Gubernur Minta Bupati/Walikota Cegah Faktor Pemicu Inflasi di Daerah

Berita Utama TITA SHANIA(Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) 30 September 2018 14:51:35 WIB


Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi Sumbar pada triwulan II tahun 2018 mencapai 3,17 persen atau meningkat dibanding triwulan I yang hanya naik sekitar 2,33 persen. Kepala BI Perwakilan Sumbar, Endy Dwi Tjahjono pada hari Minggu (30/09), mengatakan bahwa sesuai dengan historisnya, laju inflasi Sumbar akan meningkat siginifikan saat Ramadhan atau Idul Fitri.

Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno telah meminta pada para bupati/walikota agar peduli terhadap inflasi dan tidak membiarkan faktor faktor yang menjadi pemicunya muncul begitu saja. Sebagai contoh, Sumbar yang merupakan produsen beras bahkan dalam posisi swasembada beras, malah memasarkan berasnya ke Riau sehingga beras jadi kurang di pasaran dan harga menjadi naik. Ini membuat permintaan dan penawaran menjadi tidak terkendali. Kepala daerah mesti bisa mengendalikan hal hal seperti ini dan melakukan antisipasi antisipasi untuk menjaga ketahanan ekonomi di wilayahnya masing masing.

Lebih lanjut, Endy mengatakan,  laju inflasi ini sudah diantisipasi sejak awal oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Terbukti pada Juni 2018 lalu, inflasi bulanan Sumbar hanya 0,36 persen atau jauh lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 0,59 persen. Komoditas penyumbang inflasi diantaranya daging ayam ras, telur, ayam ras, cabai merah, jengkol, dan angkutan udara.

Endy memperkirakan ke depan tekanan inflasi di Sumbar masih menguat namun tetap terkendali. Untuk triwulan III, kisaran inflasi Sumbar berada pada level 3,3 hingga 3,7 persen.