Pariwisata dan Permintaan Bus
Artikel () 27 September 2018 09:18:01 WIB
Harian Bisnis Indonesia edisi 26 September 2018 dalam salah satu halamannya menulis berita dengan j unit. udul “Pariwisata Dorong Permintaan Bus”. Dalam beritanya disebutkan data dari Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) bahwa selama Januari-Agustus 2018 terjadi pertumbuhan sebesar 11.41% jumlah bus yang dikirim dari pabrikan ke dealer dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sehingga jumlahnya menjadi 2.479 unit.
Sementara itu, jumlah bus yang diserahkan dari dealer ke konsumen juga terjadi peningkatan sebesar 2% selama Januari-Agustus 2018 dibanding tahun lalu menjadi 2.401. Hal ini juga diikuti produsen bus yang meningkatkan produksinya selama Januari – Agustus 2018 sebesar 64% dibanding tahun lalu menjadi 2.384 unit.
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan ini menurut direktur sebuah perusahaan penjual truk sebuah merek. Yaitu infrastuktur jalan di Indonesia semakin menunjukan perbaikan, dan berkembangnya pariwisata. Hal ini menyebabkan semakin banyak wisatawan menggunakan bus untuk berwisata.
Selain perusahaan otobus yang semakin optimis akibat semakin baiknya infrastruktur, perusahaan pariwisata seperti biro perjalanan juga merespons permintaan wisatawan yang membutuhkan bus yang nyaman. Selama ini permintaan bus meningkat ketika menjelang lebaran, dan kemudian menurun. Dengan berkembangnya pariwisata, maka kemungkinan besar permintaan bus juga akan meningkat, dan tidak hanya ketika lebaran.
Saya memprediksi, pengaruh permintaan bus ini juga akan sampai ke Sumbar. Saat ini pariwisata Sumbar semakin berkembang. Salah satu sebabnya adalah semakin banyak wisatawan yang mengunjungi Sumbar. Di antara mereka ada yang melakukan wisata konvensi. Yaitu sejumlah orang dalam suatu organisasi mengadakan acara organisasi seperti seminar, konferensi, simposium, pertemuan ilmiah. Dan karena jumlahnya lumayan banyak, ada kebutuhan akan bus untuk mengangkut mereka. Baik selama acara maupun untuk berwisata.
Di luar wisata konvensi, wisata dalam grup atau kelompok untuk menjelajahi Sumbar butuh bus untuk mengakomodasinya. Karena sejauh ini sarana angkutan umum belum bisa mengakomodasi perjalanan wisatawan untuk menjelajah Sumbar.
Di sisi lain, berkembangnya pariwisata yang memberi efek meningkatnya permintaan bus juga berarti pariwisata akan memberi efek berantai dan menetes, cepat atau lambat. Dan ini merupakan hal positif. Karena akan membuka lapangan kerja baru dan juga meningkatkan pendapatan. (efs)
Referensi: Bisnis Indonesia, 26 September 2018
ilustrasi: freefoto.com