Muslim Kasim, Pasar Tradisional Harus Di Pertahankan

Berita Utama Sub Bag. Sarana dan Prasarana(Sub Bag. Sarana dan Prasarana) 20 Oktober 2013 00:40:13 WIB


PadangPariaman,-----Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim menegaskan pasar tradisional yang di Sumatera Barat harus kita pertahankan, karena pasar yang ada di nagari dapat memberi manfaat besar kepada masyarakat nagari itu sendiri.

Menurutnya, pasar moderen, seperti mall, supermarket, minimarket dan lainnya, tidak memberikan keuntungan buat masyarakat kecil, melainkan menguntungkan satu pihak saja, yakni pemilik modal.

"Hampir seluruh kabupaten/kota sudah memiliki tempat perbelanjaan yang moderen, ada yang berskala kecil dan ada yang berskala besar. Namun, skala pasar moderen yang cukup besar berada di tiga wilayah, yakni Kota Padang, Bukittinggi, dan Kota Payakumbuh," ujarnya usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan pasar nagari di Nagari III Koto aur malintang, Batu Basa Kecamatan IV Koto Aur Malintang, yang juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Sumbar Leonardi Harmaini, Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman, Ketua DPRD Padang Pariaman, dan unsur muspida setempat, Jumat (18/10).

Lanjutnya lagi, kehadiran pasar modern akan mempengaruhi pedagang-pedagang kecil yang ada di sekitar wilayah tersebut.


Berbeda dengan pasar tradisional yang lebih banyak membagkitkan usaha kecil dan lagi uang yang beredar hanya di sekitar wilayah itu saja. Dan lagi dapat mengembangkan usaha kecil menegah itu sendiri serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

"Kecenderungannya, masyarakat lebih suka berbelanja ke pasar moderen. Karena lebih lengkap, dan lebih nyaman. Hal itu membuat pasar-pasar tradisional lambat, bahkan terancam mati. Oleh karena itu, kita harus lebih memberdayakan pasar tradisional yang ada di Sumbar ini," ungkapnya lagi.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sumbar Leonardi Harmaini mengatakan, saat ini pasar tradisional yang ada di Sumbar hanya berjumlah 755 buah saja. Dari jumlah tersebut, kebanyakan kondisinya kurang representatif. Hal itu disebabkan minimnya alokasi anggaran untuk pembangunan, maupun perbaikan pasar tradisional.

"Karena alokasi anggaran terbatas, kami berharap pengelolaan pasar dilakukan dengan cara metode swastadisasi. Dengan demikian, diharapkan pasar tradisional bisa lebih baik, dan lebih representatif," tukasnya.

Leo juga menegaskan, pemerintah daerah harus lebih memperhatikan daerah-daerah perbatasan, khususnya penyediaan pasar. Karena, dengan tersedianya pasar di daerah perbatasan, maka harga-harga kebutuhan pokok bisa lebih terjangkau, dan normal.

"Kalau daerah perbatasan tidak memiliki pasar, otomatis masyarakatnya akan berbelanja ke daerah lain. Dengan demikian, uangnya pun akan masuk ke daerah lain juga. Hal itu akan merugikan daerah sendiri dan menguntungkan daerah lain, di tambah lagi masyarakat harus mengeluarkan biaya yang cukup besar menuju daerah lain tersebut," imbuhnya.

Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mengatakan, khusus untuk pembangunan pasar Nagari III Tiga Koto tersebut, Pemkab akan memberikan alokasi dana sekitar Rp500 juta.

"Lahan diberikan secara hibah oleh masyarakat kepada pemerintah, hal ini memudahkan pemerintah untuk memaksimalkan anggaran untuk pembangunan fisik pasar saja. Mudah-mudahan, dengan adanya pasar ini nantinya, tingkat kesejahteraan masyarakat bisa semakin meningkat," terangnya. (Humas Sumbar)