“PEREMPUAN MINANG TIDAK KALAH DARI KARTINI”

“PEREMPUAN MINANG TIDAK KALAH DARI KARTINI”

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 25 April 2019 23:09:48 WIB


“PEREMPUAN MINANG TIDAK KALAH DARI KARTINI”

Peringatan Hari Kartini, disetiap tanggal 21 April, menjadi motivasi bagi perempuan Indonesia untuk bangkit, berkiprah sederajad dengan laki-laki, meningkatkan kualitas dan kemampuan dirinya maju dalam pembangunan Bangsa. Bagaimanakah dengan perempuan di Sumatera Barat? Perlukah gaung emansipasi di Ranah Minang?

Peran Perempuan Minang saat ini,pada hakekatnya tidak jauh bergeser dari sendi-sendi Budaya Minang Kabau yang berlandaskan falsafah Adat basandi Syara’, Syara’ basandikan Kitabullah.Dimana perempuan di ranah Minang merupakan Bundo kanduang yang menjadi Limpapeh Rumah Nan Gadang.Jadi tempat mengadu dan bertanya oleh anak keturunan dan kemenakan, dan jadi tempat bercerita kalau sudah pulang dari merantau (Ka pai tampek batanyo,kapulang tampek babarito).

Merujuk hal ini, nampaknya tanpa disebut pun, keberadaan seorang perempuan, apalagi menjadi Bundo Kanduang, sudah menjadi bagian beremansipasi. Karena peran perempuan di Sumatera Barat sangat strategis, selain merujuk kepada adat , juga berlandaskan ajaran Islam,dimana perempuan berperan sebagai istri yang sholehah bagi suaminya, Ibu yang baik dan penyayang bagi anak-anaknya,anak perempuan yang sholehah bagi orangtuanya,dan saudara perempuan yang santun bagi masyarakat sekitarnya.

Saat ini perempuan di Ranah Minang,Sumatera Barat,  telah banyak yang berkiprah di masyarakat dan sukses dalam karirnya, tidak kalah dari Ibu Kartini yang mempelopori emansipasi wanita dari Jawa. Kita bisa membaca sejarah bahwa dari Sumatera Barat  ada dikenal Siti Manggopoh atau Mandeh Siti yang memimpin Perang Belasting seabad silam. Perang ini membuat Belanda kalang kabut; 53 dari 55 tentara Belanda yang bermarkas di Nagari Manggopoh meregang nyawa. Beliau sukses  berjuang melawan penjajahan Belanda di Manggopoh,Kabupaten Agam.

Kemudian juga ada Rangkayo Rohana Kudus,yang mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia, pada tanggal 11 Februari 1911. Di sekolah ini beliau mengajarkan perempuan seperti, membaca, menulis, keterampilan mengelola keuangan, budi pekerti, pendidikan agama, bahasa Belanda, sampai keterampilan menjahit, menyulam, membordir, dan merenda, yang hasil kerajinannya ini diekspor ke Eropa. Ini menjadikan sekolah Rohana berbasis industri rumah tangga yang anggotanya semua perempuan yang pertama di Minangkabau.

Di samping itu, salah satu tokoh perempuan Indonesia yang memiliki kiprah untuk memperjuangkan pendidikan dan hak perempuan adalah HR Rasuna Said. Beliau juga dikenal sebagai pejuang saat melawan Belanda. Hajah Rangkayo (HR) Rasunda Said, begitu nama panjangnya, merupakan salah satu tokoh pahlawan perempuan yang berjasa kepada bangsa Indonesia. Semangat dan kemauan sosok perempuan Minang, kelahiran 14 September 1910 di Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat itu, untuk kemajuan bangsa, khususnya kaum Hawa, begitu kuat. Awal perjuangan politik diawalinya dengan bergabung di Serikat Rakyat sebagai sekretaris cabang. Selain itu, beliau juga bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (Permi) di Bukittinggi pada 1930. Rasuna Said juga ikut mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan Permi. Kemudian, ia juga mendirikan sekolah Thawalib di Padang. Sekolah Thawalib ini didirikan untuk para perempuan muda sebelum memasuki jenjang perkawinan. Beliau memberikan kursus keputrian dengan aneka keterampilan, juga mengajarkan ilmu agama sebagai dasar kehidupan untuk kaum perempuan. Selain berjuang dengan mendirikan sekolah, Rasuna Said juga berani melawan Belanda dengan pidato-pidatonya. Ia dikenal sebagai seorang orator dan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Di zaman sekarang ini masih banyak perempuan kita yang sukses, baik dirumah tangga sekaligus dalam karir sesuai kemampuannya. Akan tetapi,kita tentu menyadari bahwa masih banyak juga yang berkekurangan,baik dari segi pendidikan,maupun kesejahteraan.Untuk itu, perlu program pemberdayaan perempuan, serta strategi bersama untuk mengangkat derajat,harkat dan martabat diri,keluarga dan masyarakat sekitar kita dengan berperan aktif dalam pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia pada umumnya dan Sumbar khususnya. Caranya,mulailah dari diri sendiri untuk mendapatkan pendidikan yang cukup,agar tidak mudah diperbodoh orang lain,baik pendidikan formal,ataupun non formal,seperti mengikuti kursus di lembaga-lembaga ketrampilan.Kemudian, amalkan ilmu yang ada untuk berusaha dengan memanfaatkan sumber daya alam disekitar,kreatiflah,banyak membaca dan mengamati bagaimana orang lain bisa sukses,lalu ambil pelajaran darinya.

Hal ini telah dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat yang membuat program peningkatan kesejahteraan keluarga,berupa pelatihan bordir,usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K),dll.Di Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi juga banyak program untuk menggiatkan usaha kerajinan rakyat daerah Sumatera Barat,yang didalamnya banyak pengrajin perempuan.Semua itu,menjadi alternative dalam upaya mensejahterakan perempuan dan masyarakat.