PALPASI REKTAL DAN PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN (PKB)

PALPASI REKTAL DAN PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN (PKB)

Peternakan YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 29 November 2017 16:38:02 WIB


 Dalam usaha pembangunan Peternakan Kesehatan dan reproduksi ternak menjadi faktor penting dalam mendorong populasi dan pertumbuhan/perkembangan ternak. Karena dari reproduksi maka akan tumbuh genari baru /individu ternak baru. Kecepatan pertumbuhan ini sangat di tentukan:

  1. Kondisi ternak yang dapat di nilai dari Body Condition Scorer (BCS), di atas 3.
  2. Kondisi kesehatan dan normalitas organ reproduksi.
  3. Keberhasilan fertilisasi baik kawin secara alami maubun melalui teknik Inseminasi Buatan (IB).
  4. Pemeliharaan selama kebuntingan.

Selanjutnya untuk mengetahui kondisi status kesehatan organ reproduksi ternak khususnya sapi, maka perlu mempelajari teknik palapasi rectal, dengan tata cara pelaksanaan sebagai berikut:?

Teknik palpasi rektal secara ringkas sebagai berikut :

  1. Pemeriksa memekai pelindung sepatu boot, pakaian praktek lapangan berlengan pendek
  2. Memakai sarung tangan plastik
  3. Kuku pemeriksa harus dipotong tumpul, rata, licin dan tidak boleh memakai cincin
  4. Melakukan pemeriksaan dengan tangan kanan atau kiri sesuai kebiasaan
  5. Waspada terhadap sepakan (tendangan) kaki sapi yang biasanya terjadi menjelang atau waktu tangan dimasukkan ke dalam rectum.
  6. Sarung tanngan plastik harus dilicinkan dengan sabun
  7. Tangan dimasukkan kedalam rectum dalam bentuk mengerucut dan diteruskan sampai melampaui organ reproduksi. Apabila feses banyak maka perlu dikeluarkan terlebih dahulu.
  8. Rasakan setiap perubahan-perubahan pada organ reproduksi

Seorang petugas inseminar sebelum melakukan Inseminasi Buatan (IB) sebaiknya melakukan palpasi rectal untuk mengetahui lebih jauh tentang status estrus dan kondisi pada uterus. Karena jika ternayata di dalam uterus telah terdapat fetus maka jika di IB akan menyebabkan abortus.

Lebih lanjut teknik palpasi rectal sabagai dasar Teknik Pemeriksaaan Kebuntingan (PKB), Melalui teknik PKB maka dapat mendeteksi lebih dini terhadap status kebuntingan, sekaligus mengetahui kondisi reproduksi sapi. Pemeriksaan Kebuntingan melalui palpasi rectal, merupakan cara pemeriksaan yang sederhana, namun membutuhkan ketrampilan dan latihan yang intensif sehingga petugas PKB mampu mendiagnosa kebuntingan, sekaligus menentukan umur kebuntingan, mengetahui posisi fetus dan memprediksikan kelahiran. Dengan demikian maka dapat di prediksikan kondisi kebuntingan sapi, sekaligus dapat mencegah kondisi gangguan rproduksi maupun gangguan kelahiran pada sapi saat melahirkan.

Suatu pemeriksaan kebuntingan secara tepat dan dini sangat penting bagi program evaluasi keberhasilan inseminasi buatan (IB). Ketrampilan untuk menentukan kebuntingan secara dini sangat perlu dimiliki oleh setiap petugas pemeriksa kebuntingan. Selain ketrampilan menentukan kebuntingan perlu juga menetukan umur kebuntingan dan ramalan waktu kelahiran dengan ketepatan beberapa hari sampai satu dua minggu tergantung pada tingkat kebuntingan.

Kebuntingan pada sapi dapat didiagnosa melalui palpasi rectal dan penentuan kadar progesterone dalam serum darah. Darah dapat diambil pada hari 21 sampai 24 sesudah IB untuk diperiksa di laboratorium dengan metode radioimmunoassay (RIA) atau metode ELISA.

 

A. PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN

A.1. INDIKASI LUAR

Berhentinya gejala-gejala birahi sesudah IB sudah bisa menandakan adanya kebuntingan, akan tetapi tidak berarti bahwa seratus persen akan terjadi kebuntingan. Peternak mungkin lalai atau tidak memperhatikan gejala birahi walaupun tidak terjadi kebuntingan. Kematian embrio dini atau abortus mungkin saja dapat terjadi. Perubahan-perubahan patologis dapat terjadi didalam uterus seperti myometra, sista ovarium bisa menyebabkan kegagalan birahi. Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara perdarahan setelah IB dengan konsepsi.

Kelenjar susu pada sapi dara berkembang dan membesar mulai kebuntingan 4 bulan. Pada sapi yang pernah beranak/ sering beranak pembesaran ambing terjadi pada 1 sampai 4 minggu menjelang kelahiran.

Ternak betina bertambah tenang, lamban dan hati-hati dalam pergerakannya sesuia dengan bertambahnya umur kebuntingan. Pada minggu terakhir kebuntingan ada kecenderungan pertambahan berat badan. Pada akhir kebuntingan ligamentum pelvis mengendur, terlihat legokan pada pangkal tulang ekor, oedema dan relaksasi vulva.

Pada umur kebuntingan 6 bulan keatas gerakan fetus dapat dipantulkan dari dinding luar perut. Fetus teraba sebagai benda padat dan besar yang tergantung berayun didalam struktur lunak perut (abdomen).

A.2. INDIKASI DALAM

Palpasi per-rektal terhadap uterus, ovaria dan pembuluh darah uterus adalah cara diagnosa diagnose kebuntingan yang paling praktis dan akurat pad sapid an kerbau.

Sebelum palpasi rektal perlu diketahui :

  • Sejarah perkawinan ternak yang bersangkutan
  • Tanggal melahirkan terakhir
  • Tanggal dan jumlah perkawinan atau IB
  • Kejadian-kejadian penyakit pada ternak tersebut

Catatan reproduksi yang lengkap sangat membantu dalam menentukan kebuntingan secara cepat dan tepat.

Teknik palpasi rektal secara ringkas sebagai berikut :

  • Pemeriksa memekai pelindung sepatu boot, pakaian praktek lapangan berlengan pendek
  • Memakai sarung tangan plastik
  • Kuku pemeriksa harus dipotong tumpul, rata, licin dan tidak boleh memakai cincin
  • Melakukan pemeriksaan dengan tangan kanan atau kiri sesuai kebiasaan
  • Waspada terhadap sepakan (tendangan) kaki sapi yang biasanya terjadi menjelang atau waktu tangan dimasukkan ke dalam rectum.
  • Sarung tanngan plastik harus dilicinkan dengan sabun
  • Tangan dimasukkan kedalam rectum dalam bentuk mengerucut dan diteruskan sampai melampaui organ reproduksi. Apabila feses banyak maka perlu dikeluarkan terlebih dahulu.
  • Rasakan setiap perubahan-perubahan pada organ reproduksi

Indikasi yang pasti tentang adanya kebuntingan pada ternak sapi dan kerbau melalui pemeriksaan per-rektal adalah :

  1. Palpasi secar halus dan sangat hati-hati terhadap kantong amnion pada kebuntingan muda, 35 sampai 50 hari
  2. Palpasi cornu uteri yang membesar berisi cairan plasenta dari hari ke 30 sampai ke 90 periode kebuntingan
  3. Selip selaput fetal, allantochorion, pada penjepitan secara luwes terhadap uterus diantara ibu jari dan jari telunjuk pada kebuntingan muda, 40 sampai 90 hari
  4. Perabaan dan pemantulan kembali fetus didalam uterus yang membesar yang berisi selaput fetus dan cairan plasenta
  5. Perabaan plesentoma
  6. Palpasi arteria uterine media yang membesar, berdinding tipis dan berdesir (fremitus)

bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id/palpasi-rektal-dan-pemeriksaan-kebuntingan-pkb/