KUNJUNGAN EMMA YOHANNA KE BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

KUNJUNGAN EMMA YOHANNA KE BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Berita Utama ROMI ZULFI YANDRA, S.Kom(Dinas Kearsipan dan Perpustakaan) 12 April 2016 03:58:42 WIB


Anggota DPD-RI asal pemilihan Sumatera Barat (Sumbar) Hj. Emma Yohanna melakukan kunjungan kerja ke Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumbar (5/3/2016). Disambut hangat oleh Drs. Alwis, Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Sumbar dan  jajarannya didampingi oleh Dewan Perpustakaan Sumatera Barat di Gedung Perpustakaan Umum Sumatera Barat.

Dalam kesempatan tersebut Hj. Emma Yohanna menyampaikan DPD memiliki program di bidang perbukuan/perpustakaan. Di antaranya adalah hibah buku untuk perpustakaan public yang tersebar di kabupaten/kota melalui Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumbar.

“Buatlah program dan kegiatan yang berkaitan dengan literasi dan budaya, saya siap mendukung,” ungkap Hj. Emma Yohanna.

Ia mengatakan, kehadirannya selain untuk menjemput aspirasi masyarakat dan bersilaturrahmi dengan masyarakat, juga untuk mensosialisasikan empat pilar kebangsaan yang sangat penting untuk dipahami masyarakat. Ia menyebutkan sosialisasi dan dengar pendapat ini merupakan hal penting dilakukan untuk menyerap aspirasi masyarakat. Semua elemen harus terlibat dalam rangka membangun literasi dan minat baca masyarakat.

Drs. Alwis menyampaikan bahwa ada dilemma dualisme dalam perpustakaan sekolah. Pembinaan perpustakaan sekolah menjadi tanggaung jawab Badan Perpustakaan dan Kearsipan, tapi wewenang pengembangannya ada di bawah Dinas Pendidikan masing-masing kabupaten/kota. Sehingga pembinaan yang dilakukan Badan Perpustakaan dan Kearsipan tidak memberi perubahan pada perpustakaan sekolah.

“Kita sudah melakukan pembinaan perpustakaan sekolah, namun anggaran untuk pengembangan merupakan wewenang Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing. Kesadaran untuk membangun perpustakaan sekolah inilah yang harus juga didukung oleh Dinas Pendidikan,” ujar Drs. Alwis.

Pada kesempatan pertemuan ini, Dr. Pramono, M.Hum., anggota Dewan Perpustakaan Sumatera Barat menyampaikan bahwa selain persoalan tersebut di atas, persoalan mendasar lainnya adalah tentang literasi dini. Kita tidak memperkenalkan literasi agung dari kebudayaan kita, karena teks-teks literasi tersebut masih dalam aksara kuno dan bahasa lama. Sehingga sulit dipahami oleh generasi hari ini. Oleh karena itu perlu mereproduksi teks-teks klasik tersebut ke dalam bahasa yang mudah dipahami oleh generasi hari ini. “Ini pekerjaan besar yang harus dilakukan bersama-sama secara berjaringan. Baik oleh universitas, instansi pemerintah, maupun legislatif.” Lanjut Dr. Pramono, M.Hum.

Berkaitan dengan hal tersebut, Dr. Pramono, M.Hum. menyampaikan bahwa upaya pendaftaran Naskah Tuanku Imam Bonjol ke Unesco sebagai Memory of The World diperlukan dukungan dari pejabat tinggi negara, dalam hal ini Hj. Emma Yohanna beserta rekan-rekan di DPD RI. Hj. Emma Yohanna berkesempatan melihat Naskah Tuanku Imam Bonjol tersebut dengan keadaan sudah dikonservasi.