SELIMUT PENYELAMAT

SELIMUT PENYELAMAT

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 06 Juni 2018 09:58:51 WIB


                                                SELIMUT PENYELAMAT

Alangkah indahnya hidup,jika kita menghadapinya dengan lapang dada.Walaupun terkadang tidak semua kita bernasib mujur mendapatkan rezeki yang cukup untuk penghidupan keluarga. Hanya orang yang berfikir bijaksana dapat memanfaatkan semua momen kehidupan untuk dapat bahagia.Bahagia yang tidak bisa diungkap dengan kata-kata, dan harapannya tidak hanya diperoleh di dunia tapi juga nanti di akhirat. Terselamatkan dari api neraka. Siapakah orangnya? Mari kita baca kisah berhikmah berikut ini:

Seorang lelaki tua dengan baju lusuhnya masuk ke sebuah toko megah. Dari bajunya, kelihatan kalau lelaki tua tersebut dari golongan fakir.

Para pengunjung di toko tersebut (yang rata-rata borjuis) melihat aneh kepada lelaki tua itu. Tetapi tidak dengan pemilik toko.

Pemilik toko: ''Mau cari apa pak?'', tanyanya ramah.

Lelaki Tua: ''Anu.. Saya mau beli selimut 6 helai untuk saya dan anak istri saya. Tapi.. '', jawabnya ragu.

Pemilik toko: ''Tapi kenapa pak?''

Lelaki tua: ''Saya hanya punya uang 100 riyal. Apa cukup untuk membeli 6 helai selimut? Tak perlu bagus, yang penting bisa untuk melindungi tubuh dari hawa dingin'', ucapnya polos.

Pemilik toko: ''Oh cukup pak! Saya punya selimut bagus dari Turki. Harganya cuma 20 riyal saja. Kalau bapak membeli 5, saya kasih bonus 1 helai'', jawabnya sigap.

Lega, wajah lelaki tua itu bersinar cerah. Ia menyodorkan uang 100 riyal, lalu membawa selimut yang dibelinya pulang.

Seorang teman pemilik toko yang sedari tadi melihat dan mendengar percakapan tersebut kemudian bertanya pada pemilik toko:

''Tidak salah? Kau bilang selimut itu yang paling bagus dan mahal yang ada di tokomu ini. Kemarin kau jual kepadaku 450 riyal. Sekarang kau jual kepada lelaki tua itu 20 riyal?", protesnya heran.

Pemilik toko: ''Benar. Memang harga selimut itu 450 riyal, dan aku menjualnya padamu tidak kurang dan tidak lebih. Tetapi kemarin aku berdagang dengan manusia. Sekarang aku berdagang dengan Allah".

"Demi Allah! Sesungguhnya aku tidak menginginkan uangnya sedikitpun. Tapi aku ingin menjaga harga diri lelaki tua tersebut agar dia seolah tidak sedang menerima sedekah dariku hingga bisa membuatnya malu".

"Demi Allah! Aku hanya ingin lelaki tua itu dan keluarganya terhindar dari cuaca musim dingin yang sebentar lagi datang. Dan aku pun berharap Allah menghindarkanku dan keluargaku dari panasnya api neraka..'', Selamat nanti di akhirat...

Sahabatku, Sungguh... diperlukan seni dan trik dalam beramal dan bersedekah agar membuat orang lain tidak merasa malu atau rendah.Semoga kisah ini bisa menjadi pembelajaran dan contoh tauladan bagi kita semua.