“PERAN BUNDA PAUD DALAM MENDUKUNG GENERASI EMAS INDONESIA”

“PERAN BUNDA PAUD DALAM MENDUKUNG GENERASI EMAS INDONESIA”

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 26 April 2019 00:13:22 WIB


PERAN BUNDA PAUD DALAM MENDUKUNG GENERASI EMAS INDONESIA

Saat ini kesadaran masyarakat untuk mendirikan pendidikan anak usia dini semakin besar, dan semua ini tidak terlepas dari peran dan dukungan Bunda PAUD. Bunda PAUD adalah figure dari ibu yang melekat pada isteri kepala daerah masing-masing wilayah/tingkat pemerintahan mulai dari Bunda PAUD Negara Indonesia hingga Bunda PAUD Desa/Kelurahan. Apabila kepala daerahnya perempuan, Bunda PAUD dapat dialihkan ke Ibu Wakil Kepala Daerah yang memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan setiap instansi pemerintah daerah atau sektor swasta dan elemen masyarakat dalam mengembangkan PAUD.

Peran Bunda PAUD adalah sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam Gerakan Nasional PAUD. Sebagai figure ibu yang merupakan tokoh sentral di setiap jenjang pemerintahan, keberadaan Bunda PAUD dapat memotivasi masyarakat dan pemangku kepentingan. Bunda PAUD Provinsi Sumatera Barat, sekarang melekat pada Ibu Hj.Nevi Zuairina Irwan Prayitno, dalam hal ini berperan sebagai figur dan tokoh sentral Gerakan Nasional PAUD Provinsi dengan memberikan sumbangan pemikiran, sosialisasi, dan penggerakan pelaksanaan PAUD di tingkat Provinsi. Demikian pula halnya dengan Bunda PAUD tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan.

Seperti diketahui, bahwa banyak faktor diluar pendidikan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun dari sejumlah penelitian menunjukkan, bahwa rentang usia 0-6 tahun adalah “ the golden ages” yaitu merupakan waktu yang tepat dalam membentuk karakter seorang anak. Berbagai kajian penelitian menyimpulkan bahwa selama masa ini pertumbuhan otak sedang pesat-pesatnya. Sampai usia 4 tahun tingkat kapabilitas kecerdasan anak telah mencapai 50%. Pada usia 8 tahun mencapai 80% dan sisanya 20% diperoleh saat anak berumur 8 tahun ke atas. Itu sebabnya usia dini sangat menentukan derajat kualitas kesehatan, inteligensi, kematangan emosional dan produktivitas manusia pada tahap berikutnya.

Sesungguhnya pada saat bayi dilahirkan, ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah bayi berada diluar kandungan. Anak yang memperoleh layanan PAUD akan memiliki kemampuan pra akademik yang lebih baik, IQ dan skor akademik yang meningkat tajam, kemampuan menyelesaikan tugas dan kerja sama dalam kelompok juga lebih baik. Dengan demikian sudah jelas bahwa PAUD adalah basic education yang tak bisa diabaikan, bahkan sebaliknya harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah dan kita semua. Di luar analisis keilmuan, yang juga tak kalah menentukan adalah peran orang tua dan keluarga. Sebab, keluargalah pihak terdekat dengan anak-anak. Oleh karenanya, keluarga harus menjadi stimulus bagi anak sebelum ia melangkah ke jenjang PAUD. Bahkan selama belajar di PAUD pendampingan keluarga, utamanya ibu, menjadi amat penting.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) ,merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini disebabkan oleh karena keluarga adalah pendidik pertama dan utama, juga sebagai basis pendidikan moral dan agama pelestari nilai-nilai luhur. Masyarakat menyelenggarakan jasa layanan PAUD bagi yang membutuhkan, membentuk organisasi profesi atau forum komunikasi sebagai saluran aspirasi dan berpartisipasi aktif dalam PAUD melalui dukungan dana, sarana dan prasarana, tenaga dan setidaknya pemikiran. Dan yang tak kalah penting, peran masyarakat adalah membantu pemerintah dalam rangka memperkuat kelembagaan PAUD dan sosialisasi kepada masyarakat luas.

Sedangkan tanggung jawab pemerintah antara lain; memberikan kepastian hukum terhadap pelaksanaan PAUD, mengeluarkan aturan, pedoman dan standarisasi teknis pelaksanaan PAUD dalam rangka penjaminan mutu dan perlindungan masyarakat, mendorong tumbuh-kembangnya lembaga PAUD melalui pembinaan dan fasilitasi, memberikan subsidi bagi lembaga yang membutuhkan serta memberikan bantuan teknis dan pelatihan. Program PAUD tidak berdiri sendiri, melainkan bisa diintegrasikan berbagai program layanan anak yang telaha da seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang lebih fokus pada layanan kesehatan dasar dan gizi; Bina Keluarga Balita yang lebih fokus pada dukungan keluarga;serta Taman Pendidikan Al-quran, Sekolah Minggu, dan Bina Iman Anak yang lebih fokus pada pendidikan agama. Secara menu juga telah disepakati bahwa layanan pendidikan harus diintegrasikan atau dilengkapi dengan layanan gizi dan kesehatan serta  pengasuhan dan perlindungan anak. Di Indonesia konsep keterpaduan ini dinamakan Program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD-HI). Pembinaan PAUD-HI bersifat lintas kementrian /lembaga, di tingkat pusat dikoordinasikan oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.