Mensyukuri Kemerdekaan Oleh: Irwan Prayitno

Mensyukuri Kemerdekaan  Oleh: Irwan Prayitno

Artikel Drs. AKRAL, MM(Diskominfo) 30 Agustus 2017 10:11:01 WIB


Alhamdulillah, bulan Agustus 2017 ini kita kembali memperingati ulang tahun kemerdekaan RI ke-72. Para pendahulu kita yang menyiapkan undang-undang dasar (UUD 1945) tidak melupakan peran Allah SWT yang atas izinNya bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya. Sehingga dalam pembukaan undang-undang dasar tertulis “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa...”. 

Dan jika kita membaca lagi sejarah perjuangan para pahlawan serta menonton film dokumenter perjuangan maupun film kisah para pahlawan, betapa menjadi bangsa merdeka itu adalah anugerah dari Allah SWT yang harus selalu disyukuri.  Karena dengan kemerdekaan sebuah bangsa bisa meraih cita-citanya. 

Pengorbanan nyawa demi mencapai kemerdekaan dari penjajah memang sudah tidak ada lagi di negeri kita. Justru saat ini kita harus mensyukuri dan mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Bahkan kita bisa turut mendukung kemerdekaan bangsa lain yang masih dijajah secara fisik, seperti Palestina. 

Dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI 16 Agustus 2017, Presiden menyebutkan dukungan pemerintah kepada perjuangan bangsa Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya.

Presiden menyatakan bahwa pemerintah memberi dukungan penuh untuk kemerdekaan Palestina. Pemerintah telah membuka konsulat kehormatan di Ramallah Palestina. Pemerintah juga turut mendorong Asean dan PBB untuk mendukung kemerdekaan Palestina. 

Presiden juga menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia pun turut mengecam keras pembatasan beribadah di Masjid Al Aqsha Palestina yang terjadi pada Juli 2017 lalu. Pemerintah mengusulkan proteksi internasional di komplek Masjid Al Aqsha Palestina. Saya mengapresiasi apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo ini, karena merupakan wujud solidaritas bangsa-bangsa yang pernah mengalami pahitnya penjajahan.

Dalam pembukaan undang-undang dasar, disebutkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. 

Oleh karena itu, manusia yang  memiliki hati nurani akan menentang penjajahan. Dan masalah Palestina pada saat ini bukanlah masalah umat Islam saja, karena yang berjuang di Palestina juga ada dari kalangan umat beragama kristen. Bahkan aktivis internasional yang memberi dukungan kepada kemerdekaan Palestina banyak yang berasal dari kalangan di luar muslim. Termasuk aksi boikot produk Israel yang dilakukan oleh masyarakat di Eropa. 

Sementara itu, penjajahan adalah tindakan yang melawan fitrah manusia. Betapa banyak masyarakat di negara maju yang memprotes pemerintah mereka karena anak-anak mereka harus ikut berperang dan juga anggaran negara yang seharusnya untuk kesejahteraan masyarakat digunakan untuk tindakan menjajah negara lain dengan alasan yang dibuat-buat. 

Dan di Israel sendiri, tidak sedikit warga negaranya yang menolak ikut wajib militer karena hati nurani mereka menolak tindakan pemerintahnya menjajah Palestina. 

Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh masyarakat di Sumbar beberapa waktu lalu dalam rangka solidaritas kepada bangsa Palestina sehingga bisa mengumpulkan dana untuk disumbangkan kepada saudaranya di Palestina. 

Semoga solidaritas masyarakat terhadap Palestina turut menjadi bagian dari syukur kita atas nikmat kemerdekaan. Dan tentu saja, mengisi kemerdekaan dengan memaksimalkan peran masing-masing kita, adalah bentuk nyata syukur kita kepada Allah SWT. 

Semoga dengan syukur kita kepada Allah SWT terhadap nikmat kemerdekaan ini, Allah SWT lindungi negeri kita dari segala gangguan dan ancaman baik dari dalam maupun luar. Aamiin. (artikel yang sama Singgalang 30817) (by. Akral)