MEMBANGUN KESEJAHTERAAN PETANI LEWAT NAGARI MODEL KAKAO (NMK)
Artikel () 07 Oktober 2013 02:19:49 WIB
MEMBANGUN KESEJAHTERAAN PETANI
LEWAT NAGARI MODEL KAKAO (NMK)
Oleh
Ir. Yusniar, MP
(Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat)
PENDAHULUAN
Kakao merupakan salah satu komoditi perkebunan andalan Sumatera Barat yang juga berperan penting sebagai penghasil devisa daerah, penyediaan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani.
Permintaan kakao dunia masih sangat tinggi yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kebutuhan kakao dunia pertahun mencapai 6,7 juta ton dan baru bisa terpenuhi 2,5 juta. Artinya, masih kurang. 4 juta ton lebih untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat, sehingga ini tetap dapat menjadi peluang bagi Indonesia khususnya Sumatera Barat untuk bisa terus meningkatkan luas dan hasil produksi. Apalagi sebagian besar daerah di Sumatera Barat mempunyai iklim yang cocok untuk pertumbuhan kakao serta lahan yang masih tersedia. Selain itu harga komoditi kakao sampai saat ini masih cukup stabil, kakao juga dapat ditumpangsarikan dengan komoditi kelapa yang luasnya di Sumatera Barat lebih dari 91.000 ha. Beranjak dari kondisi tersebut pada tahun 2006, diawali dengan Pencanangan Sumatera Barat menjadi sentra kakao di wilayah Indonesia bagian barat oleh Wakil Presiden Republik Indonesia saat itu “ M. Yusuf kalla”, Pemerintah Sumatera Barat memprioritaskan pengembangan kakao menjadi program utama yang dilakukan selama 2 periode, 2006 s/d 2010 dan 2010 s/d 2015. Tidak tanggung –tanggung sampai tahun 2015 target luas kakao paling tidak sudah 200.000 ha. Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Pusat duduk bersama melahirkan MOU untuk melaksanakan program pengembangan kakao tersebut. Jika luasan kakao menjadi 200.000 ha berhasil akan menempatkan Sumatera Barat benar-benar menjadi sentra Produksi kakao di Wilayah Indonesia bagian barat. Dengan kondisi ini paling tidak harapan untuk meningkatkan pendapatan petani akan menjadi semakin dekat menuju kesejahteraan.
Melalui Program Pengembangan kakao setiap tahunnya jutaan bibit unggul kakao, diberikan secara gratis kepada masyarakat Sumatera Barat untuk ditanam pada lahannya. Program ini di biayai oleh APBD Provinsi, APBN maupun APBD Kabupaten. Berbagai kegiatan dilakukan mulai perluasan areal, peremajaan, rehabilitasi, dan intensifikasi tanaman kakao.
Hasilnya luas areal pertanaman kakao melejit dengan tajam. Kakao Sumatera Barat yang semula tidak dibicarakan orang, mulai menarik perhatian, mulai pengusaha lokal, pengusaha nasional dan luar negeri seperti ADM Cocoa Singapura dan ULKER dari Turki. Jika luas kakao pada tahun 2006 hanya 25.042 ha, pada tahun 2012 luas kakao sudah mencapai 137.355 ha, sedangkan produksi yang dihasilkan pada tahun 2006 hanya 16,244 ton, melonjak menjadi 69.281 ton pada tahun 2012. Peningkatan luas kebun kakao ini akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekaligus kesejahteraan masyarakat khususnya petani dan mungkin juga dapat mengurangi angka kemiskinan di Sumatera Barat. Karena sebesar 71,8 % penduduk miskin Sumatera Barat berada di pedesaan dan sebagian besar adalah petani.
Kendala utama dalam pengembangan kakao di Sumatera Barat adalah produksi yang masih jauh dari potensinya. Saat ini rata-rata produksi kakao pertahunnya yang dihasilkan sekitar 0,7 ton /ha, masih jauh dari potensinya yang bisa mencapai 2,5 ton/ha kalau menerapkan teknologi perkakaoan secara optimal (Puslitkoka, 2004), meskipun ada sebagian kecil petani capaian produksi yang dihasilkan justru melampaui dari potensinya, namun secara rata-rata masih jauh dari harapan sehingga perlu peningkatan. Selain itu Pemerintah Sumatera Barat juga menyadari bahwa peningkatan luas lahan/ kebun dalam waktu yang singkat juga dapat mendorong tingkat serangan hama dan penyakit kakao karena ketersediaan makanannya yang berlimpah dan akan diperparah dengan pemeliharaan yang tidak memadai. Oleh karena itu sejak tahun 2010 Pemerintah Sumatera Barat mulai mengarahkan pada kawasan –kawasan sentra produksi kakao dalam bentuk “Nagari Model Kakao (NMK)“. Nagari Model Kakao merupakan program pengembangan desa/nagari mandiri (community development program) kakao, yang dirancang secara komprehensif dan terintegrasi sesuai dinamika permasalahan yang dihadapi, melibatkan berbagai pihak melalui dukungan dan fasilitasi banyak pihak, sehingga melalui NMK diharapkan komoditas kakao bisa menjadi motor penggerak ekonomi nagari dalam upaya mewujudkan masyarakat sejahtera. Effeknya juga diharapkan dapat berimbas dan berdampak secara luas pada nagari-nagari dan kecamatan di sekitarnya.
TUJUAN DAN SASARAN NAGARI MODEL KAKAO
- a.Tujuan
- 1.Mengetahui potensi pada nagari (ketersediaan lahan, faktor fisik, SDM dan kelembagaan) serta masalah yang dihadapi dalam usaha tani kakao dan peluang pengembangannya.
- 2.Untuk mendorong pengembangan dan pembangunan tanaman kakao pada nagari.
- 3.Untuk memberdayakan masyarakat khususnya petani dalam membudidayakan kakao sesuai teknis dan memenuhi standar praktek pertanian kakao yang baik (Good Agricultural Practices (GAPs)
- 4.Untuk membangun dan memperkuat kelembagaan petani
- 5.Untuk menciptakan kawasan atau nagari model berbasis kakao yang dapat menjadi nagari contoh untuk pengembangan suatu kawasan berbasis komoditas unggulan
- b.Sasaran
- 1.Terciptanya sebuah kawasan/nagari model berbasis kakao yang dapat menjadi nagari contoh untuk pengembangan suatu kawasan berbasis komoditas unggulan khususnya kakao
- 2.Meningkatnya produktifitas dan kualitas kakao pada nagari atau daerah disekitarnya, sehingga berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani
- 3.Terwujudnya pola pengelolaan (GAPs), pengolahan dan pengembangan komoditas kakao yang memenuhi standar dan dapat menjadi percontohan bagi kenagarian lainnya.
RANCANG BANGUN NAGARI MODEL KAKAO
Rancang Bangun Nagari Model Kakao merupakan titik awal pembenahan teknis tanaman-tanaman kakao yang sudah dibangun dan berkembang. Luasan kakao yang melejit tajam harus diimbangi dengan perbaikan aspek teknis yang benar. Kalau tidak produksi kakao yang diharapkan 1-1,5 ton /ha/ tahun yang ditargetkan tidak akan mungkin tercapai.
Melalui kerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Andalas, menghasilkan kesediaannya ikut berpartisifasi dalam pengembangan kakao terutama dalam Nagari Model kakao. Pada tahun 2010 dimulai membuat Rancang Bangun oleh Universitas Andalas untuk Nagari Model Kakao yang ditetapkan pada Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Selama lebih kurang enam bulan dilakukan kunjungan untuk mencari data-data sekunder yang ada, baik data di Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Nagari, UPTD Kecamatan maupun kunjungan kepada petani dan lapangan diareal kebun kakao petani. Hasilnya sebuah buku Rancang Bangun Nagari Model Kakao yang akan di pedomani dalam pelaksanaan menuju Nagari Model Kakao yang diharapkan.
Pada tahun 2011 Nagari Model Kakao juga ditumbuhkan di daerah lain yaitu di Kabupaten Pasaman, Padang Pariaman, 50 Kota, Kota Payakumbuh. Pada tahun 2012 kerjasama ini diperluas dengan mengikut sertakan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sukarami untuk membuat Rancang Bangun untuk Nagari di Kabupaten Solok, Pasaman Barat, dan Agam dan Pada tahun 2013 Nagari Model kakao juga ditumbuhkan di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Sawahlunto.
Beberapa persyaratan untuk lokasi nagari yang akan ditetapkan sebagai Nagari Model Kakao adalah:
- 1.Memiliki tanaman kakao yang akan atau sudah berproduksi minimal 100 ha
- 2.Memiliki calon lahan untuk pengembangan /pembangunan kakao minimal 100 ha (Kabupaten), dan 50 ha (Kota)
- 3.Nagari termasuk dalam daerah / lokasi Gerakan Pensejahteraan Petani atau daerah tertinggal
Secara keseluruhan sampai tahun 2013 penumbuhan Nagari Model Kakao yang sudah ditetapkan adalah seperti tabel 1 berikut.
Tabel 1. Lokasi Nagari Model Kakao dan Tahun Penumbuhannya pada Kabupaten/Kota
No |
Kabupaten/Kota |
Kecamatan |
Nagari |
Tahun penumbuhan |
1 |
Tanah Datar |
Rambatan |
Balimbing |
2010 |
2 |
Pasaman |
Lubuk Sikaping |
Sundata |
2011 |
3 |
Padang Pariaman |
Sungai Geringging |
Kuranji Hulu |
2011 |
4 |
Limapuluh Kota |
Guguk |
Guguk VIII Koto |
2011 |
5 |
Payakumbuh |
Payakumbuh Selatan |
Aur Kuning |
2011 |
6 |
Solok |
Payung Sekaki |
Supayang |
2012 |
7 |
Pasaman Barat |
Luhak Nan Duo |
Koto Baru |
2012 |
8 |
Agam |
Kamang Magek |
Kamang Hilir |
Telah dikunjungi sebanyak 5,383 Kali
|