Tenaga Kesehatan Bentuk Masyarakat Agar Mengerti dan Mau Menjaga Kesehatan
Layanan Kesehatan Indra, S.Kom(Dinas Kesehatan) 18 Agustus 2016 11:17:01 WIB
Kesehatan bukan hanya sekedar di hilir, bukan hanya sekedar mengobati. Tapi kesehatan ada di hulu membentuk masyarakat yang mengerti tentang kesehatan mau menjadi manusia yang sehat dan menjaga kesehatan.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), dalam sambutannya pada acara Penganugerahan kepada 216 orang Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan Tingkat Nasional Tahun 2016 di Jakarta (15/8). Nakes Teladan merupakan perwakilan dari 34 Provinsi. terdiri dari 27 Dokter, 21 Dokter Gigi, 29 Perawat, 28 Bidan, 25 tenaga kesehatan masyarakat, 33 tenaga gizi, 18 tenaga kesehatan lingkungan, 16 ahli teknologi laboratorium medik, dan 19 tenaga kefarmasian.
Menkes mengatakan, bahwa Nakes di Puskesmas tidak hanya bertugas dalam hal kuratif dan rehabilitatif, terbatas pada layanan di dalam Puskesmas. Namun, perlu diingat bahwa di luar Puskesmas terdapat komunitas masyarakat.
Misalnya, kita mengetahui seseorang mengidap TB di wilayah kita. Apakah kita hanya mengobati saja, tanpa kita pikirkan bagaimana lingkungan, tempat tinggal atau nutrisinya?, kata Menkes.
Itu artinya, tenaga kesehatan di Puskesmas juga diharapkan mampu melihat permasalahan lebih mendalam. Untuk itu, guna mempercepat pencapaian program Indonesia Sehat, maka setiap Puskesmas diharapkan mampu melakukan kegiatan berbasis keluarga melalui pendekatan keluarga, yaitu setap keluarga dikunjungi untuk dipastikan tingkat kesehatannya agar selanjutnya dilakukan pembinaan khususnya bagi anggota keluarga yang memiliki risiko atau masalah kesehatan.
Kemenkes tidak hanya mengupayakan penguatan layanan kesehatan primer, namun juga menguatkan program keluarga sehat. Ada 12 indikator keluarga yang harus kita cermati dan kita pahami, terang Menkes.
Keduabelas indikator keluarga sehat terbagi ke dalam lima kelompok, yaitu:
Lima indikator dalam gizi, kesehatan ibu dan anak, yaitu: Keluarga mengerti program keluarga berencana (KB), Ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar, Balita mendapatkan imunisasi lengkap, Pemberian ASI Ekslusif 0-6 bulan, Pemantauan pertumbuhan balita.
Dua Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular, yaitu: Penderita hipertensi berobat teratur, serta penderita TB paru berobat sesuai standar.
Dua Indikator dalam perilaku sehat, yaitu: tidak adanya anggota keluarga yang merokok, serta sekeluarga sudah menjadi anggota JKN.
Dua indikator terkait lingkungan sehat, yaitu: Mempunyai sarana air bersih dan menggunakan jamban keluarga.
Satu Indikator kesehatan jiwa, yaitu: anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa.
Menutup sambutannya, Menkes menyatakan bahwa di tahun 2020 mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif akan sangat banyak. Namun, hal ini perlu diantisipasi agar proyeksi jumlah generasi usia produktif yang mencapai 164 juta jiwa benar-benar manusia yang sehat dan produktif.
Saudara diharapkan dapat menjadi motivator serta inovator bagi masyarakat guna mendorong mereka untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mengkampanyekan CERDIK (Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola Stres) di berbagai tatanan masyarakat, tandas Menkes. - See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/16081800003/tenaga-kesehatan-bentuk-masyarakat-agar-mengerti-dan-mau-menjaga-kesehatan.html#sthash.gTLCT2nA.dpuf
Berita Terkait Lainnya :
- Pengelola/ Pendamping Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Nagari diberikan Pelatihan
- Da’i sebagai Fasilitator Keselamatan Masyarakat dalam Berlalu Lintas
- Strategi Peningkatan status gizi masyarakat dan Strategi Peningkatan mutu dan keamanan pangan
- Gubernur Serahkan Kendaraan dan Peralatan Bencana Kesadaran Masyarakat Penting Menghindari Korban Bencana
- 5 Pilar Keselamatan Harapkan Tekan Angka Kecelakaan