INACRAFT 2016 Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN

INACRAFT 2016 Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN

Berita Utama Jojon(Biro Humas) 21 April 2016 12:40:46 WIB


Jakarta, Sumatera Barat menjadi Icon INACRAFT 2016 dengan Tema Kualitas Handicraft Indonesia untuk Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Kemaren Selasa ( 19/4 ) di Jakarta sedang berlangsung pameran handycraft terbesar di Indonesia, The 18th Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT 2016), yang diadakan oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) bekerja sama dengan PT. Mediatama Binakreasi.

Kegiatan ini, dalam rangka mendukung upaya-upaya strategis pelaku handicraft dalam menyongsong Era pasar bebas ASEAN, INACRAFT ke-18 hadir dengan mengusung kekayaan warisan budaya salah satu daerah Indonesia di Bagian Barat, yakni Sumatera Barat dengan mengangkat tema: The Splendour of Minangkabau, ungkap Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno di Jakarta.

Lebih lanjut Ia menyampaikan, Kontribusi wilayah Sumatera terhadap nilai tambah sektor industri nonmigas nasional relatif cukup besar, yaitu mencapai 23,90 persen. Hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan produk industri handicraft dalam rangka peningkatan kualitas ekspor produk kerajinan Indonesia.

Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 membawa suatu peluang sekaligus tantangan bagi ekonomi Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara yang akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi tiap negara.

“Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara itu, dunia usaha Tanah Air, khususnya Sumatera Barat tentu harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, tak terkecuali sektor kerajinan (handicraft),” ujarnya.

Dia juga mengajak, Para perajin, produsen, pengusaha kerajinan, dan KUKM Indonesia diharapkan mampu mengantisipasi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN dalam memasarkan produk-produk kerajinan unggulan Indonesia.

“ kiranya perlu melakukan beberapa peningkatan dalam hal kualitas pelaku usaha, efisiensi produksi dan manajemen usaha, penciptaan iklim usaha yang kondusif, serta peningkatan daya serap pasar produk lokal, ujarnya.

 

Dari konsep acara keseluruhan, menjadikan budaya dan corak Minangkabau sebagai icon acara ini. Suasana Minangkabau akan terlihat sangat kental dalam dekorasi di seluruh area pameran mulai pintu masuk utama panggung hingga banner di langit-langit gedung. Pertunjukan seni dari 19 kabupaten/kota turut ditampilkan, termasuk Padang Pariaman, Agam, Payakumbuh, dan Limapuluh Kota.

Inacraft 2016 diikuti lebih dari 1.400 peserta perusahaan kerajinan baik produsen maupun eksportir dari 34 provinsi di Indonesia yang menempati 1.333 gerai.

Pada pameran kali ini jumlah peserta individu meningkat hingga 849 stan dan 359 stan dinas, BUMN 117 stan dan delapan stan peserta luar negeri, yaitu Singapura, Jepang, Pakistan, Nepal, India dan Syria.

Di samping itu, melalui pendaftaran secara online, terdata sebanyak 500 buyer mancanegara telah menyatakan akan datang dengan jumlah paling tinggi berasal dari Jepang, Australia, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Peserta dari Sumatera Barat yang ikut serta sebanyak 160, dengan rincian 130 handcraft dan 30 kuliner.

Barang kerajinan yang dipamerkan antara lain berbagai produk kerajinan dari tekstil seperti batik, tenunan, bordir, songket, ikat dan beragam aksesoris, kerajinan kayu seperti patung, furnitur berukir, mainan edukasi, barang-barang perhiasan dari emas, perak dan batu permata, terang Irwan.

 

(Humas Sbr/Alrifjon)