BJ Habibie dan Budaya Membaca

BJ Habibie dan Budaya Membaca

Artikel () 20 September 2019 17:52:15 WIB


Bangsa Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya beberapa waktu lalu. Mantan Presiden RI, BJ Habibie telah berpulang menghadap keharibaan Tuhannya. Semoga almarhum husnul khatimah. Amin.

Setelah meninggalnya BJ Habibie, di media sosial bermunculan berbagai kisah BJ Habibie dan juga keistimewaan yang dimilikinya. Satu di antara keistimewaan BJ Habibie adalah ia membaca selama sekitar 7,5 jam dalam sehari. Tak heran jika setiap hari memiliki waktu yang terbilang lama untuk membaca menjadikan BJ Habibie sebagai manusia pintar. 

Dalam ajaran Islam, wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril adalah perintah membaca. Membaca terbukti menjadikan seseorang memiliki ilmu dan pengetahuan. 

Sayangnya, budaya membaca belum menjadi kebiasaan di masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan di antara mereka yang terbiasa membaca dan yang tidak terbiasa. Orang yang terbiasa membaca akan semakin pintar karena semakin berilmu dan berpengetahuan. Sedangkan orang yang tidak terbiasa membaca akan semakin lemah karena kurang berpengetahuan dan sedikit ilmu. 

Pada masa BJ Habibie berada di puncak karirnya sebagai Menteri di Kabinet Presiden Suharto, banyak orang tua mendorong anaknya agar rajin belajar seperti BJ Habibie nantinya. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat tahu BJ Habibie pintar tapi tidak mendorong anak-anaknya agar rajin membaca. 

Apalagi di zaman sekarang, di mana ponsel pintar menjadi salah satu penyebab anak-anak lebih senang melihat ponsel pintarnya dibanding belajar atau membaca. Bahkan sudah muncul anak-anak yang kecanduan gawai (gadget). 

Salah satu dampak negatif dari rendahnya budaya membaca adalah ketidak mampuan melihat sebuah tulisan, apakah hoaks atau fakta. Maka penyebaran hoaks saat ini semakin luar biasa. Umumnya didorong oleh rasa emosional dibanding hal rasional mereka. 

Dan hal semacam ini juga berdampak kepada ketahanan nasional. Oleh sebab itu, budaya membaca sesungguhnya juga memiliki peranan penting untuk membentuk ketahanan nasional. Dan juga untuk meningkatkan daya saing bangsa. 

Semoga kita bisa mencontoh mendiang BJ Habibie dalam hal membaca, di antara sekian banyak keunggulan beliau yang telah berperan memberikan sumbangsihnya untuk bangsa dan negara. (efs)

ilustrasi: shutterstock dotcom