lunas dan saya akan berusaha untuk tidak menunggak lagi,”ungkapnya.

 

Murni berpesan kepada seluruh Peserta JKN-KIS yang masih menunggak agar mengikuti caranya dalam menabung, yakni dengan jalan konsisten untuk menyisihkan rezeki minimal seribu rupiah per hari. Baginya, jika peserta tersebut mendaftar di kelas 3, maka seribu rupiah per hari tersebut sangat bermanfaat untuk membayar iuran JKN-KIS karena iuran kelas 3 cuma Rp. 25.500, jadi jika sebulan ada 31 hari maka seorang peserta bisa mengumpulkan setidaknya Rp. 31 ribu.

 

“Atau bagi orang yang merokok, perlu diketahui bahwa iuran bulanan JKN-KIS ini harganya sama dengan satu atau dua bungkus rokok. Setahu saya harga rokok paling murah belasan ribu, kalau beli rokok bisa harusnya bayar iuran juga bisa, tidak nunggak. Berhenti merokok lebih baik, atau paling tidak para perokok bisa mengurangi beli rokoknya, agar uangnya bisa untuk bayar iuran JKN-KIS. Apalagi merokok itu jelas-jelas tidak baik untuk kesehatan, lebih kasihan lagi keluarganya yang jadi perokok pasif,” pungkasnya. (EK/MMC Diskominfo)