Perkembangan Psikologi Anak

Perkembangan Psikologi Anak

Artikel Rs. HB Saanin Padang(Rs. HB Saanin Padang) 23 Desember 2015 09:30:38 WIB


Usia playgroup atau taman kanak-kanak merupakan masa awal pembentukan keadaan sosial anak. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, yaitu: kerjasama, kemurahan hati, persaingan dan hasrat akan penerimaan sosial, empati, simpati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, perilaku kelekatan dan perilaku meniru,.

Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi ada 4 tahap perkembangan psikosial anak, antara lain:

v  Trust vs Mistrust/ Kemampuan mempercayai lingkungan (dimulai sejak lahir-1 tahun)

Sikap dasar psikososial yang dipelajari oleh bayi, bahwa mereka dapat mempercayai lingkungannya. Timbulnya trust (percaya) dibantu oleh adanya pengalaman yang terus-menerus, berkesinambungan, adanya pengalaman yang ada kesamaannya dengan ‘trust’ dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi oleh orang tuanya. Apabila anak terpenuhi kebutuhan dasarnya dan apabila orang tuanya memberikan kasih sayang dengan tulus, anak akan berpendapat bahwa dunianya (lingkungannya) dapat dipercaya atau diandalkan. Sebaliknya apabila pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak memberikan/memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan, tidak konsisten atau sifatnya negatif, anak akan cemas dan mencurigai lingkungannya

v  Autonomy vs Shame and Doubt/ Kemampuan untuk mandiri (usia antara 2-3 tahun)

 

perkembangan anak usia dini

Segera setelah anak belajar ‘trust’ atau ‘mistrust’ terhadap orang tuanya, selanjutnya anak akan mencapai suatu derajat kemandirian tertentu. Sebaiknya sejak dalam rentang usia 1,5-3 tahun (toddler) diberi kesempatan dan didorong untuk melakukan yang diinginkan anak dan sesuai dengan tempo dan caranya sendiri, sedangkan orang tua cukup mengawasinya saja. dan sebagai guru yang bijaksana, maka anak pada fase ini akan mengembangkan kesadaran kemandiriannya. Tetapi apabila orang tua dan guru tidak sabar dan terlalu banyak melarang anak pada rentang usia 1,5-3 tahun, maka akan berdampak pada sikap ragu-ragu anak terhadap lingkungannya. Sebaiknya orang tua menghindari sikap membuat malu anak apabila anak melakukan tingkah laku yang tidak disetujui orang tua. Karena rasa malu biasanya akan menimbulkan perasaan ragu terhadap kemampuan diri sendiri.

 

v  Inisiative vs Guilt/ Kemampuan berinisiatif (usia antara 4-5 tahun)

 

Kemampuan untuk melakukan partisipasi dalam berbagai kegiatan fisik dan mampu mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Tetapi tidak semua keinginan anak akan disetujui orang tua dan gurunya. Pada masa ini rasa percaya dan kebebasan anak baru muncul, peran orang tua dan guru yaitu untuk mendukung inisiatif dan ide anak, jika yang terjadi justru sebaliknya maka akan timbul pada diri anak keinginan untuk menarik rencananya/ idenya, dan yang timbul adalah perasaan bersalah.

 

Apabila anak usia 4-5 tahun diberi kebebasan untuk menjelajahi dan bereksperimen dalam lingkungannya, dan apabila orang tua dan guru memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak, maka anak cenderung akan lebih banyak mempunyai inisiatif dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya apabila anak selalu dihalangi keinginannya, dan dianggap pertanyaan atau apa saja yang dilakukan tidak ada artinya, maka anak akan selalu merasa bersalah.

 

v  Industry vs Inferiorty/ Kemampuan memperoleh yang diingini (usia antara 6-11 tahun)

 

Pada masa ini, anak-anak akan mengalami masa dimana dia akan menghadapi perasaan gairah/ bersemangat dan di pihak lain mengatasi perasaan rendah diri. Dalam hubungan sosial yang lebih luas, anak-anak akan menyadari kebutuhan untuk mendapat tempat dalam kelompok seumurnya. Anak harus berjuang untuk mencapai hal tersebut. Bila dalam kenyataannya ia masih dianggap sebagai anak yang lebih kecil baik di mata orang tua maupun gurunya, maka akan berkembang perasaan rendah diri. Anak yang berkembang sebagai anak yang rendah diri, tidak akan pernah menyukai belajar atau melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual. Yang lebih parah, anak tidak akan percaya bahwa ia akan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.

 

Pada masa-masa perkembangan usia dini merupakan masa perkembangan karakter mental, kecerdasan dan fisk anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap (terutama) dari perilaku orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Itulah beberapa hal penting yang harus diketahui oleh orang tua mengenai psikologi anak usia dini.

sumber :http://mutiarabijaksana.com