Ketika BPJS Ketenagakerjaan Datang ke SD
Artikel () 03 Desember 2017 15:17:25 WIB
Sebuah berita yang dirilis oleh Bisnis Indonesia berjudul “Edukasi Jaminan Sosial: BPJS Ketenagakerjaan Sasar Siswa SD”. Ini adalah berita Bisnis Indonesia edisi 30 November 2017. BPJS Ketenagakerjaan adalah sebuah badan yang mengelola dana pensiun para tenaga kerja. Selain BPJS Ketenagkerjaan ada pula lembaga yang mengelola dana pensiun. Beberapa bank yang sempat saya telusuri ternyata mengelola sendiri dana pensiun karyawannya dan juga memberi layanan pengelolaan dana pensiun untuk masyarakat umum.
Apa yang dilakukan BPKJS Ketenagakerjaan merupakan sebuah program edukasi jaminan sosial ketenagakerjaan yang dilakukan di sebuah SD di Makasar. Cara menyosialisasikannya dengan dongeng dan menyelipkan materi terkait serta pentingnya jaminan sosial bagi masyarakat.
Memang sepertinya pada saat ini terkesan tidak lazim mendatangi SD untuk memperkenalkan jaminan sosial ketenagakerjaan yaitu dana pensiun. Namun jika kita mencoba membuka ruang bagi munculnya paradigma baru, apa yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan tersebut justru sebuah terobosan untuk memperkenalkan perencanaan keuangan sejak dini.
Saat ini kebanyakan sekolah yang memiliki visi modern lebih banyak menjadikan kegiatan berdagang sebagai pengenalan kewirausahaan kepada anak didik sejak dini. Hal ini tidak salah, justru sebuah kemajuan dan juga paradigma baru di kehidupan yang modern.
Namun masih jarang yang mengenalkan perencanaan keuangan sejak dini. Padahal perencanaan keuangan pribadi tidak mesti dilakukan ketika seseorang sudah bekerja atau berpenghasilan, tetapi ketika sekolah bisa dilakukan perencanaan keuangan yang dibantu oleh orangtua atau pihak ketiga.
Mengapa demikian? Karena perencanaan pensiun jika dilakukan lebih awal maka akan bisa memaksimalkan pengumpulan dana. Selain itu jika seseorang sudah lebih awal menaruh dananya di lembaga pengelola dana pensiun maka dana yang dimilikinya juga akan diinvestasikan dan mendapat keuntungan buat dirinya. Jadi ia mendapat keuntungan dua. Pertama ia sudah mempersiapkan sejak muda sehingga bisa memaksimalkan jumlah pengumpulan. Kedua dana yang ia simpan di lembaga pengelola dana pensiun akan diinvestasikan dan memberi keuntungan. Dengan demikian ia sejak muda sudah melatih diri berinvestasi di tempat yang benar dan dengan instrumen yang benar. Sehingga terhindar dari tipuan investasi bodong atau yang sejenisnya.
Sementara edukasi yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan ini adalah pemahaman dasar jaminan sosial tenaga kerja sejak dini bisa membentuk ekosistem generasi muda melek jaminan sosial saat menjajaki karir sebagai pekerja maupun pengusaha.
Kegiatan ini dilakukan serentak oleh BPJS Ketenagakerjaan di tiga kota di Indonesia dimana dilakukan penyesuaian potensi kepesertaan dari sektor informal. Untuk di Makasar pesertanya berasal dari keluarga nelayan. Sedangkan di Mataram sasarannya adalah keluarga TKI. Dan di Batam sasarannya adalah keluarga buruh dan pekerja.
Kegiatan BPJS Ketenagakerjaan ini perlu mendapat apresiasi karena ini juga membentuk ketahanan ekonomi keluarga. Sektor informal yang disasar rasanya sudah tepat. Karena di sektor ini ketidakpastian tinggi dalam hal keuangan sehingga perencanaan keuangan memang sangat penting.
Masih banyak lagi sektor informal yang perlu disadarkan akan pentingnya perencanaan keuangan untuk pensiun. Karena di sektor yang tidak ada jaminan sosial seperti sektor formal kerap pelakunya tidak memiliki basis ilmu atau pengetahuan yang memadai dalam berusaha atau beraktivitas.
Dan sektor informal yang dulu pernah bertahan ketika krisis justru perlu perhatian yang lebih lagi dari berbagai elemen agar mereka juga bisa menikmati masa tuanya dengan baik. (efs)
Referensi: Bisnis Indonesia, 30 November 2017
Ilustrasi: freefoto.com