Wisata Religius

Wisata Religius

Artikel () 09 Desember 2018 09:33:53 WIB


Akhirnya acara reuni aksi 212 berlangsung lancar pada 2 Desember 2018 lalu. Acara in bertempat di area Monumen Nasional, Jakarta. Pihak panitia dan berbagai pihak tidak menyangka peserta yang datang jumlahnya diperkirakan lebih banyak dari aksi 212 yang dilakukan pada 2016 lalu. 

Salah satu sebab membludaknya peserta adalah waktu pelaksanaan pada hari libur, sehingga mereka yang bekerja juga bisa ikut acara ini. Meskipun ada pihak yang mengangkat isu politik dalam acara ini, peserta yang datang justru menyikapi berbeda. Mereka datang karena panggilan persaudaraan, sehingga sikap dan perilaku yang ditunjukan oleh peserta adalah yang mencerminkan persaudaraan, solidaritas sosial, kebinekaan, dan lainnya. 

Pihak gereja yang berada di dekat Monas pun mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak terganggu dengan adanya acara reuni alumni 212 tersebut, dan memberikan dukungan. Sementara umat dari agama lain pun ada yang datang ke Monas didorong oleh rasa persatuan dan persaudaraan. 

Di samping itu, para penjual makanan dan minuman yang merupakan pelaku usaha mikro dan kecil diuntungkan dengan adanya kegiatan tersebut. Tidak sedikit mereka yang menyajikan gratis kepada peserta karena sudah ada donator yang membiayai jualannya. Di samping, ada juga yang tidak dibiayai donator tapi tetap memberikan secara gratis makanan atau minuman jualannya. 

Acara reuni 212 kali ini memang memiliki magnet kuat. Yaitu persaudaraan, persatuan, ketertiban, keindahan, kebersamaan, kergaman, yang berjalan alami. Tanpa sebuah rekayasa. Kisah bagaimana rumput tidak diinjak oleh peserta, kisah bagaimana sampah langsung dikumpul sehingga tak lama acara selesai langsung bersih kembali, kisah banyaknya yang membagikan makananan dan minuman, kisah turunnya hujan untuk wudhu salat Jumat (di 2016), adalah sebagian dari magnet yang mendorong orang tertarik datang ke reuni tersebut. 

Inilah yang menyebabkan aksi demikian juga dipenuhi oleh anak-anak yang dibawa orangtuanya. Meskipun ada kritikan terhadap pelibatan anak di acara reuni 212, namun bisa dibilang bahwa acara reuni 212 yang dilaksanakan pada hari minggu merupakan sebuah kegiatan yang menjadi destinasi wisata para keluarga, khususnya keluarga muslim. Sehingga bisa saja ini disebut webagai wisata religius. 

Nilai religiusnya justru ada di perilaku seluruh pesertanya, seperti tertib, santun, hormat, buang sampah tidak sembarangan, saling memberi. Sehingga dengan jumlah yang besar tersebut, selesai acara bisa tertib membubarkan diri. Dan sepertinya, hal semacam ini banyak dirindukan oleh umat Islam, dan juga umat agama lain. Karena yang menonjol justru nilai-nilai universal yang diterima oleh seluruh umat manusia di dunia yaitu perilaku positif dari seluruh peserta reuni 212 tersebut. 

Dengan mengedepankan nilai-nilai universal tersebut, wisata religius di manapun bisa berkembang dan menjadi destinasi wisata pilihan masyarakat. Sebaliknya, wisata religius yang tidak bisa menampilkan nilai-nilai universal lama-lama akan memudar karena terjadi disrupsi di situ. Dan disrupsi terjadi di berbagai bidang, yang diawali dari turunnya kualitas personel yang mampu menunjukan perilaku universal. (efs)    

ilustrasi: freefoto.com