Ebit G Ade Berdakwah Melalui Lagu

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 21 Juli 2018 09:46:29 WIB


Mungkin tak banyak yang tahu kalau nama Ebit G Ade, sebenarnya  Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far, yang lahir di Banjarnegara 21 April 1954 lalu. Sebelumnya, Ebt G Ade banyak memendam cita-citanya,  seperti  ingin merah gelar insinyur, dokter, pelukis. Tapi semuanya melenceng, Ebiet justru jadi pencipta lagu dan penyanyi. 

Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta.

Kemudian melanjutkan sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan ke SMA Muhammadiyah I. Di sana Ebit G Ade  aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun,  Ebid  tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ebit lebih memilih bergabung dengan grup vokal.  

Sebagai pencipta lagu dan sekaligus penyanyi, banyak lirik lagunya yang bernuansa dakwah dan menimbulkan inspirasi bagi kita seperti;" 
Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Dari lirik lagu Ebid G Ade ini, bisa kita lihat dan temui tingkah polah remaja dan masyarakat yang bangga dengan perbuatan dosanya, seperti minum alkohol sampai mabuk, berpesta ria dengan narkoba yang bernuansa sex benas dan perbuatan lainnya yang dilarang agama dan adat istiadat Minangkabau.

Nuansa religi lainya, juga bisa kita dengan dari lirik lagu lainnya yang juga punya makna tentang moral dan kehidupan anak bangsa, seperti;" 
Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah

Kalau kita berbicara bencana, bisa kita maknai sebagai teguran dari Allah Penguasa Alam Jagat Raya ini. Kenapa? Karena tingkah polah kita yang seringkali tidak mengindahkan ayat-ayat Allah, dan bahkan tidak menjalankan tugas kita dengan baik sebagai khalifah dimuka bumi ini. Yang ironisnya lagi, kita justru berbuat kerusakan demi kepentingan diri sendiri ataupun segelintir kelompk tanpa memikirkan aspek-aspek yang lainnya. 

Padahal, sepanjang perjalanan sejarah umat manusia juga telah diperingatkan kepada kaum-kaum terlebih dahulu, seperti adanya banjir bandang yang didatangkan kepada umat Nabi Nuh AS, atau gempa bumi yang menimpa kau “Ad dan kaum Nabi Luth AS, adalah sebagai bencana yang diberikan oleh Allah SWT atas perbuatan mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah.

Peringatan lainnya yang diberikan oleh Allah SWT melalui ayat-ayat-Nya yaitu pada Q.S Al-‘Araf ayat 96 “Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka, disebabkan oleh perbuatan mereka”.

Kemudian datang lagi peringatan dari Allah. "Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim." (Q.S. Huud : 82-83)

Ayat di atas menggambarkan mengerikannya azab kaum Luth yakni kaum Sodom. Mereka berbuat maksiat yang tak pernah satu kaum pun melakukannya, yaitu berhubungan sesama jenis, lelaki dengan lelaki dan perempuan dengan perempuan. Allah pun mendatangkan murkanya kepada kaum yang zalim itu dengan gempa yang dahsyat, dibalikkannya tanah dan dihujani dengan batu yang terbakar.

Secara faktapun, telah sering terjadi gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, angin badai semuanya pernah terjadi di negara kita ini. Persoalan bencana tersebut, tidak selamanya kita harus memandang dari segi geografis dan keadaan alam Sumatera Barat yang memang terletak di titik rawan bencana, tapi kita juga perlu memperhatikan ayat-ayat Allah yang telah memperingatkan kita  bahwa bencana merupakan ulah dari tangan manusia itu sendiri. 

Maksudnya, perbaikan dan pembenahan yang perlu kita lakukan agar perbuatan dan tingkah laku kita dimuka bumi ini sesuai dengan perintah Allah untuk menjadi  khalifah dimuka bumi ini, dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk yang Allah berikan, serta saling mengingatkan sesama umat manusia yang merupakan salah satu kunci agar kita semua tetap bisa menikmati kenikmati yang Allah berikan dimuka bumi ini dan diakhirat kelak, dan tujuannya agar kita bisa terhindar segalam macam bencana. Kini, mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan untuk meraih ridho Allah semata. (Penulis wartawan tabloidbijak.com)