Terminal LCC dan Peningkatan Pariwisata

Terminal LCC dan Peningkatan Pariwisata

Artikel () 29 Juli 2018 09:24:09 WIB


Pemerintah pusat mendukung pembangunan terminal untuk pesawat bertarif murah atau low cost carrier(LCC). Menurut pemerintah, hal ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan. Sektor pariwisata selama ini terbukti sudah menyumbangkan devisa cukup besar, dan menyumbang 5,25 persen perekonomian nasional. Pada 2014 menyumbang devisa 11,2 miliar dolar AS, kemudian meningkat pada 2015 sebesar 12,2 miliar dolar AS. Pada 2016 meningkat lagi sebesar 13,5 miliar dolar AS, dan pada 2017 meningkat lagi sebanyak 16,8 miliar dolar AS. Dan pada 2018 diperkirakan menjadi 20 miliar dolar AS. 

Sementara itu, jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia juga memperlihatkan kenaikan. Pada 2014 sebanyak 3,7 juta orang, kemudian pada 2015 menjadi 3,84 juta orang. Pada 2016 naik menjadi 4,43 juta orang, dan pada 2017 naik menjadi 5,51 juta orang. Dan pada 2018 diperkirakan berjumlah 6,17 orang. 

Pemerintah menyebutkan bahwa keberadaan LCC mendukung terwujudnya realisasi target jumlah wisatawan asing ke Indonesia. Karena LCC akan memperluas akses ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. Dan LCC juga menyebabkan orang terdorong untuk berwisata. 

Dukungan pemerintah kepada LCC di antaranya berupa rencana membuat terminal khusus LCC dan memberikan insentif kepada maskapai yang menerapkan LCC. Jika terminal LCC bisa terwujud, maka diyakini maskapai asing yang menerapkan LCC akan tertarik menyediakan rutenya ke Indonesia. Pemerintah kemungkinan akan memberikan keringanan biaya operasional bandara kepada maskapai LCC, seperti biaya parkir atau landing fee. 

Berdasarkan data yang saya kutip dari Koran tempo edisi 12 Juli 2018, jumlah armada maskapai LCC adalah sebagai berikut: Citilink 50 unit, Lion Air 118 unit, Wings Air 63 unit, dan AirAsia 2 unit. Sementara untuk jumlah penumpang, pada 2016 sebanyak 99,7 juta orang, dan pada 2017 naik menjadi 109,3 juta orang. 

Jika melihat wisatawan asing yang berkunjung ke Sumbar melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM), pada 2012 jumlahnya36.953 orang, dan pada 2016 meningkat menjadi 45.398 orang. Angka kunjungan pada 2013 hingga 2015 mengalami naik-turun. Namun jika membandingkan antara 2012 dengan 2016 terlihat ada kenaikan. 

Sementara jika melihat jumlah pesawat dalam negeri yang datang ke dan berangkat dari BIM menunjukkan kenaikan antara 2012-2016. Jika pada 2012 ada 7.542 pesawat datang dan 7.535 pesawat berangkat, maka pada 2016 meningkat menjadi 12.138 pesawat datang dan 12.050 pesawat datang. 

Melihat hal demikian, rencana pemerintah memberikan dukungan kepada LCC akan memberikan dampak positif kepada pariwisata Sumbar. Karena selain Sumbar melakukan berbagai pembenahan pariwisata, juga mengalami kenaikan kunjungan pesawat dan wisatawan. Dan bukan tidak mungkin, pemerintah juga berencana membangun terminal LCC atau LCT (low cost terminal) di Sumbar jika perkembangannya sangat bagus. (efs) 

Referensi: 

Koran tempo, 12 Juli 2018  

Provinsi Sumatera Barat dalam Angka 2017