Workshop Penyusunan Visi Konservasi Sumatera 2020 pada 8 Landscape Prioritas

Workshop Penyusunan Visi Konservasi Sumatera 2020 pada 8 Landscape Prioritas

Berita Utama () 01 Maret 2016 22:21:18 WIB


Padang, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi penting dan sangat berperan dalam rangka penyelamatan ekosistem Pulau Sumatera karena lebih dari 55 % wilayah Sumatera Barat merupakan kawasan hutan dengan vegetasi hutan yang relatif baik dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Sumatera.

Selain itu, Sumatera Barat terdapat 2 Kawasan Taman Nasional yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Siberut dan 1 Taman Hutan Raya Bung Hatta serta beberapa lokasi kawasan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata Alam dan KSA/KPA dengan kondisi cukup bagus. Oleh karena itu, ekosistem hutan Provinsi Sumatera Barat akan menjadi ekosistem kunci dalam penyelamatan hutan tersisa di Pulau Sumatera.

Demikian sambutan Gubernur Sumatera Barat dibacakan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat Ir. Hendri Octavia MSi pada Acara Pembukaan Workshop Penyusunan Visi Konservasi Sumatera 2020 (Vision Map) pada 8 (delapan) Landscape Prioritas Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Sumatera Bagian Tengah – Selatan di Hotel Daima Padang (29/2/2016).

Menurut Gubernur, sebagian besar Nagari/Desa di Sumatera Barat berbatasan langsung dengan hutan sehingga secara tidak langsung penduduknya banyak bertani dan kehidupannya sangat bergantung dari hutan. Kenyataan di lapangan kadangkala ada dirasakan terjadi friksi dan benturan antara Pemerintah dan Masyarakat tentang hutan, terkait dengan Hak-Hak Tenurial Masyarakat, Tata Guna Lahan dan Tata Kelola Kehutananmaupun pemanfaatan hutan dan hasil hutan atau yang biasa kita sebut dengan Konflik Kehutanan.

Muara dari konflik ini juga berdampak buruk yakni terjadinya deforestasi dan degradasi hutan, lahan kritis dan bencana alam dll. Bencana alam yang kita rasakan kadang kala tidak sebanding dengan manfaat yang hanya dirasakan oleh beberapa orang tertentu saja.

Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah terus melakukan berbagai program dan kegiatan antara lain pemantapan kawasan hutan, pengamanan dan perlindungan hutan, percepatan rehabilitasi hutan dan pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan melalui program perhutanan sosial .

Perhutanan Sosial merupakan spirit keberpihakan melalui pemberian akses kelola lahan kawasan hutan dan pendampingan kepada masyarakat diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan.

Sumatera Barat merupakan salah satu Provinsi “pelopor” didalam implementasi spirit keberpihakan dan ekselerasi pengelolaan hutan berbasiskan masyarakat dengan bentukHutan Nagari,Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat,RimboLarangan dan bentuk-bentuk lainnya . Sebagai salah satu wujud implementasi perhutanan sosial tersebut, sejak 3 tahun lalu sudah mencanangkan target +500.000 kawasan hutan negara pengelolaannya dikembalikan kepada masyarakat Nagari.

Oleh karena itu, GUbernur berharap sudah selayaknya kita pada acara penyusunan Visi Konservasi Sumatera (Vision Map) pada 8 landscap prioritas kedepan selain membicarakan berbagai upaya aspek konservasi dan lingkungan tetapi juga membicarakan beberapa aspek-aspek lain yang mempengaruhinya seperti aspek sosial, ekonomi temasuk pelibatan dan peranan masyarakat disekitarnya.

Acara Workshop Penyusunan Visi Konservasi Sumatera 2020 (Vision Map) berlangsung selama dua hari dihadiri oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, DR Erna Witoelar dari Trofical Forest Conservation Actiaon (TFCA), Kadinas Kehutanan Provinsi/Kabupaten terkait, Pusat Studi Lingkungan Hidup Perguruan Tinggi, Pimpinan LSM.

Acara ini diprakasai oleh Trofical Forest Conservation Actiaon (TFCA) For Sumatera sebagai program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui pemberian hibah kepada Organisasi Lokal dan Perguruan Tinggi dalam rangka melestarikan hutan tropis dan keanekaragaman hayati Sumatera.

Sedangkan tujuannya dalam rangka sharing untuk mendapatkan kesesuaian visi pengelolaan hutan ke depan dengan berbagai pemangku kepentingan yang ada di Sumatera (yonefis).