Data Polda Sumbar, Pendemo Asal Sumbar Hanya 300 Orang

Data Polda Sumbar, Pendemo Asal Sumbar Hanya 300 Orang

Berita Utama () 30 November 2016 10:17:32 WIB


PADANG, — Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumbar AKBP Syamsi menyebut, hanya sekitar 300 orang masyarakat yang ikut melakukan aksi unjuk rasa 2 Desember di Jakarta. Pernyataan Syamsi sekaligus membantah kabar yang menyebut, pendemo dari Sumbar mencapai 14 ribu orang.

Massa yang ikut ber­demo berasal dari Kota Pa­dang, Kota Padang Panjang dan Kota Bukittinggi. “Jadi tidak benar jika masyarakat Sumbar yang berangkat itu sampai ribuan orang. Pre­diksi dari Ditintelkam Polda Sumbar, jumlah mereka le­bih kurang hanya mencapai 300 orang. Malahan, pre­diksi awal hanya 152 orang,” paparnya, Selasa (29/11) siang.

Mengenai adanya keter­libatan mahasiswa dalam 300 orang yang berangkat ke Jakarta, Syamsi menga­takan bahwa pihaknya tidak merinci dari latar belakang apa saja kelompok massa itu berasal. “Itu kita tidak tahu apa juga ada mahasiswa di dalam rombongan itu atau tidak,” tuturnya.

Pihak Polda Sumbar ju­ga mengimbau kepada se­jum­­lah warga masyarakat yang ikut dalam aksi damai jilid 3 di Jakarta agar sela­mat pu­lang pergi dan tidak mem­buat tindakan yang dapat menggangu ke­ama­nan dan ketertiban masya­ra­kat. “Pol­da Sumbar juga mengimbau bagi masya­rakat yang ingin melakukan kegiatan serupa di Kota Padang agar melak­sana­kan­nya dengan tertib, karena tidak ada larangan untuk kegiatan tersebut,” ujarnya.

Mantan Wadirlantas Pol­da Sumbar juga menyebut bahwa ada sekitar 200 per­sonel Brimob yang dike­rahkan dalam aksi tersebut. “Sama seperti sebelumnya, kemungkinan besar personel Brimob Polda Sumbar juga akan diperbantukan untuk men­jaga keamanan dan ke­nyamanan para peserta aksi,” katanya.

Kordinator Lapangan Imam Abu Qoila menga­takan, peserta demo 2 De­sember dari Sumatera Barat yang akan berangkat ke Jakarta terdata ada 14 ribu orang. Sebanyak 8 ribu dian­ta­ranya berasal dari Kota Pa­dang. “Dari Padang kami ada 8 ribu orang, jadi total ada 14 ribuan.

Namun sebe­lumnya ada­nya larangan untuk armada yang mengan­tar­kan kami, maka hanya ada satu PO yang bisa mengan­tarkan. Tapi setelah kon­frensi pers antara Kapolri dengan Ge­rakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ula­ma Indo­nesia (GNPF MUI) maka ada tam­bahan PO lain­nya,” ujar Imam.

 Ia menjelaskan, tahap pertama Kota Padang dan Solok berangkat sebanyak 8 bus. Sedangkan peserta yang lainnya akan menyusul se­per­ti Bukittinggi, Paya­kum­buh dan daerah lainnya. “Ka­mi sengaja berangkat lebih awal karena meng­hindari kemungkinan ada­nya upaya yang meng­ha­langi kami di perjalanan,” paparnya.

Menurutnya, perjalanan dipercepat karena ada infor­ma­si pelabuhan di Baka­hueni mulai padat. “Perlu diingat jika perjalanan kami dilarang dan dihadang kami akan kembali ke padang dan akan membuat aksi,” ung­kap­nya. Imam juga menyam­paikan, bahwa aksinya di Jakarta tetap aksi super da­mai. (h/mg-adl)

sumber : harianhaluan